Apabila kita mencermati
isi beberapa buku teks umum, kita akan menemukan unsur-unsur
yang hampir sama di dalam setiap buku meskipun juga terdapat sejumlah
unsur yang berbeda.
Unsur-unsur yang lazim terdapat dalam buku teks adalah sebagai berikut.
a. Judul bab
b. Penomoran bab
c.
Alenia teks
d. Penomoran teks
e.
Perincian
f.
Kutipan g. Ilustrasi h. Tabel
i. Judul lelar j. Inisial
k.
Catatan samping l. Catatan kaki
m. Bagian buku (Iyan, 2007: 20-21)
Tidak semua unsur yang tertera di atas terdapat di dalam buku. Pencantuman
unsur-unsur tersebut bergantung pada kebutuhan buku tersebut. Misalnya, tidak setiap buku mencantumkan tabel dan ilustrasi.
Untuk lebih jelas berikut akan dijelaskan unsur- unsure yang terdapat
dalam buku teks.
a. Judul Bab
Judul bab dapat diartikan sebagai cerminan isi bab yang diwakilinya. Judul bab hendaknya
dibuat sepadat dan seringkas mungkin. Biasanya judul bab
merupakan suatu kelompok kata.
Pembuatan
judul bab selalu disertai nomor bab. Nomor dan judul bab dibuat terpadu sehingga tidak mengganggu
format awal setiap bab. Pada setiap permulaan bab, judul harus selalu diikuti oleh teks dari bab tersebut.
b. Penomoran Bab
Judul bab akan selalu disertai dengan nomor bab. Nomor yang
digunakan
untuk bab dapat dipilih dengan menggunakan salah satu jenis penomoran,
yaitu dapat menggunakan angka Romawi atau angka Arab. Yang terpenting
adalah konsistensi pemilihan jenis penomoran tersebut. Artinya jika bab satu
menggunakan
angka Romawi, maka bab-bab selanjutnya juga harus
menggunakan
angka Romawi. Begitu juga sebaliknya apabila memilih jenis penomoran menggunakan angka Arab.
c. Alenia Teks
Alenia atau paragraf merupakan
bagian dari teks isi dan merupakan pembahasan
materi terkecil dari sebuah bab. Ada beberapa
penerbit yang
menata letak alenia
teks bukunya hanya rata
kiri
atau
kanan.
Dengan
peletakan
alenia yang seperti itu tidak akan membuat
mata nyaman dan tidak
akan membuat tata letak teks menjadi indah. Oleh karena itu, hal itu sangat
tidak dianjurkan.
d. Penomoran Teks
Sama halnya dengan penomoran
bab, pada penomoran
teks juga hendaknya
konsisten dari awal hingga akhir sehingga memudahkan
pembaca dalam memahami teks dan memudahkan
dalam menata letak teks. Penomoran teks
dapat menggunak angka Romawi, Arab, atau huruf Latin.
e. Perincian
Di dalam teks biasanya terdapat suatu perincian, baik perincian pembahasan atau pelengkap materi.perincian dapat disusun berurutan ke samping atau ke
bawah, bergantung pada banyaknya perincian yang dijabarkan.
f. Kutipan
Kutipan adalah pendapat orang lain yang kita ambil untuk menguatkan atau menunjang
pendapat penulis. Secara garis besar kutipan dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu kutipan langsung
dan
kutipan tidak langsung.
Kutipan langsung adalah kutipan yang diambil secara utuh, sedangkan kutipan
tidak langsung adalah kutipan yang diambil inti sarinya.
g. Ilustrasi
Ilustrasi dapat dikatakan sebagai tambahan penjelasan
teks yang diwujudkan dalam bentuk visual. Ilustrasi berfungsi untuk mendukung
teks yang tidak
dapat digantikan dengan kata. Unsur- unsure yang termasuk ilustrasi adalah
gambar, poto, diagram dan sebagainya.
h. Tabel
Tabel yang terdapat
dalam buku teks hendaknya
dibuat sepadat dan seringkas
mungkin.
Tidak disarankan memuat tabel
hingga
berlanjut ke halaman
berikutnya
kecuali dalam hal-hal tertentu.
