A. Latar Belakang
Standar Kompetensi Lulusan SMA yang telah diatur
dalam Permendikbud No.20 tahun 2016 Kurikulum 2013, akan dapat tercapai melalui
beberapa unsur yang berperan dalam konsep kurikulum itu sendiri. Ada dua
dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran.[1]
Bahan ajar yang berkualitas sangat diperlukan untuk
capaian hasil pembelajaran yang baik, namun pemanfaatanbahan ajar oleh Guru
dalam proses pembelajaran juga harus sangat diperhatikan. Pemanfaatanbahan ajar
oleh Guru dalam kegiatan belajar mengajar, menentukan ketercapaian Standar
Kompetensi Lulusan Siswa SMA yang diharapkan seperti dalam Permendikbud No. 20
Tahun 2016 dalam dimensi sikap. Perilaku keagamaan termasuk salah satu
indikator keberhasilan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, dan bahan ajar adalah
salah satu unsur dalam kurikulum untuk mengantar anak didik menuju kompetensi
yang diharapkan.
Sebagaimana
tujuannya, Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu
berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun
peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban
bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam
menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan
masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Untuk itu, analisis terhadap Standar
Kompetensi, Kompetensi
Dasar,
dan Kompetensi Inti
khususnya dalam mata pelajaran Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam
menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih sempurna.
Dalam proses pembelajaran, seorang guru dituntut benar-benar memahami mata
pelajaran yang diajarkannya. Hal ini tidak sebatas mengajar semata, namun
betul-betul mamahami materi ajar untuk disesuaikan dengan tuntutan pembelajaran.
Analisis
SKL, KI dan KD merupakan pondasi awal dalam perencanaan pembelajaran, tentu
memiliki maksud dan tujuan agar proses pembelajaran dan keberhasilan
pembelajaran sesuai dengan skema
besarnya yakni, standar kompetensi lulusan, sekaligus sebagai permulaan
dalam membentuk image lulusan PAI.
Siswa SMA yang memiliki rentan usia 15-18 tahun bisa
dikatakan merupakan masa peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa atau lebih sering kita kena; dengan istilah masa remaja. Masa Remaja merupakan
suatu tahap transisi menuju ke status yang lebih tinggi yaitu status sebagai
orang dewasa. Berdasarkan teori perkembangan, masa remaja adalah masa saat
terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam
aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian[2].
Dari uaraian di atas, tujuan akhir dari sebuah
pembelajaran tentu tidak sebatas pada perolehan nilai dari hasil evaluasi saja.
Namun pembentukan karakter yang baik bagi setiap peserta didik merupakan hal
sangat penting. maka nalisis terhadap SKL, KI dan KD PAI ditingkat SMA sangat penting dilakukan
bagi setiap pengajar.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang
di
atas, maka
rumusan masalah dalam makalah
ini adalah
:
- Bagaimana analisis Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Kompetensi Inti Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam?
- Bagaimana analisis Bahan Ajar Materi Pada Buku PAI SMA/MA ?
- Bagaimana analisis Metode Pembelajaran PAI SMA/MA?
- Bagaimana analisis Evaluasi Pembelajaran PAI SMA/MA?
C.
Tujuan Pembahasan
Adapun
tujuan
pembahasan
makalah
ini adalah
:
1. Untuk mengetahui analisis Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Kompetensi Inti Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
2. Untuk
mengetahui analisis Bahan Ajar Materi Pada Buku PAI SMA/MA.
3. Untuk
mengetahui analisis Metode Pembelajaran PAI SMA/MA
4. Untuk
mengetahui analisis Evaluasi Pembelajaran PAI SMA/MA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Analisis Standar
Kompetensi, Kompetensi
Dasar,
dan Kompetensi Inti Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam SMA/MA
Standar
Kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada
jenjang pendidikan tertentu pula. Menurut Abdul Majid Standar kompetensi
merupakan kerangka yang menjelaskan dasar pengembangan program pembelajaran
yang terstruktur.[3]
Pada setiap mata pelajaran, standar kompetensi sudah ditentukan oleh para
pengembang kurikulum, yang dapat kita lihat dari standar isi. Jika sekolah
memandang perlu mengembangkan mata pelajaran tertentu misalnya pengembangan
kurikulum muatan local, maka perlu dirumuskan standar kompetensinya sesuai
dengan nama mata pelajaran dalam muatan lokal tersebut.
