Fiqh Haji

a. Haji menurut bahasa ;

Pengertian haji menurut bahasa berarti menyengaja untuk mengunjungi.

Haji menurut pengertian alim ulama’ :

Haji berarti: mengunjungi ka’bah untuk beribadat kepada Allah SWT. dengan rukun-rukun tertentu dan beberapa syarat tertentu, serta beberapa kewajibannya dan mengerjakannya pada waktu tertentu. Jadi haji itu adalah rukun Islam yang kelima yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan yang telah memenuhi syarat dan wajib haji.

b. Pengertian Umrah : Umrah maupun haji pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama yaitu menyengaja mengunjungi kabah (baitullah). untuk beribadat kepada Allah SWT. dengan rukun-rukun tertentu dan beberapa syarat tertentu serta beberapa kewajibannya. Sedang perbedaan antara haji dan umrah adalah:

- Haji dilaksanakan (dikerjakan ) pada bulah Dhulhijah saat wajib haji

- Umrah dikerjakan bisa pada waktu musim haji atau dilaksanakan

sebelum atau sesudah musim haji.

1. RUKUN, WAJIB, SUNAH SERTA HUKUM HAJI DAN UMRAH.

A. Rukun Haji Dan Umrah.

- Pengertian Rukun.

Pengertian rukun menurut bahasa adalah : tiang penyanggang, Unsur (bagian) elemen.

- Pengertian rukun menurut istilah : Unsur yang menunjang berdirinya sesuatu, karena tegaknya sesuatu itu dengan penunjangnya bukan karena berdirinya.

a. Rukun Haji.

Rukun Haji adalah yang apabila ditinggalkan batal hajinya.

1. Rukun haji menurut Madzhab Hanafi hanya dua, yaitu :

a. Wukuf di Arafah.

b. Empat kali putaran dalam thawaf ifadhah sedangkan tiga kali putaran lainnya sekedar wajib.

2. Rukun haji menurut Madzhab Maliki dan Hambali ada empat yaitu :

a. Ihram.

b. Thawaf Ifadhah.

c. Sa’i.

d. Wukuf di Arafah.

3. Rukun haji menurut Madzhab Syafi’i ada enam yaitu :

a. Ihram.

b. Thawaf Ifadhah.

c. Sa’i

d. Wukuf di Arafah.

e. Memotong dan mengguntuing rambut.

f. Tertib. Yang dimaksud disini adalah mendahulukan ihram dari semua amalan haji. Melaksanakan wukuf sebelum thawaf ifadhah dan menggunting rambut, Melaksanakan thawaf ifadhah sebelum sa’i kecuali yang telah melaksanakan sa’i pada thawaf qudum bagi yang telah melaksanakan haji ifrad dan qiran, maka usai thawab Ifadhah tidak perlu sa’i lagi.

b. Rukun Umrah.

1. Rukun Umrah menurut Madzhab Syafi’i ada lima :

a. Ihram.

b. Thawaf.

c. Sa’i.

d. Memotong/menggunting rambut.

e. Tertib.

2. Rukun Umrah menurut Madzhab Maliki dan Hambali ada tiga :

a. Ihram.

b. Thawaf.

c. Sa’i

3. Rukun Umrah menurut Madzhab Hanafi yaitu eampat putaran thawaf. Sedang yang tiga putaran yang lainnya adalah wajib.

B. Wajib haji Dan Umrah.

- Pengertian Wajib.

Pengertian Wajib menurut bahasa adalah: keharusan dan kepastian.

Pengertian wajib menurut istilah ; perbuatan yang apabila dikerjaan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa.

Wajib (haji/umrah) berbeda dengan rukun, Karena wajib haji dan umrah apabila ditinggalkan haji dan umrahnya tetap sah, tetapi tetap membayar dam.

a. Wajib Haji.

1. Wajib haji menurut Madzhab Hanafi ada lima :

a. Sa’i

b. Mabit (keberadaan) di Mudzlifah.

c. Melontar Jamrah.

d. Menggunting/memotong rambut.

e. Thawaf Wada’

2. Menurut Madzhab Maliki wajib haji ada lima :

a. Mabit (keberadaan) di Mudzalifah.

b. Mendahulukan melontar jamrah Aqabah dan menggunting rambut dan thawaf ifadhah pada hari Nahr ( 10 Dzulhijah ).

c. Mabit di Mina pada hari Tasyriq ( 11 s/d 13 Dzulhijah )

d. Melontar jamrah pada hari Tasyriq.

e. Menggunting/memotong rambut.

