Buku Saku
Kurikulum
D
A F T A R I S I
1. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Pemulihan Pembelajaran? 9
2. Apakah yang dimaksud dengan Kurikulum Merdeka? 9
3. Mengapa kita memerlukan Kurikulum Merdeka? 10
4. Apa pergantian ini tidak terlalu cepat? Kesannya seperti "Ganti
Menteri Ganti Kurikulum". 10
5. Mengapa Kurikulum Merdeka dijadikan opsi? Mengapa tidak
langsung ditetapkan untuk semua sekolah? 11
6. Apa kriteria sekolah yang boleh menerapkan Kurikulum
Merdeka? 12
7. Salah satu semangat dalam Kurikulum Merdeka ialah
penyelenggaran pembelajaran yang inklusif. Apa yang dimaksud
dengan pembelajaran yang inklusif? 13
8. Apa yang perlu orang tua siapkan ketika satuan pendidikan anak
mereka menerapkan Kurikulum Merdeka? 14
9. Bagaimana Kurikulum Merdeka bisa terus diterapkan secara berkelanjutan? 14
10. Bagaimana bentuk struktur kurikulum dengan penerapan
Kurikulum Merdeka? 15
11. Apakah ada perubahan jam pelajaran dengan diterapkannya
Kurikulum Merdeka? 15
12. Apakah perubahan struktur kurikulum ini berdampak pada jam mengajar guru? 15
13. Mengapa projek penguatan profil pelajar Pancasila
membutuhkan alokasi waktu tersendiri? 16
14. Bagaimana dengan muatan lokal, apakah masih tetap diberikan
kewenangan daerah? 16
15. Di mana posisi mata pelajaran muatan lokal dalam struktur
kurikulum? 16
16. Apakah karakteristik utama Kurikulum Merdeka di satuan PAUD? 17
17. Ketika guru merancang kegiatan bermain-belajar di satuan
PAUD, rujukan mana yang mereka gunakan? 18
18. Apakah metode Sentra tetap digunakan? 18
19. Apakah Kurikulum Merdeka mengajarkan calistung di PAUD? 18
20. Bagaimana menggunakan STPPA
dan Capaian Pembelajaran (CP)? 19
21. Bagaimana mengembangkan alur dan tujuan pembelajaran di
satuan PAUD? 19
22. Bagaimana mengembangkan modul ajar di PAUD? 19
23. Model-model pembelajaran apa sajakah yang dapat
dipergunakan di satuan PAUD? 20
24. Mengapa pelajaran IPA dan IPS dijadikan satu pada jenjang SD? 20
25. Mengapa IPAS mulai diajarkan di kelas III? 20
26. Apakah pendekatan tematik masih digunakan? 20
27. Mengapa di SD tidak ada mata pelajaran keterampilan? 21
28. Apa yang berubah dengan Kurikulum Merdeka di SMP? 21
29. Mengapa tidak ada peminatan di kelas X? 21
30. Apakah tetap ada penjurusan di jenjang SMA? 21
31. Apakah akan ada jam
pelajaran khusus untuk Bimbingan
Konseling, mengingat konsultasi dengan guru Bimbingan
Konseling memiliki peranan yang penting dalam mengarahkan
minat peserta didik? 22
32. Bagaimana dengan seleksi masuk perguruan tinggi bila tidak ada
penjurusan? 22
33. Apakah peserta didik boleh mengganti pilihan mata pelajaran di
kelas XII? 22
34. Mengapa ada mata pelajaran pilihan terkait vokasi? 22
35. Apakah ada batas maksimum pengambilan mata pelajaran
pilihan untuk SMA? 23
36. Kapan sebaiknya mengarahkan pemilihan mata pelajaran untuk
pemilihan fakultas masuk ke Perguruan Tinggi? 23
37. Apakah yang dimaksud dengan unit inkuiri pada kelas X? 23
38. Komponen pembelajaran apa yang berubah di SMK? 24
39. Apa yang berubah pada spektrum keahlian SMK? 24
40. Apakah satuan pendidikan diberi kebebasan membuka
konsentrasi keahlian? 24
41. Apa yang berubah pada struktur kurikulum SMK? 24
42. Apa yang dipelajari di mata pelajaran informatika? 25
43. Apa yang dipelajari di mata pelajaran projek ilmu pengetahuan
alam dan sosial? 25
44. Apa kegunaan Mata Pelajaran Pilihan dalam kelompok Mata
Pelajaran Kejuruan di SMK?” 26
45. Apa kegunaan PKL? 26
46. Apa isi kelompok Mata Pelajaran Kejuruan pada kelas X di SMK? 26
47. Apa isi kelompok Mata Pelajaran Kejuruan pada kelas XI dan XII
di SMK? 26
48. Mengapa lulusan SMK diharapkan untuk mencari pekerjaan
selesai bersekolah? Bukankah peserta didik SMA dan sederajat
lainnya juga akan mencari kerja setelah selesai pendidikan
SMK/SMA? 27
49. Apakah lulusan SMK bisa melanjutkan ke perguran tinggi? 27
50. Bagaimana bentuk keterlibatan peserta didik SMK dalam
pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila? 27
51. Apakah satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan tanpa
melibatkan pihak dunia kerja? 28
52. Apa bedanya projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan
Project Based Learning (PBL) di SMK? 28
53. Apa peran mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan? 29
54. Apa yang berubah dari kurikulum sebelumnya untuk Kurikulum
Merdeka di bagian pendidikan khusus? 29
55. Apakah pendidikan khusus juga menggunakan Capaian
Pembelajaran (CP)
yang sama dengan pendidikan reguler? 29
56. Bagaimana penyediaan buku untuk peserta didik berkebutuhan
khusus? 30
57. Apakah untuk peserta didik di SLB juga harus menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila? 30
58. Mengapa mata pelajaran keterampilan pada peserta didik berkebutuhan khusus memiliki porsi paling besar di antara mata pelajaran lainnya? 30
59. Apakah mata pelajaran TIK juga diajarkan di SLB? 31
60. Mengapa di Kurikulum Merdeka peserta didik berkebutuhan
khusus di kelas VIII hanya boleh memilih 1 jenis keterampilan? 31
61. Bagaimana penyusunan alur tujuan pembelajaran (ATP) di SLB? 31
62. Bagaimana pengembangan modul ajar di SLB? 31
63. Apa yang dimaksud dengan profil pelajar Pancasila? 32
64. Apakah profil pelajar Pancasila hanya berlaku untuk Kurikulum
Merdeka atau berlaku juga pada satuan pendidikan yang
menerapkan Kurikulum 2013? 32
65. Bagaimana menerapkan profil pelajar Pancasila pada Kurikulum
2013? 32
66. Mengapa pembelajaran melalui projek disebut sebagai
"penguatan profil pelajar Pancasila"? 32
67. Apa itu projek penguatan profil pelajar Pancasila? 33
68. Apa saja perubahan yang timbul dengan adanya projek
penguatan profil pelajar Pancasila? 33
69. Apa yang dimaksud dengan dimensi profil pelajar Pancasila? 33
70. Bagaimana implementasi projek profil pelajar Pancasila di
satuan pendidikan? 34
71. Apa fungsi profil pelajar Pancasila? 34
72. Apa pengaruh profil pelajar Pancasila ke pembelajaran di kelas? 34
73. Apakah perbedaan profil pelajar Pancasila dengan nilai-nilai
dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)? 35
74. Jika projek penguatan profil pelajar Pancasila berjalan,
bagaimana dengan program PPK yang sudah berjalan? 35
76. Jika profil pelajar Pancasila masuk sebagai Renstra
Kemendikbudristek, bagaimana pelaksanaannya di satuan
pendidikan? 36
77. Bagaimana mengukur ketercapaian profil pelajar Pancasila? 36
78. Apakah projek penguatan profil pelajar Pancasila diampu oleh
guru yang sama dengan guru mata pelajaran? 37
79. Sejumlah 20-30 persen jam pelajaran dari setiap mapel dialokasikan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Apakah projek tersebut akan diimplementasikan per mapel atau
terintegrasi antarmapel? 37
80. Bagaimana bentuk pelaporan hasil projek? 38
81. Apakah bentuk laporan hasil belajar projek profil pelajar
Pancasila per mata pelajaran? 38
82. Bagaimana jika peserta didik memilih tema projek penguatan profil pelajar Pancasila yang belum mereka pelajari dalam mata pelajaran (intrakurikuler)? 38