Apabila telah terlanjur
trjadi hal seperti itu, judul
kolom harus ditulis
kembali di dalam tabel lanjutan. Agar
tabel tidak berlanjut ke halaman berikutnya,
tabel juga bisa dibuat dalam bentuk sisipan halaman atau kertas memanjang (landscape).
i. Judul Lelar
Judul lelar atau judul halaman terdapat di bagian atas atau dibagian bawah
bidang layout teks. Judul lelar bukan termasuk teks dan hanya berfungsi
sebagai
pemandu halaman. Judul
lelar
dibedakan dari peletakannya yaitu judul kaki dan judul
kepala. Penamaan ini berdasarkan letak judul halaman
yang ditulis dibagian atas atau bawah bidang layout.
j. Inisial
Inisial adalah huruf pertama pada alenia pertama
suatu bab. Inisial lebih banyak digunakan untuk
memberikan penekanan khusus.
Inisial biasanya juga digunakan untuk menghiasi huruf pertama pada kata pertama di setiap awal bab.
k.
Catatan Samping
Di dalam teks biasanya terdapat satu bagian yang lebih ditonjolkan
daripada bagian yang lain. Bagian tersebut ditonjolkan karena dianggap penting dan menarik bagi pembaca. Bagian yang ditonjolkan
tersebut biasanya berupa
penggalan teks dan dinamakan catatan samping atau catatan pinggir.
Catatan samping ditulis
menjorok keluar dan ditulis dengan ukuran huruf lebih besar atau sama dengan ukuran huruf teks.
l. Catatan Kaki
Catatan kaki adalah keterangan atau komentar tambahan
terhadap suatu bagian teks. Catatan kaki dibuat keterangan atau komentar yang langsung
diperlukan untuk menjelaskan teks dan tidak dapat dimasukkan ke dalam teks yang diterangkan.
m. Bagian Buku
Sejumlah buku memilah teknya menjadi beberapa bagian. Kemudian, bagian tersebut dipilah lagi menjadi beberapa bab. Pemilahan
teks tersebut
dinamakan bagian buku.
3. Halaman Penyudah
Halaman penyudah adalah bagian akhir sebuah buku sebelum sampul belakang.
Keberadaan halaman penyudah di dalam buku tidak dapat dipisahkan dengan
dua halaman sebelumnya, yaknihalaman pendahuluan dan halaman teks isi. Seperti halnya halaman pendahulu dan halaman teks isi, halaman penyudah
juga memiliki beberapa bagian. Bagian halaman penyudah yang lazim terdapat di
dalam buku teks adalah sebagai berikut.
a. Halaman daftar pustaka
b. Halaman daftar istilah
c. Halaman catatan akhir
d. Halaman lampiran
e. Halaman indeks
f. Halaman pertanggungjawaban ilustrasi (Iyan, 2007: 40).
a. Halaman Daftar Pustaka
Halaman daftra pustaka memuat daftar
buku
atau
daftar referensi yang
digunakan dan
dijadikan
rujukan penulis
untuk
menulis
bukunya. Ketika
memilih rujukan pustaka, penulis
hendaknya memperhatikan bahwa buku atau
pustaka yang dijadikan referensi, tidak tertinggal zaman. Selain itu, pilihlah pustaka yang diterbitkan tahun-tahun terakhir sebelum buku ditulis.
Unsur- unsur
yang terdapat dalam daftar pustaka, yaitu:
1. Penyunting atau penerjemah
2. Judul seri buku
3. Nomor Nama penulis atau lembaga
4. Tahun terbit buku
5. Judul buku lengkap
6. Subjudul buku
7. Nama jilid buku
8. Edisi
buku
9. Tempat atau kota terbit
10.