3. Menurut Madzhab Safi’i wajib haji ada lima :

a. Ihram dari miqat.

b. Mabit di Mudzalifah.

c. Melontar jamrah aqabah (10 Dzulhijah).

d. Mabit di Mina dan melontar jamrah pada hari-hari Tasyriq.

e. Menjahui larangan-larangan ihram.

4. Menurut Madzhab Hambali wajib haji ada tujuh :

a. Ihram dari miqat.

b. Wukuf di Arafah sampai mencapai malam hari.

c. Mabit di Mudzalifah.

d. Mabit di Mina.

e. Melontar Jamrah.

f. Memotong/menggunting rambut.

g. Thawaf Wada’

b. Wajib Umrah.

Wajib umrah ada dua, Yaitu ihram dari miqat dan menghindari larangan-larangan ihram. Menurut tiap-tiap madzhab pada dasarnya wajib umrah sama dengan wajib haji kecuali wukuf, mabit dan melontar jamrah, Karena hal ini hanya ada dalam haji.

C. Sunah Haji Dan Umrah.

- Pengertian Sunah :

Menurut bahasa sunah berarti : Jalan.

Menurut istilah sunah berarti amalan-amalan yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak dikenakan apa-apa.

a. Sunah Haji.

1. Ifrad yaitu mendahulukan urusan haji terlebih dahulu baru mengerjakan atas umrah.

2. Membaca talbiyah.

3. Thawab qudum yaitu thawaf yang dilakukan ketika permulaan datang di tanah Haram. Thawaf ini dikerjakan oleh seorang mengerjakan haji yang ketika di Mekkah sebelum wukuf di Arafah.

4. Shalat sunah ihram 2 raka’at sesudah selesai wukuf, lebih utama dikerjakan dibelakang makam nabi Ibrahim.

5. Bermalam di Mina pada tanggal 10 Dzulhijah.

6. Thawaf wada’ yakni thawaf yang dikerjakan setelah selesai ibadah haji untuk memberi selamat tinggal bagfi mereka yang keluar dari Mekah.

7. Berpakaian ihram yang serba putih.

8. Berhenti di Masjid Haram pada tanggal 10 Dzulhijah.

b. Sunah umrah

Sunah umrah pada dasarnya sama dengan sunah haji kecuali amalan ibadah yang berkaitan dengan haji yang tidak ada dalam umrah.

D. Hukum Haji Dan Umrah.

a. Hukum haji.

Haji adalah salah satu ibadah dalm Islam menjadi rukun Isalm ke lima hukumnya wajib sekali seumur hidup bagi setiap orang Islam yang memenuhi syarat seperti firman Allah Swt. :

¬!ur n?tã Ĩ$¨Z9$# kÏm ÏMøt7ø9$# Ç`tB tí$sÜtGó$# Ïmøs9Î) WxÎ6y 4

Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah (Q.S. Ali Imran ; 97)

b. Hukum Umrah.

Umrah menurut para imam madzhab hukumnya sebagai berikut :

1. - Imam Syafi’i dan Ahmad Ibnu Hambal mengatakan wajib sekali

seumur hidup sebagaimana wajibnya haji dengan dasr firman Allah Swt yang atinya sebagai berikut :

(#qJÏ?r&ur ¢kptø:$# not÷Kãèø9$#ur ¬! 4 4

Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah . ( Q.S. Al-Baqarah : 196 )

- Jawaban Rasulullah terhadap seseorang yang menanyakan tentang

orang tuanya yang berkewajiban haji akan tetapi tidak dapat melaksanakannya sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis yang artinya sebagai berikut :

Dari Abu Rozin, bahwasannya ia datang kepada Nabi Saw dan berkata : “Ya Rasulullah sesungguhnya ayahku sudah tua sekali, tidak mampu berhaji, tidak mampu berumrah dan tidak mampu bepergian”, Rasulullah bersabda hajikan untuk ayahmu dan umrahkan ( H.R. Abu Daud, Nasa’i, dan Tirmidzi).

