Perhatian yang diberikan oleh orang tua sangatlah dibutuhkan sebagai motivasi dari luar, walau motivasi yang timbul dari dalam diri seorang siswa akan lebih baik dan stabil. Sekarang timbul pertanyaan mengapa perhatian sangat dibutuhkan? Karena memang sudah menjadi fitrah manusia ingin memperoleh kasih sayang, dihargai, dibimbing, serta diperhatikan.
Dalam hal ini siswa yang sedang mencari jati dirinya, keadaan jiwanya belum stabil. Oleh karena itu suatu bentuk perhatian dan bimbingan sangatlah membantu dalam perkembangan belajarnya. Karena satu hal yang sangat perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam membimbing siswanya adalah kebutuhan siswa antara lain: kebutuhan kasih sayang, kebutuhan bimbingan, kebutuhan rasa aman dan kebutuhan rasa harga diri.
Perhatian dalam rangka pendidikan sangat dibutuhkan dari seorang pendidik kepada anak didik. Perhatian yang positif terhadap siswa adalah perhatian yang memberikan dukungan terhadap anak/siswa baik moril maupun spirituil, memberikan fasilitas dan motivasi dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Kita juga dapat melihat berbagai contoh di lapangan banyak anak yang malas belajar, dan cenderung nakal, disebabkan kurang adanya perhatian.
Jadi, jelas bahwa perhatian itu sangat perlu diberikan oleh si Pendidik (dalam hal ini orang tua). Karena kurangnya perhatian yang baik (dalam pendidikan agama Islam khususnya dan dalam belajar umumnya) dari berbagai pihak, dapat membawa dampak negatif dalam perkembangan belajar anak/siswa. Karena tidak dapat dipungkiri dan sudah menjadi hal yang wajar, kalau manusia itu secara naluriah membutuhkan perhatian sebagai dorongan, pemberi semangat dalam berbagai aktivitasnya.
Belajar adalah suatu proses perbaikan, perkembangan dan pertumbuhan intelektual menuju kedewasaan, baik dalam berfikir maupun bertindak. Belajar sebagai salah satu jembatan untuk memperoleh hasil yang baik dalam pendidikan. Dalam belajar tersebut hendaknya seorang yang sedang menuntut ilmu agama khususnya, selalu berpegang teguh kepada ajaran murni dan hakiki yaitu Al-Quran sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran: 138
»yd ×b$ut/ Ĩ$¨Y=Ïj9 Yèdur ×psàÏãöqtBur úüÉ)GßJù=Ïj9 ÇÊÌÑÈ
"(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa".
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang diharapkan, hendaknya berbagai pihak ikut serta menciptakan dan menyokong guna berlangsungnya pendidikan, mulai dari keluarga, guru/orang tua, masyarakat, dan pemerintah ikut serta mendukung pendidikan. Orang tua mempunyai andil besar dalam prestasi belajar siswa, yaitu memberikan perhatian, bimbingan, pengarahan serta dorongan dalam belajar. Perhatian orang tua dapat berpengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa misalnya menciptakan suasan yang nyaman, komunikasi yang baik dan menyediakan saran dan prasarana belajar, cenderung akan dapat hasil yang baik/prestasi belajar baik.
Perhatian orang tua yang diberikan kepada siswa perlu sekali diutamakan. Karena orang tua selaku pendidik mempunyai kedudukan dan tugas sebagai berikut:
1. Orang tua sebagai motivator
Orang tua selaku pendidik dan pembimbing, hendaknya bertindak sebagai motivator dalam mendorong prestasi belajar siswa, sebagai motivator tugasnya adalah
a. Bersikap terbuka, dalam arti harus mampu mendorong, menerima siswa/anak dengan segala kekurangan dan kelebihannya, dan dalam batas tertentu berusaha memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi siswa, menunjukan perhatian dengan sepenuh hati.
b. Mendorong siswa agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang ada.
c. Menciptakan hubungan yang serasi.
2. Orang tua sebagai organisator
Seorang pendidik/orang tua sebagai organisator memiliki tugas yang harus dilakukan antara lain:
a. Menyusun rencana kegiatan sehari-hari dalam lingkungan keluarga.
b. Menciptakan interaksi komunikasi antara orang tua dengan anak maupun antara anak itu sendiri.
c. Mengarahkan komunikasi sesuai dengan tujuan.
Sebagai organisator, seorang pendidik/orang tua harus sadar betul bahwa dirinya berada dalam suatu "kancah" yang harus melibatkan diri dalam suatu interaksi, pendidik yang senang membuat jarak misalnya sulit memerankan dirinya dalam berinteraksi secara baik.
3. Orang tua sebagai fasilitator dan evaluator
Sebagai fasilitator orang tua harus berusaha menyiapkan berbagai sarana dan media guna pelengkap dalam pendidikan yang sedang berlangsung. Sarana dalam hal ini seperti alat-alat tulis, buku-buku tulis, buku-buku pengetahuan, tempat belajar yang nyaman dan lengkap.
Sebagai evaluator, seorang pendidik/orang tua harus berusaha memperhatikan dan menilai hasil dari berbagai kegiatan, hal ini dilakukan agar siswa termotivasi untuk selalu berkompetensi dalam prestasi dan kebaikan.
Di lingkungan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, pengukur keberhasilan pendidikan agama Islam dapat dilihat dari dua jalur yaitu: prestasi belajar dan akhlak para siswa. Hal tersebut berkaitan erat karena siswa yang mempunyai prestasi belajar yang baik sedangkan akhlaknya kurang terpuji, maka hal tersebut bisa dikatakan pendidikan agama Islam yang kurang berhasil.
Jadi, sangat jelas sekali, perhatian belajar yang diberikan oleh seorang pendidik dalam hal ini orang tua berpengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa. Karena kalau orang tua sudah tidak memperhatikan anak dalam belajar, maka dikhawatirkan ia tidak akan berhasil/berprestasi dengan baik dalam pendidikannya. Begitu pula sebaliknya, kalau orang tua sudah memperhatikan anak dalam belajar, maka dapat diharapkan hasil/prestasi pendidikan yang baik pula. Karena itu persoalan yang timbul ialah bagaimana meningkatkan prestasi belajar anak/siswa. Oleh karena itu, seorang pendidik harus berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Jadi ada pengaruh yang besar antara perhatian yang diberikan oleh orang tua terhadap prestasi belajar siswa, yaitu sebagai pendorong dan pemberi semangat dalam menciptakan suatu pendidikan Islam.
Posting Komentar untuk "Orang Tuan dan Prestasi Belajar Anak"