Indikator
merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang
dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi.
Menurut
Depag indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih spesifik.
Sedangkan menurut E Mulyasa indikator merupakan penjabaran dari kompetensi
dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau
ditampilkan oleh peserta didik.[4]
Indicator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan
potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja
operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai
dasar dalam penyusunan alat penilaian.
Indikator
pembelajaran juga merupakan karakteristik, cirri-ciri, tanda-tanda perbuatan
atau respon yang dilakuakan oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa telah
memiliki kompetensi dasar tertentu. Jadi indikator adalah merupakan kompetensi
dasar secara spesifisik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil
pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa
terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu.
Kompetensi Inti merupakan terjemahan
atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang
telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang
antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai
unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur
pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal
dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi
Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas
atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip
belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang
dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten
Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari
mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga
terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi
inti adalah kualitas yang harusdimiliki peserta didik yang diperoleh melalui
pembelajaran yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran aktif. Kompetensi
inti merupakan istilah yang dipakai dalam Kurikulum 2013 yang kedudukannya sama
dengan Standar Kompetensi yang digunakan pada Ku-rikulum terdahulu yakni KTSP.
Kompetensi
inti menjadikan kompetensi-kompetensi yang harus dihasil-kan menjadi saling
berkaitan. Satu sama lain menjalin hubungan guna mencapai hasil yang
diinginkan. Kompetensi inti merupakan istilah yang digunakan dalam Kurikulum
2013 yang merupakan perubahan dari Standar Kompetensi sebagai istilah yang
dipakai dalam KTSP.
Majid
mengatakan bahwa, kompetensi inti merupakan
kerangka yang menjadi gambaran dan penjelasan dasar pengembangan program
pembelajaran yang terstruktur. Gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari setiap peserta didik.[5] Maka
dalam penentuannya hendak dilakukan dengan cermat dan hati-hati karena setiap
sekolah mengembangkan kompetensinya sendiri tanpa memperhatikan standar
nasional.
Berikut ini Kompetensi Inti Dan Kompetensi
Dasar
Pendidikan
Agama Islam
pada tingkat Sekolah Menengah Atas (MA) dan Madrasah Aliayah (MA) :
Kelas sepuluh (X)
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
|
1.1
Membaca Al Quran dengan tartil dalam kehidupan
sehari-hari.
1.2
Beriman kepada Malaikat-malaikat Allah
SWT
1.3
Berpegang teguh kepada al-
sebagai sumber hukum Islam
1.4
Meyakini kebenaran hukum Islam
1.5
Berpakaian secara Islami dalam kehidupan
sehari-hari
|
2.
Mengembangkan perilaku
(jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta
damai, responsif
dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
|
2.1
Memiliki perilaku kontrol diri (mujahadah an
nafs), prasangka baik (husnuzhon), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai
implementasi dari pemahaman QS. Al Anfal (8): 72); QS. Al
Hujurat (49):12; dan QS Al Hujurat (49):10 serta Hadits yang terkait.
2.2
Memiliki perilaku menghindarkan diri dari
pergaulan bebas dan perbuatan zina sebagai implementasi dari
(24):2, serta Hadits
yang terkait
2.3 Memiliki sikap
keluhuran budi,
kokoh pendirian, pemberi rasa
aman, tawakkal
dan perilaku
adil
sebagai implementasi dari pemahaman Asmaul husna
al-kariim, al- -wakiil, al-matiin, al-al-adl, dan al-akhiir
2.4 Memiliki sikap
tangguh dan semangat menegakkan
kebenaran sebagai implementasi
dari pemahaman strategi dakwah nabi
di Makkah
2.5 Memiliki sikap semangat ukhuwah sebagai
implementasi dari pemahaman strategi dakwah Nabi
di Madinah
|
3.