2. Iman Abu Hanifah dan Maliki berpendapat sunah muakkad, berdasarkan hadis Rasulullah Saw yang artinya sebagai berikut :

Dari Jabir r.a. Sesungguhnya Nabi Saw. ditanya tentang umrah apakah wajib? Rasulullah menjawab : tidak, akan tetapi kalau engkau berumrah maka itu lebih baik (H.R. Ahmad dan Tirmidzi).

3. PERMULAAN HAJI DAN UMRAH.

A. Dalam melaksanaan haji dan umrah dapat dilaksanakan dengan 3 cara:

1. Tamattu’.

Tamattu’ adalah mengerjakan ‘Umrah terlebih dahulu hingga selesa, kemudian baru mengerjakan haji pada tanggal 8 Dzulhijah. Pertama-tama ia mengerjakan ihram sampai selesai untuk keperluan ‘umrah, kemudian ihram untuk keperluan ibadah haji yang sebenarnya. Cara inilah yang paling banyak dijalankan oleh sebagian besar jama’ah haji, tetapi wajib membayar dam (denda).

2. Qiran.

Qiran adalah mengerjakan haji dan ‘Umrah sekaligus.

Niatnya memgerjakan haji dan ‘Umrah, sedang caranya dengan mencukupkan amalan haji.

Amalan seperti ini disebut haji Qiran dan wajib membayar dam (denda) pula.

3. Ifrad.

Ifrad adalah mengerjakan amalan haji lebih dahulu. Orang yang cara ini, Jika masuk ke Tanah haram ( Mekah ) wajib ihram. Hingga tiba waktunya untuk mengerjakan haji ( pada tanggal 8 Dzulhijjah ). Cara yang demikian tidak dikenakan dam (denda).

B. Tata Laksana Haji Dan Umrah (urutan/awal dimulainya haji dan umrah).

1. Ihram.

a. Pengertian Ihram

Ihram menurut bahasa berarti: mengharamkan.

Sedang ihram menurut istilah adalah : niat masuk (mengerjakan) dalam ibadah haji dan umrah, dengan mengharamkan hal-hal yang dilarang selama berihram.

b. Dasar Hukum Ihram.

Hadis Rasulullah yang artinya:

- Dari Jabir Bin Abdillah r.a. berkata: Sesungguhnya Rasulullah Saw. Kemudian Dia mengeraskan suara dengan kalimat tauhid (talbiyah) dan orang-orangpun mengeraskan suara dengan kalimat tersebut dan Jabir berkata, kami tidak berniat kecuali niat haji ( niat ihram haji ), kami tidak tahu umrah sampai kami ke Baitullah bersama Beliau (H.R. Muslim)

- Dari Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah Saw bersabtu, tidak mengeraskan suara seseorang (dalam talbiyah) kecuali (atasnya) kegembiraan dan tidak takbir seseorang kecuali (atasnya) kegembiraan ditanyakan wahai Rasulullah apakah dengan surga? Nabi menjawab .”Ya”. (H.R. Thabrani)

- Rasulullah Saw. bersabda, Tidak mengeraskan suara seseorang (ihram dalam talbiyah)melainkan matahari tenggelam bersama dosanya. (H.R. Baihaqi)

2. Miqat.

a. Pengertian Miqat.

- Miqat menurut bahasa berarti : waktu berasal dari kata waqata.

- Menurut istilah haji dan umrah, miqat adalah batas waktu dan tempat untuk melaksanakan ibadah haji/umrah.

b. Miqat di bagi dua :

- Miqat Zamani.

- Miqat Makani.

c. Dasar Hukum Miqat.

- Miqat Zamani.

Firman Allah Swt. :

kptø:$# ֍ßgô©r& ×M»tBqè=÷è¨B 4 `yJsù uÚtsù ÆÎgŠÏù ¢kptø:$# Ÿxsù y]sùu Ÿwur šXqÝ¡èù Ÿwur tA#yÅ_ Îû Ædkysø9$# 3 ............. ÇÊÒÐÈ

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafas, berbuat fasik dan berbantah-bantahan didalam masa mengerjakan haji. (Q.S. Al-Baqarah, 197)

- Miqat Makani.