83. Apakah projek penguatan profil pelajar Pancasila hanya
menggunakan pembelajaran berbasis projek? 39
84. Apakah satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum 2013
bisa melakukan projek penguatan profil pelajar Pancasila? 39
85. Apa yang dimaksud dengan Capaian Pembelajaran (CP)? 39
86. Apakah Capaian Pembelajaran (CP)
menggantikan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL)? 39
87. Jika Capaian Pembelajaran (CP)
setara dengan KI-KD, apakah SKL
tetap menjadi acuan dalam mengukur kompetensi lulusan dari
88. Mengapa Capaian Pembelajaran (CP) mengintegrasikan kembali
keterampilan, pengetahuan, dan sikap? 40
89. Mengapa Capaian Pembelajaran (CP) disusun per fase? 40
90. Referensi apa yang bisa digunakan untuk mendukung
implementasi Capaian Pembelajaran? 40
91. Apakah capaian akhir untuk setiap fase bisa berbeda-beda? 41
92. Jika hanya 1 capaian akhir per-fase maka, bagaimana peserta
didik mengejar
ketertinggalan? 41
93. Apakah peserta didik akan selalu berada di fase yang sama untuk
setiap mata pelajaran? 41
94. Apa yang dimaksud dengan perangkat ajar? 42
95. Bagaimana cara mengakses perangkat ajar? 42
96. Apa yang dimaksud dengan modul ajar? 42
97. Bagaimana cara menggunakan modul ajar di dalam kelas? 43
98. Apakah silabus dan RPP tetap dibuat? 43
99. Apa kaitan RPP dengan modul ajar? 43
100. Apakah buku teks yang ada sekarang masih bisa dipakai? 43
101. Apakah Kriteria Ketuntasan Minimal masih akan berlaku pada
Kurikulum Merdeka ini? 44
102. Jika tidak ada KKM, bagaimana guru akan menentukan apakah
capaian belajar peserta didik sudah memadai atau belum? 44
103. Bagaimana acuan lingkup materi yang menjadi rujukan untuk
evaluasi hasil belajar akhir dari satuan pendidikan dalam bentuk
ujian sekolah? 44
104. Bagaimana bentuk rapor intrakurikuler? 44
105. Apakah laporan hasil belajar intrakurikuler berbasis Capaian
Pembelajaran (CP)
setiap periodik semester atau fase? 45
106. Apakah ada kenaikan kelas jika pada Kurikulum Merdeka
menggunakan fase? Bagaimana kriteria kenaikan kelas? 45
107. Apakah satuan pendidikan yang telah menerapkan SKS dapat
menggunakan Kurikulum Merdeka? 45
108. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran sesuai tahap
capaian peserta didik? 45
109. Bagaimana cara guru mengajarkan peserta didik untuk
mengembangkan kompetensi dan bukan hanya mengajar
konten? 46
110. Apakah itu platform Merdeka Mengajar? 46
A p a y an g d i m a ksu d d en g an K eb i ja ka n Pemul i h an
Pem b el a ja ra n ?
Implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan harus memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta
didik pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus. Masa pandemi Covid-19 merupakan salah satu kondisi khusus yang menyebabkan ketertinggalan pembelajaran (learning loss)
yang
berbeda-beda
pada ketercapaian kompetensi peserta
didik. Untuk mengatasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) diperlukan kebijakan pemulihan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu terkait dengan implementasi kurikulum
oleh satuan pendidikan. Implementasi kurikulum
oleh satuan pendidikan dapat menggunakan
kurikulum yang
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik dan harus memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta
didik di satuan
pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran. Maka
satuan pendidikan diberikan opsi dalam melaksanakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran bagi peserta didik. Tiga opsi kurikulum tersebut yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (yaitu Kurikulum
2013 yang disederhanakan
oleh Kemendikbudristek), dan
Kurikulum Merdeka.
A p a ka h y an g d i m a ksu d d en ga n Ku ri ku l u m Merd eka ?
Kurikulum Merdeka adalah
kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru
memiliki keleluasaan untuk
memilih berbagai perangkat ajar
sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk
menguatkan
pencapaian profil
pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang
ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Men g a p a ki ta m em erl u ka n K u ri ku l u m
Merd
eka ?
Berbagai
studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami krisis
pembelajaran (learning
crisis) yang cukup lama. Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa
banyak dari
anak-anak Indonesia yang
tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Temuan itu juga juga
memperlihatkan kesenjangan pendidikan yang curam di antarwilayah dan
kelompok sosial di Indonesia. Keadaan ini kemudian semakin parah akibat merebaknya pandemi Covid-19. Untuk mengatasi krisis dan berbagai tantangan tersebut, maka kita memerlukan perubahan yang sistemik, salah
satunya
melalui kurikulum. Kurikulum menentukan materi yang diajarkan di kelas. Kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang
digunakan
guru
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Untuk itulah Kemendikbudristek mengembangkan Kurikulum
Merdeka sebagai
bagian penting
dalam upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang
sudah lama
kita alami.
A p a p erg a n ti an
i
n i ti d a k terl a l u c ep a t? K esa n n y a sep erti " G a n ti Men te ri G a n ti K u ri ku l u m " .
Kita perlu memahami dua
perbedaan sebelum berbicara tentang pergantian kurikulum, yakni antara kerangka kurikulum nasional dan
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Kurikulum nasional merupakan kurikulum yang ditetapkan pemerintah sebagai acuan para guru untuk menyusun kurikulum di tingkat
satuan
pendidikan. Sedangkan, kurikulum
tingkat satuan pendidikan merupakan kurikulum yang seharusnya secara periodik dievaluasi dan diperbaiki agar sesuai dengan perubahan karakteristik peserta
didik
serta perkembangan isu kontemporer. Kerangka kurikulum nasional harus memberikan
ruang
inovasi dan kemerdekaan, sehingga dapat dan harus dikembangkan lebih lanjut oleh masing- masing sekolah. Pada Intinya, kerangka
kurikulum nasional seharusnya relatif ajeg, tidak cepat berubah, tapi memungkinkan adaptasi dan perubahan yang cepat di tingkat sekolah. Inilah yang Kemendikbudristek lakukan dengan merancang Kurikulum Merdeka. Faktanya, laju perubahan kurikulum
nasional kita sebenarnya tidak terlalu cepat, bahkan
melambat. Jika kita
perhatikan, sejak
ditetapkannya UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, laju perubahan kurikulum melambat
dari KBK di tahun 2004, KTSP di
tahun 2006, dan yang terakhir adalah Kurikulum
2013 (K-13) di tahun 2013. Kurikulum Merdeka baru
akan
menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024. Dengan kata lain,
pergantian berikutnya baru akan terjadi setelah kurikulum yang
sebelumnya (K-13) diterapkan selama 11 tahun dan
melewati setidaknya empat menteri pendidikan. Maka, fakta ini mematahkan pemeo “Ganti Menteri, Ganti Kurikulum”.
Men g a p a Ku ri ku l u m
Merd
eka d i ja d i ka n op si ? Men g a p a ti d a k l a n g su n g d i teta p ka n u n tu k sem u a sekol a h ?