Memahami
dan menerapkan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
|
3.1 Memahami QS. Al Anfal (8): 72);
QS. Al Hujurat
(49):12; dan QS Al Hujurat (49):10, dan
Hadits tentang kontrol
diri (mujahadah an nafs), prasangka baik
(husnuzhon), dan persaudaraan (ukhuwah)
3.2 Memahami QS. Al
(24): 2, serta Hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
3.3 Memahami Asmaul Husna: al-kariim, al- - wakiil, al-matiin, al- -adl, dan al-akhiir
3.4 Memahami
makna
beriman kepada
Malaikat-
malaikat Allah SWT
3.5 Memahami manfaat dan
hikmah kontrol diri (mujahadah an nafs), prasangka baik
(husnuzhon), dan persaudaraan (ukhuwah) dalam kehidupan
3.6 Memahami
Al-Quran, Al-Hadist dan ijtihat sebagai sumber hukum Islam
3.7 Memahami pengelolaan wakaf
3.8 Memahami substansi dan
strategi dakwah Rasullullah
SAW
|
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
|
4.1 Membaca QS.
Al
Anfal (8): 72); QS. Al Hujurat 32, dan QS. An Nur (24): 2 sesuai dengan kaedah tajwid dan makhrojul huruf.
4.2 Menunjukkan hafalan QS. Al
Anfal (8): 72); QS. Al
Hujurat (49):12; QS Al Hujurat (49):10,
(17): 32, dan QS. An Nur (24): 2, dengan lancar.
4.3 Mencontohkan perilaku keluhuran budi, kokoh
pendirian, pemberi rasa aman, tawakkal dan perilaku
adil sebagai implementasi dari pemahaman
Asmaul husna al-kariim, al-mu’min-wakiil, al-matiin, al-adl,
dan al-akhiir
4.4 Mencontohkan perilaku
yang
mencerminkan kesadaran beriman
kepada Malaikat-malaikat Allah
SWT
4.5 Mendeskripsikan substansi
dan strategi dakwah Rasullullah SAW
|
Kelas Sebelas (XI)
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
|
1.1
Membaca Al-Quran
dengan tartil
dalam kehidupan sehari-hari.
1.2
Beriman kepada Kitab-kitab Allah
SWT
1.3
Beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
1.4
Berperilaku taat kepada aturan
1.5
Melaksanakan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan hukum Islam
1.6
Melaksanakan khutbah, tabligh dan dakwah dalam masyarakat
|
2.
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif)
dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
|
2.1 Memiliki perilaku berkompetisi dalam
kebaikan, dan bekerja keras sebagai implementasi dari
pemahaman QS. An Nisa (4):
59; QS. Al Maidah (5):
48; dan QS. At
Taubah (9): 105 serta Hadits
yang terkait
2.2 Berperilaku toleran, rukun dan menghidarkan diri dari
tindak kekerasan
sebagai implementasi dari pemahaman QS Yunus (10): 40-41
dan QS. Al Maidah
(5): 32, serta Hadits
yang terkait
2.3 Memiliki perilaku cinta
ilmu dan kerja keras sebagai implementasi dari masa kejayaan Islam
2.4 Memiliki perilaku
kreatif , inovatif, dan produktif sebagai implementasi dari sejarah
peradaban Islam di
era modern
|
3.
Mengembangkan perilaku(jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif)
dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
|
3.1
Memahami
QS. An Nisa (4): 59;
QS. Al Maidah
(5):48; dan QS. At Taubah (9): 105, serta
Hadits tentang taat, kompetisi dalam kebaikan,
dan etos kerja.
3.2
Memahami
QS. Yunus (10): 40-41 dan
QS. Al Maidah (5): 32, serta Hadits tentang toleransi dan
menghindarkan diri dari tindak kekerasan.