Hadis Rasulullah Saw. yang artinya :

Dari Ibnu Abbas r.a. berkata : “ Rasulullah Saw. menetapkan miqat bagi penduduk Madinah adalah Zulhulaifah dan bagi penduduk Syam adalah Juhfah dan bagi penduduk Najd adalah Qarnul Manazil dan bagi penduduk Yaman adalah Yalamlam”, Nabi bersabda : “ Itulah miqat bagi mereka dan bagi siapa saja yang datang disana yang bukan penduduknya yang ingin haji dan umrah, bagi yang lebih dekat dari itu (dalam garis miqat) maka dia (melaksanakan) ihram dari kampungnya, sehingga penduduk Makkah ihramnya dari Makkah”. (H.R. Mutafaqun ‘Alaih)

3. Talbiyah.

a. Pengertian Talbiyah.

- Talbiyah menurut bahasa artinya menyambut panggilan.

- Menurut istilah artinya ungkapan kalimat yang diucapkan dalam rangka memenuhi panggilan Allah dalam keadaan ihram haji/umrah sebagai dzikir kepada Allah Swt.

b. Dasar hukum Talbiyah.

- Hukum Talbiyah ada 2 pendapat :

1. Menurut Imam Malik dan Imam Abu Hanifah hukumnya wajib. Bagi yang meninggalkannya dikenakan dam (denda).

2. Menurut Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Ibnu Hambal hukumnya sunah.

c. Waktu Membaca Talbiyah.

- Talbiyah dimulai setelah niat ihram dari miqat.

- Talbiyah berakhir setelah tahallul bagi oarang yang ihram umrah.

Bagi yang berihram haji talbiyah berakhir apabila telah melaksanakan salah satu dari tiga amalan setelah wukuf yaitu melontar jumrah aqabah, thawaf ifadhah dan menggunting rambut.

4. Thawaf.

a. Pengertian Thawaf.

- Thawaf menurut bahasa artinya keliling.

- Menurut istilah : Mengelilingi Baitullah sebanyak tujuh kali putaran Ka’bah berada disebelah kiri, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula.

b. Dasar Hukum Thawaf.

- Firman Allah Swt.:

øŒÎ)u!$tRôÎgtãur #n<Î) zO¿Ïdºtö/Î) Ÿ@Ïè»yJóÎ)ur br& #tÎdgsÛ zÓÉLøt/ tûüÏÿͬ!$©Ü=Ï9 šúüÏÿÅ3»yèø9$#ur Æìž29$#ur ÏŠqàf¡9$# ÇÊËÎÈ

Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, ruku’ dan sujud. (Q.S. Al Baqarah : 125).

Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekelilling rumah yang tua itu. (Q.S. Al Hajj : 28).

c. Macam-macam Thawaf.

1. Thawaf Qudum.

2. Thawaf Ifadah.

3. Thawaf Wada’

5. Sa’i.

a. Pengertian Sa’i.

- Sa’i menurut bahasa artinya : berjalan, berusaha.

- Menurut istilah ialah berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah atau sebaliknya sebanyak tujuh kali yang dimulai dari bukit Safa ke Marwah, dengan syarat-syarat dan cara-cara tertentu.

b. Hukum Sa’i.

Hukum Sa’i menurut Imam Syafi’i, Maliki, dan Hambali, sa’i adalah salah satu rukun haji seedang menurut Imam Hanafi, sa’i adalah salah satu wajib haji.

6. Tahallul.

a. Pengertian Tahallul.

Menurut bahasa tahallul berarti menjadi boleh atau halal.

Menurut istilah: Tahallul berarti keadaan seseorang yang telah dihalalkan (dibolehkan) melakukan perbuatan yang sebelumnya dilarang selama berihram.

b. Tahallul ada 2 macam :

1. Tahallul Awal : ialah seseorang yang telah melakukan dua diantara tiga perbuatan yaitu melontar jumrah Aqabah, memotong rambut serta thwaf ifadhah dan sa’i.

Sesudah tahallul awal seseorang boleh berganti pakaian biasa dan memakai wangi-wangian dan boleh mengerjakan semua yang dilarang selama dalam berihram, Tetapi masih dilarang bersetubuh dengan suami/istri.

2. Tahallul Tsani : ialah keadaan seseorang yang telah melaksanakan tiga perbuatan : melontar jumrah aqabah, bercukur, thawaf ifadhah, sa’i. Sesudah tahallulu tsani seorang jamah boleh melakukan semua yang dilarang selama ihram termasuk bersetubuh.