Ada dua
tujuan utama
yang mendasari kebijakan ini. Pertama, pemerintah, dalam hal ini Kemendikbudristek, ingin menegaskan bahwa sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai kebutuhan
dan konteks masing-masing sekolah.
Kedua, dengan kebijakan opsi kurikulum
ini, proses perubahan kurikulum nasional harapannya dapat terjadi secara lancar dan bertahap.
Pemerintah mengemban tugas untuk menyusun
kerangka kurikulum. Sedangkan, operasionalisasinya, bagaimana kurikulum tersebut diterapkan, merupakan tugas sekolah dan otonomi bagi guru. Guru sebagai pekerja profesional yang memiliki kewenangan untuk bekerja secara
otonom, berlandaskan ilmu pendidikan.
Sehingga, kurikulum antar sekolah bisa dan seharusnya berbeda, sesuai dengan karakteristik murid dan
kondisi sekolah, dengan tetap mengacu pada
kerangka kurikulum yang
sama.
Perubahan kerangka kurikulum
tentu
menuntut adaptasi oleh semua elemen sistem pendidikan. Proses tersebut membutuhkan pengelolaan yang cermat sehingga menghasilkan dampak yang kita inginkan, yaitu perbaikan kualitas pembelajaran dan
pendidikan di Indonesia. Oleh
karena itu, Kemendikbudristek memberikan opsi kurikulum sebagai salah satu upaya manajemen perubahan.
Perubahan kurikulum secara nasional baru
akan terjadi pada 2024. Ketika itu, Kurikulum Merdeka
sudah melalui iterasi perbaikan selama 3 tahun di beragam sekolah/madrasah dan
daerah. Pada tahun 2024
akan
ada cukup banyak sekolah/madrasah di
tiap daerah yang
sudah mempelajari Kurikulum Merdeka dan nantinya bisa menjadi mitra belajar bagi
sekolah/madrasah lain.
Pendekatan bertahap ini memberi waktu bagi guru, kepala sekolah, dan
dinas pendidikan untuk belajar.
Proses
belajar para aktor kunci ini penting karena proses
belajar ini menjadi fondasi transformasi pendidikan yang kita cita-citakan.
Mari kita ingat, tujuan perubahan kurikulum adalah
untuk mengatasi krisis
belajar (learning crisis). Kita ingin menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang aman, inklusif, dan menyenangkan.
Oleh karena itulah, Kemendikbudristek melakukan perubahan yang sistemik, tidak hanya kurikulum semata. Kita melakukan reformasi
sistem evaluasi pendidikan, menata sistem rekrutmen dan pelatihan guru, menyelaraskan
pendidikan vokasi dengan dunia kerja, mendampingi dinas-dinas pendidikan, dan
melakukan penguatan anggaran
dan kelembagaan.
Perubahan sistemik tersebut tentu tidak bisa terjadi dalam sekejap. Tahap
demi tahap perubahan kurikulum harapannya
dapat
memberi waktu yang memadai bagi seluruh elemen kunci sehingga fondasi
untuk transformasi pendidikan kita dapat
tertanam kukuh dan teguh.
A p a kri teri a se kol a h y a n g b ol eh m en era p ka n
K u ri ku l u m
Merd
eka ?
Kriterianya ada satu, yaitu berminat menerapkan Kurikulum Merdeka untuk memperbaiki pembelajaran. Kepala sekolah/madrasah yang
ingin menerapkan
Kurikulum Merdeka akan diminta untuk mempelajari materi yang disiapkan oleh Kemendikbudristek tentang konsep
Kurikulum Merdeka. Selanjutnya, jika setelah mempelajari materi
tersebut sekolah
memutuskan untuk mencoba
menerapkannya, mereka akan diminta untuk mengisi formulir pendaftaran dan sebuah survei singkat. Jadi, prosesnya adalah pendaftaran dan pendataan, bukan
seleksi.
Kemendikbudristek percaya bahwa kesediaan kepala sekolah/madrasah dan guru dalam memahami dan mengadaptasi kurikulum di
konteks masing-masing menjadi kunci keberhasilan. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka dapat diterapkan di semua sekolah/madrasah, tidak terbatas di sekolah yang
memiliki fasilitas yang bagus dan di daerah perkotaan.
Namun, kita menyadari tingkat kesiapan sekolah/madrasah berbeda-beda karena adanya kesenjangan mutu sekolah/madrasah. Oleh karena
itu, Kemendikbudristek menyiapkan
skema tingkat penerapan kurikulum,
berdasarkan hasil survei
yang
diisi
sekolah ketika mendaftar. Sekali
lagi, tidak ada seleksi dalam
proses pendaftaran ini. Kemendikbudristek nantinya akan melakukan pemetaan tingkat kesiapan
dan menyiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan.
S a l a h sa tu sem a n ga t d a l a m
K
u ri ku lu m
Merd
eka i a l a h
p en y el en g g a ra n p em b ela ja ra n y a n g i n klu si f . A pa y a n g d i m a ksu d d en g an
p
em b el a ja ra n ya n g i n kl u si f ?
Kurikulum merupakan instrumen
penting yang berkontribusi untuk menciptakan pembelajaran
yang inklusif. Inklusif tidak hanya tentang menerima peserta didik dengan
kebutuhan khusus. Tetapi, inklusif artinya satuan pendidikan
mampu menyelenggarakan
iklim pembelajaran yang menerima dan menghargai
perbedaan, baik
perbedaan sosial, budaya, agama, dan suku bangsa. Pembelajaran yang menerima bagaimanapun fisik, agama, dan identitas para peserta didiknya.
Dalam kurikulum, inklusi dapat tercermin melalui penerapan profil pelajar Pancasila, misalnya dari
dimensi kebinekaan global dan akhlak kepada sesama serta dari pembelajaran berbasis projek (project based learning). Pembelajaran berbasis projek ini nantinya
akan otomatis memfasilitasi tumbuhnya
toleransi sehingga terwujudlah inklusi.
A p a y an g p erl u ora n g tu a si a p ka n keti ka s a tu a n
p en d i d i ka n an a k m ereka m en era p ka n
K
u ri ku l u m
Merd eka ?
Dukungan dari orang tua merupakan salah satu kunci keberhasilan penerapan Kurikulum Merdeka. Dengan demikian, secara konkret orang tua
bisa menjadi teman dan pendamping belajar bagi anak. Memahami kompetensi yang perlu dicapai anak pada
fasenya. Orang tua dapat
pula mempelajari buku-buku teks yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka
melalui buku.kemdikbud.go.id. Kemendikbudristek terus berupaya untuk menghadirkan dan menyediakan buku-buku yang lebih asik, tidak terlalu padat, dan lebih banyak ilustrasi menarik dengan tema yang lebih menyentuh dan relevan.
B a g a i m an a Ku ri ku l u m
Merd
eka b i sa teru s d i tera p ka n sec a ra b erkel a n ju ta n ?
Kurikulum Merdeka dapat terus diterapkan secara berkelanjutan melalui tiga hal. Pertama, regulasi yang fundamental, misalnya Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan. Regulasi dapat menjadi acuan bagi pengembangan kompetensi guru dan kepala
sekolah juga banyak hal lainnya.
Kedua, dari sisi asesmen. Kurikulum harus didampingi sistem penilaian atau asesmen yang baik sebagaimana Asesmen Nasional (AN). AN sangat berbeda dengan Ujian
Nasional. AN dirancang bukan untuk menguji pengetahuan, tetapi untuk menilai kemampuan bernalar
para peserta didik. AN juga menjadi penilaian yang
menggambarkan
gagasan sekolah yang ideal. AN sendiri bukan hanya untuk menilai peserta didik dan sekolah melainkan menilai pula kinerja pemerintah daerah. Melalui hasil penilaian
kinerja
daerah tersebut, nantinya
pemerintah
pusat
dapat memberikan kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan konteks masing-masing satuan pendidikan dan daerah.