Nama penerbit
Penulisan daftra
pustaka yang
dijadikan sebagai referensi pnulisan buku,
disusun menurut abjad nama penulis atau lembaga dan tidak bernomor urut.
b. Halaman Daftar Istilah
Halaman daftar istilah merupakan kumpulan keterangan atau kumpulan makna
sebuah istilah atau kata. Fungsi dari daftar istilah adalah untuk memudahkan
pembacamemahami
istilah atau kata sulit yang digunakan penulis di dalam bukunya.
c. Halaman Catatan Akhir
Halaman catatan akhir memuat keterangan penting yang belum dicantumkan di dalam teks isi. Jika keterangan
teks tersebut cukup banyak, keterangan dapat disatukan di dalam sebuah halaman. Halaman inilah yang dimaksud
dengan halaman catatan akhir. Keterangan
teks yang terdapat dalam catatan akhir
biasanya berupa komentar
atau keterangan tambahan mengenai sumber atau
pustaka yang dirujuk penulis untuk menulis bukunya.
d. Halaman Lampiran
Halaman
lampiran juga dikenal sebagai halaman tambahan. Lampiran dapat berupa runtutan pristiwa, tabel, surat, dokumen, daftar, atau kutipan. Halaman lampiran biasanya cukup banyak, sehingga tidak dimasukkan
ke dalam halaman teks isi.
e. Halaman Indeks
Indeks merupakan
daftar perkara atau dafar istilah yang terdapat di dalam buku. Perkara
atau istilah yang diindeks disusun secara teratur dan terurut sehingga
pembaca dengan mudah dan cepat menemukan keterangan
perkara atau istilah yang diindeks di dalam teks isi.
Buku yang memunyai indeks biasanya buku teks keilmuan dan buku referensi.
Indeks di dalam sebuah buku kadang-kadang dipilah menjadi indeks nama orang,
indeks perkara, atau indek “kombinasi nama orang dan perkara”.
f. Halaman Pertanggungjawaban Ilustrasi
Ilustrasi biasanya
berbentuk
poto, gambar, kurva diagram dan lain sebagainya.
Ilustrasi yang dikutip dari buku lain harus ditulis sumbernya. Jika ilustrasi yang
ditulis cukup banyak, penulis atau penerbit harus meminta izin kepada pemegang
hak
ciptanya.
g. Biografi Penulis
Biografi penulis penting dimunculkan
dalam sebuah buku. Dengan adanya biografi penulis
buku, pembaca akan mengetahui apakah penulis
adalah orang yang berkompeten
di bidangnya. Dengan adanya biografi penulis,
diharapkan dapat meningkatkan daya jual buku. Biografi
akan lebih menarik apabila disertai dengan foto penulis.
h. Iklan, Formulir Pemesanan Buku, dan Klub Buku
Banyak cara dilakukan oleh penerbit untuk memperkenalkan buku-buku yang
diterbitkan. Salah satunya iklan yang ditempatkan di halaman penyudah. Selain itu,
di halaman penyudah kerap ditempatkan formulir pemesanan buku.
Ada pula penerbit yang melampirkan formulir keanggotaan klub buku.
2.8.3 Penilaian Kelayakan Bahasa
Dalam hal kelayakan bahasa, ada 3 indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1)
kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa; (2) pemakaian
bahasa yang komunikatif;
(3) pemakaian bahasa memenuhi syarat keruntutan dan keterpaduan alur berpikir
(Muslich, 2010:
303).
1. Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Siswa
Indikator
pemakaian
bahasa
yang sesuai
dengan
tingkat perkembangan siswa diarahkan pada hal-hal berikut.
a. Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Intelektual
Bahasa yang digunakan dalam buku teks untuk menjelaskan konsep atau aplikasi konsep
atau ilustrasi sampai dengan contoh yang abstrak sesuai
dengan tingkat intelektual
siswa (yang secara imajinatif
dapat dibayangkan
oleh siswa).
b. Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Sosial Emosiaonal
Bahasa yang digunakan dalam buku teks sesuai dengan kematangan sosial
emosional siswa dengan ilustrasi yang menggambarkan konsep-konsep mulai
dari lingkungan terdekat (lokal) sampai dengan lingkungan global.