7. Wukuf.

a. Pengertian Wukuf.

Menurut bahasa berasal dari kata waqaf yang artinya berhenti.

Menurut istilah: berhenti atau berada di Arafah dalam keadaan ihram pada waktu tertentu.

b. Hukum Wukuf di Arafah.

Wukuf di Arafah termasuk salah satu rukun haji yang harus dilaksanakan, karena tanpa wukuf tidak sah hajinya. Dalam hadis riwayat Ahmad, Ashabussunan, Ibnu Hambal dan Al Hakim Nabi bersabda yang artinya:

Haji itu Arafah, barang siapa mendapatkan (wukuf) di arafah, maka ia mendapatkan haji.

Haji itu di Arafah, barang siapa mendapatkan Arafah pada lailatu jam’in (malam 10 Dzulhijah) maka ia mendapatkan haji.

8. Mabit.

a. Pengertian Mabit.

Menurut bahasa mabit berarti: bermalam.

Menurut istilah mabit berarti bermalam atau berhenti sejenak pada suatu tempat pada malam 10 Dzulhijah atau pada malam-malam tasyriq untuk memenuhi ketentuan manasik haji.

b. Hukum Mabit.

1. Hukum mabit di Mudzalifah.

Beberapa hukum mabit di Mudzalifah :

Ø Menurut Imam Malik, Syafi’i dan Ahmad, mabit di Mudzalifah hukumnya wajib.

Ø Menurut sebagian sahabat dan tabi’in yaitu, Ibnu Abbas, dan Ibnu Zabir, Alqomah. Aswad, As-Sya’abi, An-Nakho’i dan Hasan Basri, bahwa mabit di Mudzalifah adalah termasuk rukun haji.

Ø Menurut abu Hanifah salah satu dari pendapat ulama madzhab Syafi’i bahwa mabit di Mudzalifah adalah sunat.

2. Hukum mabit di Mina.

Ø Menurut Imam Syafi’i, Malik, dan Imam Ahmad Ibnu Hambal mabit di Mina hukumnya wajib.

Ø Menurut pendapat Imam Abu Hanifah dan salah satu qoul Imam Syafi’i jadid bahwa mabit dimina hukumnya sunah.

Ø Bagi yang berhalangan karena udzur syar’i di perbolehkan tidak mabit di Mina. Sebagaimana di kemukakan Imam Nawawi dalam kitab Al Majmu jilid 8 halaman 274, bahwa orang yang meninggalkan mabit di Mina karena udzur maka tidak dikenakan dam.

9. Melontar Jumrah.

a. Pengertian Jumrah/Jamrah.

Menurut bahasa berarti kerikil.

Menurut istilah ialah kerikil yang dilontarkan para jama’ah haji dalam manasik haji di mina selama tiga hari.

b. Melontar jamrah dibagi tiga :

Jumrah Sughra ( Ula)

Jumrah Wustha.

Jumrah Aqabah.

c. Hukum Melontar Jumrah.

Menurut jumhur ulama hukum melontar jumrah terutama jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijah hukumnya wajib dan yang meninggalkannya wajib membayar dam.

4. BEBERAPA LARANGAN KETIKA IHRAM.

Larangan selama dalam ihram dibagi tiga kelompok :

a. Larangan yang membatalkan haji dan dikenakan dam yaitu :

Bersetubuh dengan suami/istri sebelum tahallul awal, termasuk didalamnya menggauli wanita/ lelaki atau hewan pada dubur atau farj, damnya adalah unta.

b. Larangan yang tidak membatalkan haji tetapi dikenakan dam atau fidyah, yaitu semua larangan ihram selain yang tersebut diatas, dikerjakan dengan sengaja atau sadar.

c. Larangan yang tidak membatalkan dan tidak dikenakan dam atau fidyah. Seperti mengumpat. Tetapi mengurangi nilai kemabruran haji/umrah.