3.3
Memahami makna iman
kepada Kitab-kitab Allah
SWT
3.4
Memahami makna iman
kepada Rasul-rasul Allah SWT
3.5
Memahami makna taat kepada aturan, kompetisi
dalam kebaikan, dan bekerja keras
3.6
Memahami makna toleransi dan kerukunan
3.7
Memahami
bahaya dan madharat perilaku tindak
kekerasan dalam kehidupan
3.8
Memahami
prinsip-prinsip dan praktik
ekonomi dalam Islam
3.9
Memahami
pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah
3.10
Memahami
perkembangan peradaban Islam pada
masa kejayaan
3.11
Memahami
perkembangan Islam
pada masa modern
(1800- sekarang)
|
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
|
4.1
Membaca QS. An Nisa
(4): 59; QS. Al Maidah (5): 48;
QS. At Taubah (9): 105 dan QS. Yunus
(10): 40-41 dan QS. Al Maidah (5):
32 sesuai dengan kaedah tajwid dan makhrojul huruf
4.2
Menunjukkan hafalan, QS. An Nisa (4): 59;
QS. Al Maidah (5): 48; QS. At Taubah (9): 105 dan QS.
Yunus (10): 40-41 dan QS. Al Maidah
(5): 32 dengan lancer
4.3
Mencontohkan perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Kitab-kitab Suci yang diturunkan
kepada Rasul-rasul Allah SWT
4.4
Mencontohkan perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
4.5
Memperagakan
tatacara penyelenggaraan jenazah
4.6
Mempraktikkan khotbah, tabligh dan
dakwah
4.7
Mempresentasikan praktik-praktik ekonomi Islam
|
Kelas Dua Belas (XII)
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1.
Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
|
1.1 Membaca Al Quran dengan tartil dalam
kehidupann sehari-hari.
1.2 Beriman kepada hari akhir
1.3 Beriman kepada qada dan qadar
1.4 Melakukan pernikahan
berdasarkan hukum
Islam
1.5
Melakukan
pembagian waris berdasarkan hokum
Islam
|
2.
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan
diri sebagai agen transformasi
masyarakat dalam
membangun peradaban bangsa dan dunia
|
2.1 Memiliki perilaku berpikir kritis
dan bersikap demokratis sebagai implementasi dari
pemahaman QS.
Ali Imran (3): 190-191 dan QS. Ali Imran (3): 159,
serta Hadits terkait.
2.2 Memiliki perilaku saling menasihati dan berbuat baik
(ihsan) sebagai implementasi
dari pemahaman QS. Luqman
(31): 13-14
dan QS. Al Baqarah (2):
83, serta Hadits terkait.
2.3 Memiliki sikap mawas diri dan
taat beribadah sebagai cerminan dari kesadaran beriman kepada hari akhir
2.4 Memiliki perilaku rajin
berikhtiar dan tawakkal sebagasi cerminan dari kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT
2.5 Memiliki perilaku semangat juang dan teladan sebagai implementasi dari
pemahaman perkembangan Islam di
Indonesia.
2.6 Memiliki perilaku universal, rasional, kritis, dan demokratis sebagai implementasi dari
pemahaman perkembangan
Islam di dunia.
|
3.
Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
|
3.1 Memahami QS. Ali Imran (3): 190-191, dan
QS. Ali Imran (3): 159, serta Hadits tentang berpikir kritis dan
bersikap demokratis,
3.2 Memahami QS.
Luqman (31):
13-14 dan QS. Al Baqarah (2):
83, serta Hadits tentang saling menasihati
dan berbuat baik (ihsan).
3.3 Memahami makna
iman kepada
hari akhir.
3.4 Memahami makna
iman kepada
qada dan qadar.
3.5 Memahami ketentuan
perkawinan
dalam Islam
3.6 Memahami hak
dan kedudukan wanita
dalam keluarga berdasarkan hukum
Islam
3.7 Memahami
ketentuan waris dalam
Islam
3.8 Memahami hikmah dan manfaat saling menasihati
dan berbuat baik (ihsan) dalam kehidupan.
|
4.
Mengolah, menalar, menyaji,
dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
|
4.1 Membaca QS. Ali Imran (3): 190-191 dan QS. Ali
Imran (3): 159,
QS. Luqman (31):
13-14 dan QS. Al
Baqarah (2):
83 sesuai dengan kaedah tajwid
dan makhrojul huruf.
4.2 Menunjukkan hafalan QS. Ali Imran (3): 190-191 dan
QS. Ali Imran (3): 159 QS. Luqman (31): 13-14 dan QS.