Ketiga, dukungan publik. Dukungan publik menjadi hal krusial lainnya
dalam keberlanjutan penerapan kurikulum. Dukungan publik yang kuat akan sulit menggoyahkan
pergantian kebijakan.
B a g a i m an a b en tu k stru ktu r ku ri ku l u m d en g a n p en era p a n K u ri ku l u m Merd eka ?
Kurikulum terdiri dari kegiatan intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan
ekstrakurikuler. Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan
saran alokasi jam pelajaran jika
disampaikan secara reguler/mingguan. Selain itu, terdapat penyesuaian dalam pengaturan mata pelajaran yang secara terperinci dijelaskan dalam daftar tanya jawab per jenjang.
A p a ka h ad a p erub a ha n ja m
p
el a ja ra n d eng a n d i tera p ka n n y a Ku ri ku l u m Merd eka ?
Tidak ada
perubahan total
jam
pelajaran, hanya saja JP (jam pelajaran)
untuk setiap mata pelajaran dialokasikan untuk
2 kegiatan pembelajaran:
1/ pembelajaran intrakurikuler
dan (2) projek penguatan profil pelajar Pancasila. Jadi, jika dihitung
JP kegiatan belajar rutin di kelas (intrakurikuler) saja, memang seolah- olah JP-nya berkurang dibandingkan dengan
Kurikulum 2013. Namun, selisih jam pelajaran tersebut dialokasikan untuk projek penguatan profil Pelajar
Pancasila.
A p a ka h p erub ah a n stru ktu r ku ri ku l u m i n i b erd a m p a k p a d a ja m
m en g a ja r g u ru ?
Tidak berpengaruh, projek tetap dihitung sebagai beban mengajar guru.
Men g a p a p rojek p en g u a ta n p rof i l p el a ja r Pa n c a si l a m em b u tu h kan a l oka si w a ktu ters en d i ri ?
Untuk peserta didik sampai pada kompetensi dan
karakter yang terdapat dalam profil pelajar Pancasila, perlu penguatan selain
di intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan program
lainnya. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan melatih peserta didik untuk menggali isu nyata di lingkungan sekitar dan berkolaborasi untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu, alokasi waktu tersendiri sangat dibutuhkan guna memastikan projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dapat berjalan dengan baik.
B a g a i m an a d en g an m u a tan l oka l , a p a kah
m a si h teta p d i b eri ka n kew en a n g a n da era h ?
Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah
dapat menambahkan muatan tambahan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik. Satuan pendidikan dan/atau daerah dapat mengelola kurikulum muatan lokal
secara fleksibel.
D i m a n a p osi si m a ta p el a ja ra n m u a ta n l oka l d a l a m stru ktu r ku ri ku l u m ?
Pembelajaran muatan lokal dapat dilakukan melalui tiga metode, yaitu:
a. Mengintegrasikan muatan lokal
ke dalam mata
pelajaran lain.
Penjelasan: satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menentukan Capaian Pembelajaran (CP) untuk muatan lokal yang kemudian dapat dipetakan ke dalam mata pelajaran lainnya.
b. Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Penjelasan: satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengintegrasikan
muatan lokal ke dalam tema projek penguatan profil pelajar
Pancasila. Sebagai contoh, projek dengan tema wirausaha dilakukan dengan
mengeksplorasi
potensi kerajinan lokal, projek dengan tema perubahan iklim dapat dikaitkan dengan isu-isu lingkungan di
wilayah tersebut, dan sebagainya.
c. Mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler. Penjelasan:
satuan
pendidikan dan/atau pemerintah
daerah dapat
mengembangkan
mapel khusus muatan lokal yang berdiri
sendiri
sebagai bagian dari
program
intrakurikuler. Sebagai contoh, mata pelajaran bahasa dan
budaya daerah, kemaritiman, kepariwisataan, dan sebagainya sesuai
dengan potensi masing-masing daerah. Dalam hal
satuan
pendidikan membuka mata pelajaran khusus muatan lokal, beban belajarnya maksimum 72 JP per tahun atau 2 JP per minggu.
A p a ka h ka ra kteri sti k u ta m a K u ri ku l u m
Merd
eka d i sa tu a n PA U D?
Karakteristik utama Kurikulum
Merdeka
di satuan
PAUD di antaranya adalah sebagai berikut:
a. menguatkan kegiatan bermain
yang bermakna sebagai proses belajar
b. menguatkan relevansi PAUD
sebagai fase
fondasi (bagian penting dari
pengembangan karakter dan
kemampuan anak
serta kesiapan anak bersekolah di jenjang selanjutnya)
c. menguatkan kecintaan pada dunia literasi dan numerasi sejak dini
d. adanya projek penguatan profil pelajar Pancasila
e. proses pembelajaran dan asesmen yang lebih fleksibel
f. hasil asesmen digunakan sebagai pijakan guru
untuk merancang kegiatan bermain dan pijakan
orang tua dalam mengajak anak bermain di rumah
g. menguatkan peran orang tua sebagai mitra satuan
K eti ka g u ru m era n c a n g keg i a ta n b erm a i n -b el a ja r d i sa tu a n PA U D, ru ju ka n m a na y a n g m ereka g u n a ka n?
Guru merujuk pada
Capaian Pembelajaran
(CP) untuk bermain- belajar karena sudah memadukan rujukan STPPA, standar isi, dan standar penilaian,
sehingga guru dapat lebih mudah, praktis, dan semakin terarah dalam
merancang kegiatan bermain-belajar. CP juga memasukkan arah kebijakan pendidikan di PAUD dengan rumusan kemampuan yang
perlu dimiliki anak sebagai respons dari
perubahan yang terjadi di
lingkungan baik
di lingkup lokal, nasional, maupun global.
A p a ka h m etod e S en tra teta p d i g u n a ka n?
Ya, metode Sentra tetap digunakan, tetapi tidak menjadi satu- satunya metode yang
dilaksanakan di satuan pendidikan. Kurikulum Merdeka juga mendorong untuk melaksanakan
pembelajaran berbasis projek, berbasis masalah, dan
metode- metode lainnya yang utamanya mendukung anak
bebas bereksplorasi.
A p a ka h Ku ri ku l u m
Merd
eka m en g a ja rka
n c a l i stu n g d i
PA U D ?
Pendidikan PAUD mengenalkan kegiatan pra-membaca, pra- matematika, dan pra-menulis kepada peserta didik, sehingga tidak ada pelarangan untuk
mengajarkan calistung
di PAUD. Tetapi, pendidik
perlu
memperhatikan
dengan baik
metode pengajarannya. Arah kebijakan di
PAUD adalah
penyiapan literasi dan
numerasi dini, bukan hanya
terbatas pada
calistung. Pengembangan literasi dan numerasi dini
disesuaikan dengan kebutuhan dan
minat anak
kemudian dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari dan
bermakna, bukan dengan drilling atau hanya dengan pengisian lembar kerja.
B a g a i m an a m en g g un a ka n S T PPA
d
a n Ca pa i a n
Pem b el a ja ra n (CP)?
STPPA adalah salah
satu dari
standar pendidikan nasional dalam kurikulum PAUD, setara dengan SKL di Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Capaian Pembelajaran (CP) merupakan media/alat yang dirancang pemerintah untuk mencapai perkembangan anak yang lebih optimal dan merujuk pada
STPPA. Acuan utama untuk pembelajaran di sekolah adalah
CP. STPPA dapat
digunakan satuan pendidikan sebagai
referensi tambahan dan
menjadi pertimbangan saat satuan pendidikan merumuskan visi, misi, dan profil "lulusan"
dalam kurikulum operasional.
B a g a i m an a m en g em b an g ka n a lu r d a n tu jua n p em b el a ja ra n d i sa tu an PA U D ?