2. Kekomunikativan
Indikator pemakain bahasa yang komunikatif diarahkan pada hal-hal berikut. a. Keterbacaan Pesan
Pesan dalam buku teks disajikan dengan
bahasa menarik, jelas, tepat sasaran, tidak menimbulkan makna ganda (menggunakan kalimat efektif), dan lazim dalam komunikasi tulis bahasa Indonesia sehingga mendorong siswa untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas.
b. Ketepatan Kaidah Bahasa
Kata dan kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu pada kaidah bahasa Indonesia, ejaan yang digunakan mengacu pada pedoman Ejaan yang Disempurnakan
(EYD). Penggunaan
istilah yang
menggambarkan suatu konsep,
prinsip,
asas,
atau
sejenisnya harus tepat
makna dan konsisten.
3. Keruntutan dan Keterpaduan Alur Pikir
Indikator keruntutan dan keterpaduan alur pikir dalam pemakaian bahasa diarahkan pada hal-hal berikut.
a. Keruntutan dan Keterpaduan Antarbab
Penyampaian pesan antara satu bab dan bab lain yang berdekatan dan antar subbab dalam bab mencerminkan hubungan yang logis.
b. Keruntutan dan Keterpaduan Antarparagraf
Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan dan antar kalimat dalam
paragraf mencerminkan hubungan logis (Muslich, 2010: 304-305)
2.8.4 Penilaian Kelayakan Kegrafikan
Dalam hal kelayakan kegrafikan, ada tiga indikator yang harus diperhatikan dalam
buku teks, yaitu (1) ukuran buku; (2) desain kulit buku; (3) desain isi buku (Muslich,
2010: 305).
1. Ukuran Buku
Indikator ukuran buku diarahkan pada hal-hal berikut.
a.
Kesesuaian Ukuran Buku dengan Standar ISO
1. Ukuran buku teks adalah A4 (210 x 297 mm), A5 (148 x 210 mm), dan
B5 (176 x 250 mm).
2. Toleransi perbedaan ukuran antara 0- 20 mm.
b. Kesesuaian Ukuran dengan Materi Isi Buku
Pemilihan ukuran buku teks perlu disesuaikan
dengan materi isi buku
berdasarkan bidang studi
tertentu. Hal ini akan
memengaruhi tata letak bagian isi dan jumlah halaman buku.
2. Desain Kulit
Buku
Indikator desain kulit buku diarahkan pada hal-hal berikut
a.
Tata letak
1.
Penampilan unsure tata letak pada kulit muka, belakang, dan punggung secara harmonis memiliki irama dan kesatuan serta konsisten.
a)
Desain
kulit
muka,
punggung,
dan belakang
merupakan suatu
kesatuan yang utuh.
b) Elemen warna, ilustrasi, dan tipografi ditampilkan secara harmonis
dan
saling terkait satu sama lainnya.
c)
Adanya kesesuain dalam penempatan unsure tata letak pada bagian
kulit maupun isi buku berdasarkan
pola yang telah ditetapkan dalam perencanaan awal buku.
2.
Penampilan pusat pandang (center point) yang baik.
Sebagai daya tarik awal dari buku yang ditentukan
oleh ketepatan dalam penempatan
unsur/materi desain yang ingin ditampilkan atau ditonjolkan diantara unsur/materi desain lainnya sehingga memperjelas tampilan teks maupun ilustrasi dan elemen dekoratif lainnya.
3. Komposisi dan ukuran unsure
tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo,
dll.), proposional, seimbang, dan seirama dengan tata letak isi sesuai pola.
Adanya keseimbangan unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll.)
dan ukuran unsur
tata letak (tipografi, ilustrasi, dan unsur pendukung
lainnya, seperti kotak, lingkaran,
dan
elemen dekoratif lainnya) secara proporsional dengan ukuran buku.
4. Warna unsur
tata letak harmonis dan memperjelas fungsi tertentu.
Memerhatikan tampilan warna secara
keseluruhan
yang dapat
memberikan nuansa tertentu dan dapat memperjelas materi/isi buku.
5. Menempatkan unsur tata letak konsisten dalam satu seri.
Tidak ada perbedaan antara penampilan desain kulit buku (tipografi, pola,
dan
irama) dalam satu serial buku.
b. Tipografi Kulit Buku
1. Huruf yang digunakan menarik dan mjudah dibaca.
2. Ukuran huruf judul buku lebih dominan dan proporsional dibandingkan
(ukuran buku, nam pengarang, dan penerbit).