Al Baqarah (2): 83
4.3 Mencontohkan perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada hari akhir
4.4 Mencontohkan perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar Allah
SWT
4.5 Mempraktikkan pelaksanaan
pembagian waris dalam Islam
4.6 Memperagakan tata
cara pernikahan dalam Islam
4.7 Mengamati pelaksanaan
pernikahan di lingkungan
masyarakat Islam.
|
B.
Analisis Bahan Ajar Materi Pada Buku PAI SMA/MA
Bahan ajar
menurutpannen adalah bahan-bahan atau meteri pelajaran yang disusun secara
sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.[6] Muhaimin
dalam modul “Wawasan Pengembangan Bahan Ajar” mengungkapkan bahwa bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam websiteDikmenjur dikemukakan
pengertian bahan ajar sebagai seperangkat meteri atau subtansi pelajaran
(teaching material) yang disusun secara sistematis menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.[7]
1. Analisis bahan ajar
materi pada buku PAI kelas sepuluh (X)
Buku mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dikeluarkan oleh kemendikbud berisi dua belas bab. Bab 1 dengan
tema “Aku selalu dekat dengan Allah Swt”, berisi materi tentang mengimani Allah
Swt melalui al-Asma’ul al-Husnā.
Bab 2 dengan tema “Berbusana muslim
dan muslimah merupakan cermin kepribadian dan keindahan diri”, brisikan materi
tentang berpaikaian sesuai dengaan ketentuan syariat Islam dalam kehidupan
sehari-hari. Bab 3 dengan tema mempertahankan kejujuran sebagai cermin
kepribadian dengan materi tentang kejujuran yang terdapat dalam al-Qur’an dan
Hadis. Bab 4 dengan tema al-Qur’an dan Hadis adalah pedoman hidupku berisi
materi tentang al-Qur’an, Hadis dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam.
Bab 5 dengan tema meneladani
perjuangan Rosulullah saw di Mekah, dengan materi tentang substnsi dakwah
Rosulullah di Mekah dan Madinah. Bab 6 dengan tema meniti hidup dengan
kemuliaan berisi tentang analisis surah al-Anfāl, al-Hujurāt dan hadis-hadis
terkait dengan hidup mulia dengan mengendalikan diri, berprasangka baik dan
persaudaraan. Bab 7 berisikan tema Malaikat selalu bersamaku dengan materi
tentang, memahami makna beriman kepada malaikat, nama-nama malaikat dan
tugasnya dan perilaku yang mencerminkan iman kepada malaikat.
Bab 8 dengan tema sayang, patuh dan
hormat kepada orang tua dan guru berisikan materi memahami esensi sayang, patuh
dan hormat kepada orng tua dan guru, menunjukkn dalil pentingnya sikap sayang,
patuh dan hormat kepada orang tua dan guru, menunjukkn sikap sayang, patuh dan
hormat kepada orang tua dan guru. Bab 9 dengan tema mengelola wakaf dengan
penuh amanah, berisikan materi tentang, memahami ketentuan wakaf, menganalisis
dalil-dalil tentang wakaf dan menunjukkan sikap gemar berwakaf.
Bab 10 dengan tema meneladani
perjuangan dakwah Rosulullah saw di Madinah, berisi materi tentang, memahami
makna dakwah Rosulullah saw di Madinah, menganalisis faktor-faktor keberhasilan
dakwah di Madinah dan menunjukkan sikah ukhuwwah atau persaudaraan dalam
kehidupan. Bab 11 dengan tema nikmatnya mencari ilmu dan indahnya berbagi
pengetahuan. Bab 12 dengan tema menjaga martabat manusia dengan menjauhi
perbuatan zina berisi materi tentang mempertahankan kejujuran sebagai cermin
kepribadian dan menganalisis dalil-dalil terkait.
2. Analisis bahan ajar
materi pada buku PAI kelas sebelas (XI)
Bahan ajar yang terdapat dalam buku mata pelajaran
PAI kelas Xi ini memuat, kompetensi dasar yakni, Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya,
Mengembangkan perilaku
(jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Mengembangkan perilaku
(jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
3. Analisis bahan ajar
materi pada buku PAI kelas dua belas (XII)
Komponen-komponen yang terdapat
dalam buku atau bahan ajar PAI kelas XII yakni, mengamati gambar, membuka
relung kalbu, mengkritisi sekitar kita, memperkaya khazanah, tadarrus alquran,
aktivitas siswa, menerapkan perilaku mulia, tugas kelompok, rangkuman, dan
evaluasi. Semua komponentersebut disusun ke dalam empat bagian atau judul besar
yaitu membuka relung kalbu, mengkritisi sekitar kita, memperkaya khazanah, dan
menerapkan perilaku mulia.