Satuan PAUD dapat mengembangkan alur dan
tujuan pembelajaran berdasarkan karakteristik satuan, kebutuhan dan minat anak, kondisi
lingkungan
sekitar, serta keterkaitannya dengan CP, sehingga alur
dan tujuan pembelajaran antar-tiap satuan
dapat sangat berbeda. Alur
di sini
adalah bagian
dari elemen-elemen CP yang dikembangkan di tiap semester. Kemendikbudristek tidak membuat contoh-contoh
untuk menyusun alur pembelajaran, melainkan contoh tujuan pembelajaran, yang
dituliskan dalam
buku panduan guru. Alur pembelajaran di satuan PAUD dianjurkan sangat fleksibel untuk berganti dan
dimodifikasi agar mengakomodir kebutuhan dan
minat anak (berpusat pada anak).
B a g a i m an a m en g em b an g ka n m od u l a ja r di PA U D ?
Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi untuk
satuan
pendidikan. Satuan
pendidikan dan pendidik dapat mengembangkan modul ajar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi, dan/atau menggunakan modul yang
disediakan Pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah,
satuan
pendidik,
dan peserta didik. Oleh karena
itu
pendidik
yang menggunakan modul ajar yang
disediakan Pemerintah
tidak perlu lagi menyusun perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar secara keseluruhan.
Mod el -m od el p em b el a ja ra n a p a sa ja ka h y an g d a p a t d i p erg u n a kan
d
i sa tu a n PA U D?
Model pembelajaran yang dapat digunakan di
satuan PAUD antara lain: project, inquiry, maupun model pembelajaran lain
yang relevan digunakan selama dapat membangun pengalaman bermain-belajar yang
bermakna, kontekstual, dan sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Men g a p a p el a ja ran
I
PA d a n I PS d i ja d i ka n sa tu p a d a jen ja n g S D ?
Mata pelajaran IPA
dan IPS digabungkan
menjadi satu pada jenjang SD karena anak usia SD cenderung
melihat segala sesuatu secara utuh dan terpadu. Selain
itu, mereka masih dalam tahap berpikir konkret/sederhana,
holistik, dan komprehensif, namun tidak detail. Penggabungan pelajaran IPA dan
IPS
ini diharapkan dapat memicu anak untuk dapat mengelola lingkungan alam dan
sosial dalam satu kesatuan.
Men g a p a I PA S m u la i d i a ja rka n d i kel a s III ?
IPAS mulai diajarkan
di Fase B (kelas III) untuk menguatkan kesadaran peserta didik
terhadap lingkungan sekitarnya, baik dari
aspek alam maupun sosial.
A p a ka h p en d eka ta n tem a ti k m a si h d i g u n aka n ?
Ya, pendekatan tematik tetap digunakan, namun tidak menjadi suatu kewajiban.
Satuan pendidikan boleh menggunakan pendekatan lainnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
Men g a p a d i S D ti d a k a d a m a ta p el a ja ran ketera m p i l a n ?
Mata pelajaran keterampilan untuk peserta didik jenjang SD telah terwadahi melalui mata
pelajaran Seni.
A p a y an g b eru b ah
d
en g an
K
u ri ku l u m
Merd
eka d i S MP?
Mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib, sedangkan mata pelajaran Prakarya menjadi salah satu pilihan
bersama mata pelajaran Seni (Seni Musik, Seni Tari, Seni Rupa, Seni Teater).
Men g a p a ti d a k a d a p em i na ta n d i kel a s X ?
Tidak ada peminatan di kelas X karena:
a. peserta
didik perlu menguatkan
kembali kompetensi dasar/fondasi sebelum mereka mengambil
keputusan tentang arah minat dan bakat
akademik yang ingin
mereka kembangkan
b. keputusan untuk menentukan pilihan akademik sebaiknya dilakukan saat peserta
didik sudah lebih matang secara psikologis, ketika mereka sudah di SMA, bukan di SMP
c. peserta didik dapat menggunakan 1 tahun masa belajar
di SMA untuk mengenal pilihan-pilihan yang disediakan satuan pendidikan tersebut, sebelum
mengambil keputusan terkait pelajaran yang
ingin mereka dalami
d. memberikan kesempatan lebih banyak kepada peserta didik untuk berdiskusi dengan orang tua/wali dan guru Bimbingan Konseling tentang minat dan
bakatnya serta rencana masa depan.
A p a ka h teta p a d a p en ju ru san d i jen ja n g SMA ?
Tidak ada penjurusan di jenjang SMA, peserta didik akan
memilih mata pelajaran kelompok pilihan di Kelas XI dan XII sesuai
minat dan bakatnya dengan panduan guru Bimbingan Konseling.
A p a ka h a kan
a
d a ja m
p
el a ja ran kh u su s u ntu k
B i m b i n g an K on sel i n g , m en g in g a t kon su l ta si d en g a n g u ru B i m b in g a n K on sel i n g m em i l i ki p era n a n y a n g
p en ti n g d a l a m m en g a rah ka n m i n a t p eserta d i d i k?
Tidak ada
jam pelajaran khusus Bimbingan
Konseling di
kelas, namun guru Bimbingan Konseling memegang peranan penting dalam memimpin proses penelusuran minat dan bakat
peserta
didik bersama dengan wali
kelas dan
atau guru lain,
serta berdiskusi dengan setiap individu peserta didik
dan orang tua/wali. Waktu pelaksanaan kegiatan ini
ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
B a g a i m an a d en g an sel eksi
m a su k p erg u ru a n ti n g g i b i l a ti d a k a d a p en ju ru sa n ?
Akan ada penyesuaian terkait seleksi masuk perguruan tinggi. Seleksi masuk didasarkan pada
mata pelajaran yang
diambil oleh peserta didik bukan berdasarkan jurusannya.
A p a ka h p eserta d i d i k b ol eh m e n g g a n ti p i l i h a n m a ta p el a ja ra n d i kel a s X I I ?
Peserta didik boleh mengganti pilihan mata pelajaran, namun hal ini kurang disarankan karena mata pelajaran di kelas XII
pada
prinsipnya adalah kelanjutan materi dari kelas
XI.
Peserta didik yang
beralih mata pelajaran
di kelas XII perlu mengejar ketertinggalan materi sebelumnya.
Men g a p a a da m a ta p el a ja ra n p i l i ha n terka i t v oka si ?
Saat ini Indonesia memiliki 4.700 perguruan tinggi dengan rata- rata lulusan SMA dan
SMK adalah 2-3 juta per
tahun, sedangkan persentase lulusan SMA dan
SMK tersebut yang melanjutkan ke perguruan tinggi baru sekitar 38 persen. Oleh
karena itu, satuan
pendidikan perlu mempersiapkan peserta didik
yang memiliki
keterampilan dan kemampuan untuk bekerja apabila mereka
tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
A p a ka h ad a b a ta s m a ksi m u m
p
en ga m b i l an m a ta p el a ja ra n p i l i ha n u n tu k S MA ?
Total jam pelajaran (JP)
per minggunya dialokasikan 42-47 JP, termasuk mata pelajaran pilihan. Alokasi
mata pelajaran pilihan terdiri dari 20-25 JP. Mata pelajaran dari kelompok MIPA, IPS, dan Bahasa dan Budaya memiliki
alokasi masing-masing 5
JP, mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan 2
JP, dan
maksimal 5 JP untuk mata pelajaran Vokasi. Peserta didik memilih 4-5 mata pelajaran dari
minimal dua
kelompok mata pelajaran pilihan (maksimal mata pelajaran pilihan yang
diambil dari satu kelompok
mata pelajaran pilihan adalah 3 mata pelajaran.
K a p an seb a i kn y a m en g a rah ka n p em i l i h an
m a ta p el a ja ra n u n tu k p em i l i h a n fa ku l ta s m a su k ke Perg u ru a n T i n g g i ?