Judul
buku
harus dapat memberikan informasi
secara cepat tentang
materi isi buku berdasarkan bidang studi
tertentu.
3. Warna judul
buku kontras dengan warna latar belakang.
Judul buku ditampilkan lebih menonjol daripada warna latar belakang.
c. Penggunaan Huruf
1. Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf.
a)
Menggunakan dua jenis huruf agar lebih komunikatif dalam
menyampaikan informasi yang disampaikan.
b) Untuk
membedakan
dan mendapatkan
kombinasi tampilan
huruf,
dapat menggunakan variasi dan seri huruf.
2.
Tidak menggunakan huruf hias dan jenis huruf sesuai dngan huruf isi
buku.
3. Desain Isi Buku
Indikator pemakaian bahasa yang komunikatif diarahkan pada hal-hal berikut. a. Pencerminan Isi Buku
1. Menggambarkan isi/materi ajar dan mengungkapkan karakter objek.
Dapat dengan cepat memberikan gambaran tentang materi ajar tertentu dan secara visual dapat mengungkap jenis ilustrasi yang ditampilkan
berdasarkan materi ajarnya (matematika, sejarah, kimia, dsb.).
2. Bentuk, warna, ukuran, proporsi objek sesuai realita.
a) Ditampilkan
sesuai dengan bentuk, warna, dan ukuran objeknya
sehingga tidak
menimbulkan salah penafsiran
maupun
pengertian
siswa (misalnya,
perbandingan secara
proporsionalukuran
bentuk cicak dan buaya).
b) Warna yang digunakan sesuai sehingga tidak menimbulkan
salah
pemahaman atau penafsiran.
3. Penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola.
a) Penempatan unsur tata letak (judul.
Subjudul, kata pengantar, daftar
ilustrasi, ilustrasi, dll.) pada setiap awal bab konsisten.
b)
Penempatan unsur tata letak pada setiap halaman mengikuti pola, tata letak dan irama yang telah ditetapkan.
4. Pemisahan antarparagraf jelas.
Susunan teks pada akhir paragraf terpisah dengan jelas, dapat berupa jarak
(pada susunan teks rata kiri-kanan/blok) ataupun dengan inden (pada
susunan teks dengan alinea).
5. Tidak ada widow ataw orphan
Jumlah baris minimal tiga baris pada paragraf akhir susunan teks yang
terpisah dengan halaman berikutnya.
b.
Keharmonisan Tata Letak
1. Bidang cetak dan margin proporsional.
Penempatan unsure tata letak judul,
subjudul, teks, ilustrasi, keterangan
gambar, dan nomor halaman) pada bidang cetak secara proporsional.
2. Margin dua halaman yang berdampingan proporsional.
Susunan tata
letak
halaman
genap
berpengaruh
terhadap tata
letak
halaman ganjil di sebelahnya,
mengacu pada prinsip dua halaman terbuka
(center spread).
3. Spasi antara teks dan ilustrasi sesuai.
Merupakan kesatuan tampilan antara teks dengan ilustrasi dalam satuan
halaman.
c. Kelengkapan Tata letak
1. Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman/folios.
a) Judul bab ditulis secara lengkap disertai dengan angka bab (Bab I, Bab
II, dst.).
b)
Penulisan subjudul dan sub-subjudul disesuaikan dengan hierarki
penyajian materi ajar.
2. Ilusrtasi dan keterangan gambar
a) Mampu memperjelas materi,
baik dalam bentuk,
ukuran, yang
proporsional, maupun warna yang menarik sesuai objek aslinya.
b)
Keterangan gambar/legenda ditempatkan berdekatan dengan ilustrasi
lebih kecil daripada huruf teks.
d.
Daya pemahaman Tata Letak
1.
Penempatan
hiasan/ilustrasi sebagai latar belakang
tidak mengganggu judul,
teks, dan angka halaman.
Menempatkan hiasan/ilustrasi pada halaman sebagai latar belakang jangan sampai mengganggu
kejelasan dan penyampaian
informasi pada teks
sehingga dapat menghambat pemahaman siswa.
2.