Masing-masing bab memuat keempat
bagian tersebut. Buku ini terdiri dari sebelas bab yaitu;semangatberibadah
dengan meyakini hari akhir, meyakini qada’ dan qadar melahirkan semangat
bekerja,menghidupkan nurani dengan berpikir kritis, bersatu dalam keragaman dan
demokrasi, menyembah allah swt. sebagai ungkapan rasa syukur, meraih kasih
allah Swt. dengan ihsan, indahnya membangun mahligai rumah tangga, meraih
berkah dengan mawaris, rahmat Islambagi nusantara, rahmat Islam bagi alam
semesta, dan memaksimalkan potensi diri untuk menjadi yang terbaik.
Sesuai amanat kurikulum 2013, buku
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini dirancang untuk mengembangkan
kompetensi yang utuh antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran
dalam buku ini dibagi dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang harus dilakukan
peserta didik dalam usaha memahami pengetahuan agamanya. Akan tetapi, tidak
berhenti dengan pengetahuan agama sebagai hasil akhir. Pemahaman tersebut harus
diaktualisasikan dalam tindakan nyata dan sikap keseharian yang sesuai dengan
tuntutan agamanya, baik dalam bentuk ibadah ritual yang berhubungan dengan
pencipta maupun ibadah yang mengatur hubungan antara sesama dalam sosial
kemasyarakatan.[8]
Buku ini menjabarkan usaha minimal
yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, peserta didik
diajak berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang
luas disekitarnya.
C.
Analisis Metode Pembelajaran PAI SMA/MA
Sebagaimana kita ketahui bahwa sumber utama pendidikan Islam adalah kitab
suci
Al-Qur’an
dan
sunnah
Rasulullah SAW. Serta
pendapat
para
sahabat dan ulama atau ilmuan muslim sebagai tambahan. Pendidikan Islam sebagai
sebauah disiplim ilmu
harus membuka mata bahwa keadaan
pendidikan yang
terjadi
saat ini
jauh
dari apa yang
kita
harapkan.
Kita
mengaharapkan bahwa pendidikan
Islam memberikan
kontribusi
terhadap pendidikan yang
terdapat di Indonesia, namun hal tersebut belum terealisaikan
dengan maksimal.[9]
Agama
memiliki peran yang
amat penting dalam
kehidupan umat manusia.
Agama menjadi
pemandu dalam upaya
mewujudkan
suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa
pentingnya peran agama bagi kehidupan
umat manusia maka internalisasi
nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang
ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah
maupun
masyarakat.
Pendidikan Agama
dimaksudkan
untuk peningkatan potensi
spiritual dan
membentuk peserta
didik
agar menjadi manusia
yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Peningkatan
potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia
yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan.
Analisis dari pembelajaran PAI akan memudahkan bagiamana kita mengetahui Pendidikan Islam secara utuh yang
ada Madrasah maupun sekolah umum. Ada beberapa aspek
yang perlu
kita analisis anatara lain :[10]
1. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
2. Aspek-Aspek
Pembelajaran PAI
3. Prinsip Pembelajaran PAI
4. 16
Kriteria Pembelajaran yang Digunakan
5.
Pendekatan
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa
agama diajarkan
kepada
manusia dengan
visi untuk mewujudkan manusia
yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak
mulia, serta bertujuan untuk
menghasilkan
manusia
yang jujur, adil, berbudi pekerti,
etis,
saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Merupakan tujuan daripada aspek-aspek pembelajaran PAI yang diharapkan
dari
berbagai mata pelajaran yang ada di PAI
Seringkali
sebuah prinsip
hanya dijadikan sebagai
sebuah
formalitas
saja.