Menurut para fuqaha pelanggaran terhadap larangan ihram, karena tidak sengaja (lupa, tidak tahu, dan tidak sadar) ada dua pendapat, yaitu :

a. Menurut Imam Malik, Laisi, Tsauri, dan Abu Hanifah., Kepadanya dikenakan fidyah karena merusak kehormatan ihram.

b. Menurut Imam Ahmad Ibnu Hambal dan sebagian ulama Syafi’iyah tidak dikenakan apa-apa dengan hujjah hadis Rasulullah Saw yang artinya :

Diampuni dari umatku perbuatan salah, kelalaiannya dan apa-apa yang dipaksakan atasnya. (H.R. Abu Ya’la dari Ibnu Umayah).

Adapaun hal-hal yang dilarang selama ihram :

a. Bagi pria

1. Memakai pakaian biasa.

2. Memakai sepatu yang menutupi mata kaki.

3. Menutupi kepala yang melekat seperti topi. Seperti payung kecuali kalau ada sakit dikepala yang harus ditutupi.

b. Bagi Wanita.

1. Berkaos tangan.

2. Menutup muka ( memakai cadar), apabila karena takut auratnya terlihat lelaki alin, dibolehkan.

c. Bagi pria dan wanita dilarang :

1. Memakai wangi-wangian kecuali yang sudah memakai sebelum ihram.

2. Memotong kuku dan mencukur atau mencabut rambut badan.

3. Memburu dan menganiaya binatang dengan cara apapun kecuali binatang yang membahayakan, boleh dibunuh.

4. Kawin, Mengawinkan atau meminang wanita untuk dinikahi.

5. Bercumbu atau bersetubuh.

6. Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor.

5.TAHALLUL DAN HIKMAH MELAKSANAKAN HAJI DAN UMRAH.

1. Tahallul.

a. Pengertian Tahallul.

Menurut bahasa tahallul berarti menjadi boleh atau halal.

Menurut istilah: Tahallul berarti keadaan seseorang yang telah dihalalkan (dibolehkan) melakukan perbuatan yang sebelumnya dilarang selama berihram.

b. Tahallul di bagi menjadi :

Ø Tahallul Awal : ialah seseorang yang telah melakukan dua diantara tiga perbuatan yaitu melontar jumrah Aqabah, memotong rambut serta thwaf ifadhah dan sa’i.

Sesudah tahallul awal seseorang boleh berganti pakaian biasa dan memakai wangi-wangian dan boleh mengerjakan semua yang dilarang selama dalam berihram, Tetapi masih dilarang bersetubuh dengan suami/istri.

Ø Tahallul Tsani : ialah keadaan seseorang yang telah melaksanakan tiga perbuatan : melontar jumrah aqabah, bercukur, thawaf ifadhah, sa’i. Sesudah tahallulu tsani seorang jamah boleh melakukan semua yang dilarang selama ihram termasuk bersetubuh.

2. Hikmah Melaksanakan Haji Dan Umrah.

Dari pelaksanaan haji dapat diambil hikmahnya :

1. Islam agama tauhid.

Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. adalah agama terakhir dan merupakan ni’mat Allah yang paling sempurna yang menjadi pedoman hidup manusia sepanjang masa.

Ibadah haji dalam syari’at Islam yang disampaikan Nabi Muhammad Saw. mengajarkan ajaran upacara-upacara peribadatan yang sangat jelas hubungannya dengan ajaran yang disampaikan Nabi Ibrahim a.s. Hal ini menyakinkan kepada umat Islam bahwa agama yang dianutnya bukan sama sekali baru. Tetapi merupakan agama kelanjutan dari agama yang pernah diajarkan oleh Nabi Ibrahim a.s. yang mengajarkan tauhid, meng-Esakan Allah.

Pesan tauhid tercermin dari bacaan talbiyah yang dikumandangkan jama’ah haji setelah mengenakan pakaian ihram dalam perjalanan menuju Masjidil Haram.

Berpakaian ihram bagi jamaah haji melahirkan sikap tawadhu’ merendahkan diri terhadap kemahabesaran Allah swt. Sekaligus melahirkan ikatan kesatuan sesama jama;ah haji sebagai makhluk ciptaan Nya dan wajib mengabdi kepadanya.

2. Ka.bah Lambang Tauhid.

Setibanya di Makkah, jamaah haji menuju ke Masjidil Haram untuk melalkukan thawaf, mengelilingi Ka’bah tujuh putaran.

Ka’bah adalah bangunan mulia yang terdiri tumpukan batu-batu berbentuk kubus, terletak di tengah-tengah Masjidil Haram. Ka’bah adalah lambang yang dijadikan Allah untuk pusat peribadatan yang bernilai ketaatan kepada-Nya.