Penempatan
judul,
subjudul,
ilustrasi, dan
keterangan
gambar tidak
mengganggu halaman.
Judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar ditempatkan sesuai
dengan pola yang telah ditetapkan sehingga tidak menimbulkan salah interpretasi terhadap materi yang disampaikan.
e. Tipografi Isi Buku
1. Kesederhanaan
a) Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf.
Maksimal menggunakan dua jenis huruf sehingga tidak mengganggu
peserta didik dalam menyerap informasi yang disampaikan. Untuk membedakan unsur teks, dapat mempergunakan variasi dan seri huruf dari suatu keluarga huruf.
b) Tidak menggunakan jenis huruf hias/dekoratif
Akan mengurangi tingkat keterbacaan susunan teks.
c) Penggunaan variasi huruf (bold,
italic, all capital, dan small
capital)
tidak berlebihan.
Digunakan untuk membedakan jenjang/hierarki judul, dan subjudul,
serta memberikan tekanan pada susunan teks yang dianggap penting
dalam bentuk tebal dan miring.
2. Daya keterbacaan
a) Jenis huruf
sesuai dengan mteri isi.
Disesuaikan dengan materi bidang studi. Misalnya, untuk matematika
yang menggunakan banyak tanda baca menggunakan huruf tanpa kait (sensserif).
b) Lebar susunan teks antara 45—75 karakter (sekitar—11 kata).
Sangat memengaruhi tingkat keterbacaan susunan teks. Jumlah perkiraan tersebut di atas termasuk tanda baca, spasi ganda, dan angka.
c) Spasi antarbaris susunan teks normal.
Jarak normal yang yang dapat digunakan antar baris susunan teks
berkisar antara 120%--140%.
d) Spasi antarhuruf
(kerning) normal.
Memengaruhi tingkat keterbacaan susunan teks (tidak terlalu rapat atau terlalu renggang).
3. Daya Kemudahan Pemahaman
a) Jenjang/hierarki judul-judul jelas, konsisten dan proporsional.
Menunjukan urutan/hierarki susunan teks secara berjenjang sehingga
mudah dipahami. Hierarti susunan teks dapat dibuat dengan perbedaan jenis huruf,
ukuran huruf dan variasi huruf (bold,
italic, all capital,
dan small
capital).
b) Tidak terdapat alur putih dalam susunan teks.
Perlu dihindari agar tidak mengganggu keterbacaan susunan teks.
c) Tanda pemotongan kata (hyphenation)
Pemotongan kata lebih dari dua baris akan mengganggu keterbacaan
susunan teks.
f. Ilustrasi Isi
1.
Daya Pemerjelas dan Pemermudah Pemahaman a)
Mampu mengungkap makna/arti dari objek.
Berfungsi untuk
memperjelas materi/teks sehingga mampu menambah
pemahaman dan pengertian peserta didik pada informasi yang
disampaikan.
b) Bentuk akurat dan proporsional sesuai dengan kenyataan.
1)
Bentuk
dan ukuran ilustrasi harus realistis
dan secara rinci dapat
memberikan gambaran yang akurat tentang objek yang dimaksud.
2)
Bentuk
ilustrasi harus proporsional sehingga
tidak menimbulkan salah tafsir peserta didik pada objek
yang sesungguhnya.
2. Kedayatarikan Ilustrasi Isi
a) Keseluruhan ilistrasi serasi.
Ditampilkan secara serasi dengan unsur materi/isi
buku (judul, subjudul, teks, dan keterangan gambar) pada seluruh halaman.
b) Goresan garis dan raster tegas dan jelas.
Menghindari salah pemahaman atau kurang kejelasan dari ilustrasi yang ditampilkan.
c) Kreatif dan dinamis.
Menampilkan ilustrasi dari berbagai sudut pandang tidak hanya ditampilkan dalam dampak tidak hanya ditampilkan dalam tampak
depan dan mampu divisualisasikan secara dinamis yang dapat menambah kedalaman pemahaman dan pengertian peserta didik.
Sumber:digilib.unila.ac.id
Posting Komentar untuk "Bahan Ajar Bag: 4 (Akhir)"