Prinsip
tidak dijadikan sebagai dasar atau pondasi bagai
pencapaian sebuah tujuan. Padahal dalam pencapaian tujuan yang
digarapkan dalam pendidikan Islam,
keberadaan
prinsip-prinsip
sangatlah penting dan urgent.
Di dalam pendekatan ada yang namanya metode yang
mana
pentingnya
metode dalam pembelajaran. Karena dalam melakukan kegiatan belajar mengajar
seorang guru
menjalankan
metode
pembelajaran yang
beraneka ragam
akan
membuat sarana
kelas menjadi baik dan
kelangsungan pembelajaran menjadi nyaman. Khususnya dalam pendidikan Islam.
Bahan pelajaran agama tidak diragukan lagi mengandung nilai-nilai bagi
pembentukan pribadi muslim tetapi kalau diberikan dengan cara yang kurang
wajar misalnya anak
disuruh
menghafal secara mekanis
apa
yang disampaikan oleh guru atau yang terdapat di dalam buku-buku pelajaran, tidak mustahil akan timbul pada diri anak, murid merasa tidak senang dengan guru
agamanya.
Oleh karena itu, diperlukan metode yang tepat untuk setiap jenis bahan
memerlukan jenis belajar sendiri. Pada umumnya dikenal jenis bahan dan jenis
belajar yang sesuai dengannya.
Metode dalam pendidikan islam (Umum
dan
Agama Islam) mempunyai peranan penting
dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang
diciptakan bersama. Karena itu metode
menjadi sebuah sarana yang bermakna dalam menyajikan pelajaran, sehingga dapat membantu siswa memahami bahan-bahan pelajaran
untuk mereka. Tanpa
metode
suatu
materi pelajaran tidak
akan dapat memproses secara efisien dan efektik dalam pendidikan.
D.
Analisis
Evaluasi Pembelajaran
PAI SMA/MA
1. Ruang
lingkup evaluasi dalam pembelajaran disekolah menurut Wayang Nurkancana dan
P.P.N Sumartana meliputi :[11]
a. Evaluai
Hasil Belajar
b. Evaluasi
Intelegensi
c. Evaluasi
Bakat Khusus
d. Evaluasi
Minat
e. Evaluasi
Hubungan Sosial
f. Evaluasi
Sikap
g. Evaluasi
Keperibadian
2. Bentuk
Penilaian Evaluasi, menurut Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam (2003:
12) bahwa seperangkat bentuk penilaian yang dapat digunakan antara lain adalah
:
a. Kuis
Kuis digunakan untuk menanyakan hal-hal yang perinsip dari pelajaran yang lalu
secara singkat, bentukny berupa isian singkat dan dilakukan sebelum pelajaran
dimulai. Hal ini dilaksanakan agar peserta didik mempunyai pemahaman yang cukup
mengenai pelajaran yang dierima sekaligus untuk membangun antara pelajaran yang
lalu dengan yang akan dipelajari.
b. Pertanyaan
lisan dikelas Digunakan untuk mengungkap penguasaan peserta didik tentang
pemahaman mengenai fakta, konsep, perinsip dan prosedur yang berkaitan dengan
disiplin ilmu yang dipelajari Dengan ini diharapkan peserta didik mempunyai
landasan yang kuat untuk mempelajari materi berikutnya.
c. Ulangan
Harian dilakukan secra periodic pada akhir pengembangan kompetensim untuk
mengungkap penguasaan kognitif peserta didik
d. Tugas
Individu Tugas ini dilaksanakan dengan periodic yang harus dilakukan oleh
setiap peserta didik. Tugas individu berupa tugas yang harus dikerjakan di
kelaas atau tugas dirumah.
e. Tugas
Kelompok digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok didalam memecahkan
suatu masalah dan juga untuk menumbuhkan sikap kebersamaan pada diri peserta
didik.
f. Ulangan
Semester dilaksanakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada akhir program
semester. Kompetensi yang diujikan berdasarkan kisi-kisi yang mencerminkan
kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator pencapaian hasil belajar dalam
semester yang bersangkutan
g. Ulangan
Kenaikan digunakan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai
materi pada suatu mata pelajaran tertentu dalam saru tahun ajaran
h. Ujian
Peraktik digunakan untuk mata pelajaran yang ada kegiatan perakteknya Seperti
Fikih, Baca Tukis Al Quran juga peraktek yang lain. Ujian peraktik dilaksanakan
untuk mengetahui penguasaan akhir baik dari
Maka pada akhir tindakan evaluasi,
seorang guru harus mempersiapkan suatu bentuk laporan kepada orang tua murid.