Pemilihan mata pelajaran sebaiknya sudah mulai diarahkan sejak kelas X sesuai dengan minat dan bakat peserta didik,
namun yang perlu diperhatikan adalah perlunya diskusi dan bimbingan dengan guru, guru Bimbingan Konseling, dan orang tua.
A p a ka h y an g d i m a ksu d d en ga n un i t i n ku i ri p a d a kel a s
X?
Unit inkuiri adalah
kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah yang
ada
di lingkungan sekitar, dari sudut pandang berbagai mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran IPA
dan IPS dengan menggunakan metode inkuiri.
K om p on en
p
em b el a ja ran a p a ya n g b eru bah d i S MK ?
a. Spektrum keahlian disesuaikan dengan kondisi dunia kerja. Ada
10 bidang keahlian dan 50 program keahlian.
b. Struktur kurikulum terdiri dari dua kelompok yaitu A. Umum, B.
Kejuruan. Waktu Praktik Kerja Lapangan adalah 6
bulan di kelas XII pada SMK program 3
tahun dan minimal 10 bulan di
kelas XIII pada SMK program 4
tahun.
c. Pembelajaran
boleh disampaikan dengan
menggunakan sistem Blok,
dengan model belajar project based learning dan proporsi jam pelajaran yang disesuaikan
dengan program keahlian
d. Bahan ajar
digunakan untuk
mendukung pembelajaran dan
pelatihan terhadap kompetensi yang
ada
di dunia kerja
e. Guru yang mengajar
diarahkan agar
memiliki kompetensi
setara dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja. Instruktur dunia kerja
juga didorong untuk ikut mengajar.
f. Sarana dan prasarana diarahkan
agar dilakukan
analisis
benchmarking sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
A p a y an g b eru b ah
p
a da sp ektru m kea h l i a n S MK ?
Jumlah
Bidang Keahlian
menjadi 10 dan dibagi menjadi
50
Program Keahlian. Kompetensi Keahlian tidak lagi masuk ke dalam
Spektrum Keahlian.
A p a ka h sa tua n p en d id i ka n d i b eri keb eb a sa n m em b u ka kon sen tra si kea h l i a n ?
Capaian Pembelajaran (CP) pada level konsentrasi keahlian adalah kompetensi minimum
pada keahlian tersebut. SMK dan
mitra dunia kerja dapat mengembangkan tujuan pembelajaran sesuai
dengan konteks ketenagakerjaan dalam dunia kerja
tersebut.
A p a y an g b e ru b ah
p
a da stru ktu r ku ri ku l u m S MK ?
Struktur kurikulum pada SMK berubah pada mata pelajaran. Mata pelajaran yang semula diorganisasikan dalam 3
(tiga) kelompok, yaitu: muatan nasional, muatan kewilayahan, dan muatan peminatan kejuruan disederhanakan menjadi 2 (dua) kelompok,
yaitu kelompok umum dan kelompok kejuruan.
Kelompok umum adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, sesuai dengan fase perkembangan, berkaitan dengan norma-norma kehidupan baik sebagai makhluk yang berketuhanan Yang Maha Esa, individu, sosial, warga Negara Kesatuan
Republik Indonesia
maupun sebagai warga dunia.
Kelompok kejuruan adalah kelompok mata pelajaran
yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja serta ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya.
A p a y an g d i p el a ja ri d i m a ta p el a ja ra n i nf orm a ti ka ?
Mata pelajaran Informatika berisi berbagai kompetensi untuk menunjang keterampilan berpikir kritis dan sistematis guna menyelesaikan
beragam permasalahan umum meliputi: penerapan
logika proposisi, berpikir komputasional (computational thinking), penerapan teknologi informasi dan komunikasi, penggunaan sistem komputasi, penggunaan jaringan komputer dan internet, penerapan keamanan data dan informasi, analisis data, penerapan
algoritma pemrograman, memahami dampak sosial
informatika,
dan penerapan teknologi digitalisasi industri.
A p a y an g d i p el a ja ri d i m a ta p el a ja ra n
p
rojek i l m u p en g eta h u an a l a m d an
sosi a l ?
Mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
berisi muatan tentang literasi ilmu pengetahuan alam dan sosial yang diformulasikan dalam tema-tema kehidupan yang kontekstual dan aktual.
A p a keg u n aa n Ma ta Pel a ja ra n Pi l i h a n d a lam kel om p ok
Ma ta Pel a j a ra n K eju ru a n d i S MK?
Mata pelajaran pilihan merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik berdasarkan renjana (passion)
untuk pengembangan diri, baik
untuk berwirausaha, bekerja pada bidangnya, maupun melanjutkan pendidikan. Contohnya: Mata pelajaran Bahasa Asing selain Bahasa Inggris, Matematika, IPA,
IPS, atau mata pelajaran kejuruan lain di luar konsentrasi keahliannya.
A p a keg u n aa n PK L ?
Praktik Kerja Lapangan (PKL)
adalah mata pelajaran yang dilaksanakan secara
blok dan dirancangkan pelaksanaannya di
kelas XII selama 6 bulan merupakan wahana pembelajaran di dunia kerja
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik meningkatkan penguasaan kompetensi teknis
(hard skill) sesuai dengan konsentrasi keahliannya serta menginternalisassi karakter dan budaya kerja (soft skill).
A p a i si kel om p ok Ma
ta Pel a ja ra n K eju ru a n p a d a kel a s X
d i S MK ?
Muatan kejuruan pada kelas
X berisi
materi dasar-dasar kejuruan untuk masing-masing program keahlian.
A p a i si kel om p ok Ma
ta Pel a ja ra n K eju ru a n p a d a kel a s
X I d a n X I I d i S MK?
Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan pada kelas XI dan XII berisikan kumpulan mata pelajaran sesuai program keahlian yang
terdapat di SMK.
Men g a p a l u lu sa n S MK
d
ih a rap ka n u n tu k men c a ri
p ekerja a n sel esa i b er sek ol a h ? B u ka n kah peserta d i d i k S MA
d
a n sed era ja t l a i n n y a ju ga
a
ka n m enc a ri kerja setel a h sel esa i p en d i d i ka n S MK /S MA ?
Undang-Undang
Republik Indonesia
Nomor
20 Tahun
2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 15, “Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan,
dan
khusus”. Didalam penjelasan pasal tersebut disebutkan
sebagai berikut: “Pendidikan umum
merupakan pendidikan dasar dan
menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan
yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang
lebih tinggi. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk
bekerja dalam bidang tertentu”. Selain itu, perbedaan utama peserta didik
SMK dan SMA adalah soal keterampilan teknis. Lulusan SMK sudah
memiliki keterampilan teknis
yang
sangat spesifik/ahli dalam bidangnya. Lulusan SMK mempunyai sertifikat kompetensi yang juga
diakui oleh
dunia kerja. Keterampilan ini yang
menjadi bekal utama mereka ketika melamar untuk suatu posisi di dunia kerja.
A p a ka h lu l u sa n S MK b i sa m el a n ju tka n ke
p
erg u ra n ti n g g i ?
Lulusan SMK bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, apalagi sekarang dengan
bantuan program
D2 fast track yang memberikan peluang pada peserta didik SMK untuk bisa masuk ke perguruan tinggi tanpa melalui tes. Selain itu, Kemendikbudristek sedang mengupayakan agar ada
penyetaraan pada lulusan SMK yang
ingin masuk ke
perguruan tinggi vokasi.
B a g a i m an a b en tu k keterl i b a ta n p eserta d i d i k S MK d a l a m p el a ksa n aa n p rojek
p
en g u a ta n p rofi l p el a ja r Pa n c a si l a?
Keterlibatan peserta didik dalam projek penguatan profil pelajar
Pancasila merupakan
unsur
penting. Peserta didik bisa dilibatkan
sejak awal perencaaan sampai pada masa refleksi dari
kegiatan. Peserta aktif bisa berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran sesuai minat dan kelebihan yang dimiliki. Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta untuk
“mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitar. Dalam projek ini, peserta didik
SMK memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, kehidupan
berdemokrasi, kedisiplinan, kebekerjaan dan
budaya kerja sehingga peserta didik SMK bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu
tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan ini juga
dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi
dan dampak bagi lingkungan sekitar.