Untuk melambangkan tauhid, beribadah yang satu tertuju hanya kepada Allah Swt. dan menanam rasa kesatuan dan persaudaraan kemanusiaan.

Disudut ka’bah terdapat Hajar Aswad tempat dimulainya thawaf dan juga berakhirnya thawaf dan juga dianjurkan untuk mencium Hajar Aswad sebagai cerminan kepatuhan kepada tuntunan Rasululllah Saw.

3. Sa’i Lambang Kasih Sayang Ibu.

Sa’i adalah lari kecil antara Shafa dan Marwah sebagai cerminan seorang ibu terhadap anaknya yang amna telah dicontohkan ibunda Siti Hajar ketika mencari air kehidupan untuk sang putra Isma’il a.s. Dari Sa’i itu dapat kita ambil hikmah begitu tingginya kasih sayang ibu kepada yang menjadi tauladan bagi kaum muslimin. Ajaran Al-Quran tentang kewajiban seorang anak untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, ayah dan ibu, lebih-lebih kepada Allah Swt. yang mana Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang mendekatkan diri kepada-Nya. Hal ini Allah abadikan didalam Al-Quran surat Al Lukman :

$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷ƒyÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ bÎ)ur š#yyg»y_ #n?tã br& šÍô±è@ Î1 $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïæ Ÿxsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB (. ...............ÇÊÎÈ

Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedu orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan payahyang melelahkan (setelah itu menyusuinya) yang baru disapih setelah dua tahun maka bersyukurlah (manusia) kepada-Ku dan kepada kedu orang tuamu ; hanya kepada-Ku sajalah tempat kembali. Jika kedua orang tuamu memaksamu untuk menyekutukan aku, hal yang tidak kau ketahui maka jangan kau ikuti ajakan kedua orang tuamu, temanilah mereka itu selama hidup di dunia dengan cara yang baik.(Q.S Lukman 14-15)

4. Arafah Tempat Pembebasan.

Wukuf di Padang Arafah bagi jamaah haji mempunyai arti ayng sangat penting karena di padang Arafah ini seluruh jamaah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul untuk menunaikan rukun haji yang mana akan menentukan sah tidaknya ibadah haji, sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw. yang artinya :

Haji adalah wukuf di Arafah ( H.R. Ahmad )

Di Padang Arafah jama’ah Haji berpakaian ihram yang sama sehingga melepaskan kebahagian dan kebanggaan keduniaan, menunjukan sikap rendah diri kepada Allah Swt. Bahwa manusia begitu kecil dan tak berdayanya tanpa kekuatan yang datang dari Allah Swt.

5. Melontar Jumrah Mengingatkan Tipu Daya Iblis.

Melontar jumrah mengingatkan kepada kita bagaimana teguhnya keimanan Nabi Ibrahim a.s. kepada Allak Swt. saat beliau akan menyembelih Ismai’l. Sebelum sampai ketempat tujuan Ibrahim a.s. digoda oleh Iblis laknatullah sehingga Nabi Ibrahim a.s. melempar Iblis dengan batu.

Melontar jumrah juga mengingatkan jamaah haji bahwa Iblis selalu menghalangi manusia untuk iman kepada Allah Swt. Sehingga dengan melempar jumrah berulang kali bahwa Iblis tidak akan berhenti selalu mengoda kepada manusia hingga hari qiyamat nanti. Dengan berkurban yang telah diajarkan oleh Nabi Ibrahim a.s. memberikan makna bahwa manusia terdiri dari hawa nafsu sehingga dengan berkurban akan membendung dan menghilangkan sifat keserakahan dan kebahimiyahan. Serta menumbuhkan sifat berderma dan kasih sayang terhadap orang miskin.

6. PERBEDAAN HAJI DAN UMRAH

Perbedaan haji dan umrah adalah :

Haji dilakasanakan pada musim haji yaitu pada bulan Dzulhijah kususnya pada wukuf di Arafah. Sedang umrah tiada wukuf.

Umrah dapat dilaksanakan saat musim haji maupun dibulan-bulan lain.

Haji hukumnya wajib sedangkan umrah hukumnya sunah.

Posting Komentar untuk "Fiqh Haji"