Kalau tujuan evaluasi untuk mengetahui taraf evisiensi metode-metode pendidikan
yang telah dipergunakan, maka pada akhir tindakan dalam periode yang lalu perlu
diganti atau dipertahankan Jadi, proses evaluasi pembelajaran merupakan suatu
cara untuk mengetahui program pendidikan yang dilakukan dengan harapan
akan mendatangkan hasil atau pengaruh
yang lebih baik serta untuk membantu mengimplementasikan keputusan, baik dengan
menggunakan evaluasi formatif atau evaluasi sumatif. Sebaiknya, sampai sejauh
mana rencana telah diterapkan ? apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan
tersebut dijawab, prosedur dapat dimonitoring, dikontrol, dan diperbaiki, dan
tentunya setelah melakukan tahapan-tahapan proses evaluasi pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis materi yang sudah dipaparkan dalam pembahasan dapat disimpulkan, bahwa materi yang disajikan cukup menarik
dan dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi. Namun demikian guru
perlu melakukan analisis yang lebih mendalan agar dapat menentukan menentukan
dan membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan
kompetensi dasar yang akan diraih oleh peserta didik.
Untuk mencapai
aspek afektif dan psikomotor dapat dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran
maka guru dan sisiwa dapat menekankan pemahaman terhadap makna secara tekstual
dan kontekstual. Hal ini bertujuan agar pembelajaran menjadi lebih lebih
menarik dan mudah dipahami.
B. Saran
Dari uaraian di atas,
tujuan akhir dari sebuah pembelajaran tentu tidak sebatas pada perolehan nilai
dari hasil evaluasi saja. Namun pembentukan karakter yang baik bagi setiap
peserta didik merupakan hal sangat penting. maka ketepatan dalam analisis bahan
ajar menjadi keharusan bagi setiap tenaga pendidik.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Majid.
2004. Perencanaan Pembelajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Fagan.
2006. Psikologi Remaja. PT Gramedia
Majid, Abdul.
2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2010. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhaimin. Modul
Wawasan tentang Pengembangan Bahan Ajar, (Malang: LKP2-I, 25 Mei 2008. Bahan
perkuliahan Pengembangan Bahan Ajar, PPs PGMI UIN Malang
Muhammad Abid Maksum, 2007.Khazanah Pendidikan Agama Islam Kelas I Sekolah Dasar,
Jakarta: Tiga Serangkai.
Nurkancana,
Wayan dan P.P.N.Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya:Usaha Nasional.
__
Tim Penulis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2018. Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud,
Zakiah Drajat dkk, 2004. Metode Khusus Pembelajaran Agama Islam. (Jakarta: Bumi Aksara,
[1] Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, hlm. 1
[2] Fagan.
(2006). Psikologi Remaja. PT Gramedia
[3]
Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. H. 44
[4]
Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. H. 144
[5]
Abdul Majid. 2004. Perencanaan
Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. H. 42
[6]
Tian Belawati. Materi, hlm. 13
[7]
Muhaimin. Modul Wawasan tentang Pengembangan Bahan Ajar, (Malang: LKP2-I, 25
Mei 2008. Bahan perkuliahan Pengembangan Bahan Ajar, PPs PGMI UIN Malang, Smt:2
[8] Tim
Penulis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud, 2018), iii.
[9] Muhammad Abid Maksum, Khazanah Pendidikan Agama Islam Kelas I Sekolah Dasar,
(Jakarta: Tiga Serangkai 2007),
h. 13
[10]
Zakiah Drajat dkk,. Metode Khusus Pembelajaran Agama Islam. (Jakarta: Bumi Aksara,
2004).h. 67
[11] Nurkancana,
Wayan dan P.P.N.Sumartana. 1986. Evaluasi
Pendidikan. Surabaya:Usaha Nasional. H 12
Posting Komentar untuk "Analisis KI, SK, KD Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA/MA"