A p a ka h sa tua n p en d id i ka n d ap a t m
el a ku ka n keg i a ta n ta n p a m el i b a tka n p i ha k d u n i a kerja ?
Informasi dari profesional dunia kerja untuk memberikan informasi tentang gambaran dunia kerja yang dingin dijalani oleh peserta didik ketika nanti
mereka menyelesaikan pendidikan
di SMK. Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyampaikan bahwa perlunya keselarasan antara dunia kerja
dan SMK, yang
tidak hanya tergambar melalui surat perjanjian kerja
sama antara kedua belah pihak tersebut. Untuk itu, kementerian sudah menyiapkan paket Link and (Super) Match 8+i yang
semuanya berhubungan dengan pentingnya keterlibatan dunia kerja.
A p a b eda n y a p rojek
p
en g u a ta n p rof i l p el a ja r Pa n c a si l a d en g a n Pro je c t B a se d L e a rn i n g (PB L ) d i S MK ?
Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan aktifitas pembelajaran yang dapat berupa kajian,
penelitian, diskusi, bakti sosial, metode penguatan
fisik, dan mental atau pembelajaran berbasis projek untuk
menginternalisasi karakter profil
pelajar
Pancasila. Sedangkan, Project
Based Learning (PBL)
merupakan kegiatan pembelajaran berupa pembuatan produk barang atau layanan jasa yang digunakan sebagai
wahana penguasaan
kompetensi.
A p a p era n m a ta p el a ja ra n Projek K rea ti f d a n
K ew i ra u sah a an ?
Mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan merupakan wahana pembelajaran bagi
peserta didik
melalui pendekatan pembelajaran berbasis projek untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan kompetensi yang dikuasai pada kegiatan pembuatan
produk/pekerjaan layanan jasa
secara kreatif
dan bernilai ekonomis.
A p a y an g b eru b ah
d
a ri ku ri ku l u m seb el u mn y a u n tu k
K u ri ku l u m Merd eka d i b a g i a n p end i d i ka n kh u su s?
a. Penggunaan Capaian Pembelajaran (CP) yang setara dengan KI KD pada Kurikulum 2013.
b. Untuk peserta
didik
berkebutuhan khusus
dengan hambatan intelektual mengacu pada fase yang didasarkan pada usia mental. Untuk peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual dapat mengacu pada
fase yang sama dengan peserta didik di pendidikan umum.
c. Pada Kurikulum 2013, KI KD disusun untuk perketunaan, untuk
Kurikulum Merdeka hanya menggunakan
1 CP untuk semua ketunaan.
A p a ka h p en d i d i ka n khu su s ju g a m en g g una ka n Ca p a i an
Pem b el a ja ra n (CP) y a n g sa m a d en g a n p en d i d i ka n reg u l er?
Capaian Pembelajaran
(CP) pendidikan
khusus disusun berdasarkan CP reguler yang telah dimodifikasi dan
disesuaikan dengan karakteristik dan
kebutuhan ABK. CP ini bersifat fleksibel
karena dibuat secara global dan dapat diterapkan untuk semua ketunaan dengan patokan kondisi
anak berhambatan intelektual. Untuk peserta didik yang tidak memiliki hambatan intelektual, dapat
tetap menggunakan CP yang
sama dengan satuan pendidikan reguler.
B a g a i m an a p en y ed ia a n bu ku
un tu k p esert a d i d i k b erkeb u tu h a n khu su s?
Pada dasarnya, peserta didik
berkebutuhan khusus dapat
menggunakan berbagai sumber belajar yang
relevan termasuk buku. Untuk saat ini, Pemerintah
telah menyediakan buku panduan guru yang terdiri atas panduan pelaksanaan pendidikan inklusif, panduan pelaksanaan program pembelajaran individual (PPI), panduan asesmen, dan pembelajaran pendidikan khusus.
A p a ka h u n tu k p eserta d i d i k d i S L B ju g a h aru s
m en era p ka n p rojek
p
en g u a ta n p rof i l p el a ja r Pa n c a si l a ?
Peserta didik berkebutuhan khusus
menerapkan
projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan mengusung tema yang tidak berbeda
dengan satuan pendidikan reguler, hanya saja kedalaman materi dan aktivitas disesuaikan dengan karakteritik dan kebutuhan peserta didik.
Men g a p a m a ta p el a ja ran ketera m p i l a n p a d a p eserta
d i d i k b erkeb u tu h a n kh u su s m e m i l i ki p orsi p a l i n g b esa r di a n ta ra m a ta p el a ja ra n l a i nn y a?
Mata pelajaran keterampilan untuk peserta didik berkebutuhan khusus memiliki porsi
yang
paling besar dibandingkan mapel lainnya. Hal ini dikarenakan projeksi
pendidikannya adalah kemandirian, sehingga peserta didik disiapkan
untuk menjadi lulusan siap kerja
dan
mampu berwirausaha.
Capaian Pembelajaran (CP) mata pelajaran keterampilan tersebut
didasarkan pada SK3PD
(standar kompetensi kerja
khusus bagi penyandang disabilitas) yang setara dengan SKKNI.
A p a ka h m a ta p el a ja ra n T I K ju g a d ia ja rka
n d i S L B ?
Mata pelajaran TIK termasuk ke dalam rumpun/kelompok mata pelajaran keterampilan.
Men g a p a d i Ku ri ku l u m Merd eka p eserta d i d i k
b erkeb u tu h a n khu su s d i kel a s V I I I h a n y a b ol eh m em i l i h 1 jen i s k ete ra m p i l a n ?
Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang dapat memilih minimal 2
jenis keterampilan, pemilihan 1 jenis keterampilan dimaksudkan agar
peserta didik
lebih fokus mendalami 1 keterampilan secara utuh sehingga menjadi
lulusan yang
siap kerja.
Sedangkan saat di kelas VII, peserta didik masih dapat memilih minimal 2
jenis keterampilan dari 20 jenis keterampilan yang ada.
B a g a i m an a p en yu su na n a lu r tu ju a n p em bel a ja ra n
(A T P) d i S L B ?
Prinsip penyusunan alur tujuan pembelajaran (ATP) di SLB sama dengan satuan pendidikan reguler, yang membedakan adalah ATP untuk anak dengan hambatan intelektual. ATP yang diturunkan
dari Capaian Pembelajaran (CP) pendidikan khusus berlaku sama untuk semua ketunaan. Dengan demikian, tujuan pembelajaran yang disusun berlaku sama dengan pembeda pada
pendekatan yang disesuaikan dengan masing-masing karakteristik ketunaan.
B a g a i m an a p en g em ba n g an
m od u l a ja r d i S L B ?
Satuan pendidikan dapat memilih pendekatan tematik maupun mata pelajaran
dalam pengembangannya. Selain
itu, satuan
pendidikan dapat memilih tema-tema yang kontekstual.
A p a y an g d i m a ksu d d en g an p rof i l p el a ja r Pa n c a si l a?
Profil
pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan untuk menunjukkan karakter dan
kompetensi yang diharapkan diraih dan
menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila peserta didik dan
para pemangku kepentingan.
A p a ka h p rof i l p el a ja r Pa n c a si l a h an y a b erla ku u n tu k
K u ri ku l u m
Merd
eka a ta u b erl a ku ju g a p ada sa tu a n p en d i d i ka n y an g m en era p ka n Ku ri ku l u m
20
1 3 ?
Profil
pelajar Pancasila tidak hanya
berlaku untuk satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum Merdeka saja, namun berlaku
juga untuk satuan
pendidikan yang menerapkan Kurikulum 2013.
B a g a i m an a m en era p ka n p rof i l p el a ja r Pa n c a si l a p a da
K u ri ku l u m
2
01 3 ?
Dalam penyusunannya, profil pelajar Pancasila
sudah memetakan/merujuk Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) sehingga dalam implementasinya dapat diselaraskan. Dengan penyesuaian sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan,
satuan pendidikan
yang menggunakan Kurikulum 2013 boleh menerapkan pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil pelajar Pancasila seperti yang
dilakukan oleh Sekolah Penggerak atau SMK PK.
Men g a p a p em b el a ja ran
m el a l u i p rojek d i s eb u t seb a g a i
" p en gu a ta n p rof i l p el a ja r Pa nc a si l a "?
Di satuan pendidikan, profil pelajar Pancasila perlu dikembangkan melalui berbagai strategi yang saling melengkapi
dan menguatkan, yaitu budaya satuan pendidikan, kegiatan pembelajaran, dan
kegiatan kokurikuler berupa
pembelajaran melalui projek. Dengan demikian, projek ini
bukan satu-satunya
metode melainkan penguatan upaya mengembangkan
profil pelajar Pancasila.
A p a i tu p rojek p en g u a ta n p rof i l p el a ja r Pan
c
a si l a ?
Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah sebuah pendekatan pembelajaran melalui projek dengan sasaran utama mencapai dimensi profil pelajar Pancasila. Peserta
didik akan belajar menelaah tema-tema tertentu
yang menjadi prioritas setiap tahunnya.
A p a sa ja p eru ba h an y a n g ti m b u l d en ga n ad a n y a p rojek p en g u a tan p rof i l p el a ja r Pa n c a si l a?
Dengan adanya projek penguatan profil pelajar Pancasila, maka satuan pendidikan perlu mengalokasikan waktu agar guru bisa bekerja secara kolaboratif. Kolaborasi akan
menjadi kunci sukses/tidaknya sebuah projek. Dalam pelaksanaan projek, guru- guru harus
berkolaborasi secara lintas ilmu untuk merencanakan, memfasilitasi, dan menjalankan
asesmen. Pada
satuan
PAUD, projek penguatan profil pelajar Pancasila memiliki tema-tema yang ditentukan pemerintah. Tema-tema ini dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan. Pada setiap tahunnya, satuan pendidikan melaksanakan dua tema projek sehingga hal
ini perlu masuk dalam pengorganisasian
pembelajaran dalam kurikulum operasional satuan pendidikan.
A p a y an g d i m a ksu d d en g an d i m en si p rof i l p el a ja r
Pa n c a si l a?
Dimensi profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kompetensi fondasi yang
perlu dikembangkan
satuan
pendidikan untuk
peserta didik. Dimensi-dimensi
profil pelajar Pancasila adalah 1/ beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bergotong-royong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, dan
(6)
kreatif. Sebagai contoh,
mampu mengelola waktu
belajar dan
merancang strategi yang sesuai
untuk mencapai tujuan
belajar adalah sikap yang
terbangun sebagai hasil dari perkembangan dimensi mandiri.
B a g a i m an a i m p l em en ta si p rojek p rof i l p el a ja r
Pa n c a si l a d i sa tu an p en d i d i kan ?
Projek penguatan profil pelajar Pancasila akan dijalankan terpisah dari mata pelajaran, namun
mengambil sebagian waktu dari keseluruhan pembelajaran di satuan pendidikan. Pada satuan PAUD, pelaksanaan projek
profil pelajar Pancasila terintegrasi dengan kegiatan bermain-belajar harian dan
dilakukan sekurang- kurangnya pada
perayaan hari besar dan perayaan tradisi lokal.
A p a fu n g si p rof i l p el a ja r Pa n ca si l a ?
Profil pelajar Pancasila berguna sebagai
kompas bagi
pendidik dan
pelajar Indonesia. Profil
pelajar Pancasila
menjabarkan tujuan pendidikan nasional secara lebih rinci terkait cita-cita, visi misi, dan
tujuan pendidikan ke peserta didik dan seluruh komponen satuan pendidikan. Profil pelajar Pancasila memberikan
gambaran yang ingin dituju mengenai karakter dan kemampuan pelajar Indonesia. Segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan bertujuan akhir ke profil pelajar Pancasila, sehingga pendidik dan pelajar mengetahui apa harapan negara terhadap hasil pendidikan dan berusaha mewujudkannya bersama.
A p a p en ga ru h p rof i l p el a ja r Pa nc a si l a ke
p
em b el a ja ra n d i kel a s?
Setiap mata pelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan diharapkan mendukung ketercapaian profil pelajar Pancasila dengan memasukkannya dalam pembelajaran.
Profil pelajar Pancasila juga akan
diperkuat dengan
pembelajaran berbasis projek dengan
tema
yang mendukung perkembangan kompetensi dan karakter yang
dituju.
Pengaruh langsung dari profil pelajar Pancasila: adanya projek penguatan profil pelajar Pancasila sejak jenjang PAUD
sampai
dengan SMA/SMK, dan di SLB.
Pengaruh tidak langsung kepada satuan pendidikan adalah adanya Asesmen Nasional, khususnya survei lingkungan belajar dan survei karakter merupakan metode untuk memantau lingkungan belajar yang
sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
A p a ka h p erb eda a n p rof i l p el a ja r Pa n c a si l a d en g a n n i l a i -n i l a i d a l a m Pen g ua ta n Pen d i d i ka n Kara kter (PPK )?
PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi
olah hati, olah rasa, olah
pikir, dan olahraga. Pentingnya pendidikan karakter ditunjukkan dan dikuatkan dalam profil pelajar Pancasila
dengan menjadikannya sebagai arah karakter yang dituju dalam pendidikan Indonesia.
J i ka
p
rojek p en g u a ta n p rof i l p el a ja r Pa n c asi l a b erja
l
a n , b a g a i m an a d en g an
p
rog ra m PPK
y a n g su da h b erja
l
a n ?
PPK tetap dapat berjalan sesuai
kebutuhan dan pembiasaan di satuan pendidikan masing-masing yang terintegrasi dengan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Projek penguatan profil pelajar Pancasila
dan program PPK adalah usaha
dan amanat kebijakan dari UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam mengembangkan peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3).
D i m a n a ka h n a si on a l i sm e d a la m p rof i l p ela ja r
Pa n c a si l a?
Nasionalisme terbangun dari perwujudan dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila. Nasionalisme merupakan buah dari
perkembangan dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan berakhlak mulia (yaitu akhlak bernegara), dimensi bergotong royong, juga
dimensi berkebinekaan global.
J i ka
p
rof i l p el a ja r Pa n c a si l a m a su k seb a g ai Ren st ra K em en d i kb u d ri stek, b a g a i m an a p el a ksa naa n n y a d i sa tu a n
p
en d id i ka n?
Implementasi profil pelajar Pancasila
dilakukan dengan melaksanakan kegiatan (pembelajaran, program, projek, dsb.) yang tujuannya adalah
ketercapaian profil pelajar Pancasila. Kepala satuan pendidikan, guru, tenaga kependidikan, dan
pelaku pendidikan
lainnya juga diharapkan untuk
memiliki
profil ini, dengan kerja
sama antara satuan pendidikan, orang tua, dan
masyarakat, serta didukung oleh para pemangku kepentingan dan
pemangku kebijakan.
B a g a i m an a m en g u ku r kete rc a p a i a n p rof i l p el a ja r
Pa n c a si l a?
Projek profil pelajar Pancasila memiliki rapor tersendiri yang akan membantu rekam jejak ketercapaian profil pelajar Pancasila. Pada satuan PAUD
sendiri tidak ada
rapor khusus untuk projek profil pelajar Pancasila. Rapor
projek profil terintegrasi dengan laporan perkembangan CP dan
diharapkan muncul
di portofolio anak. Profil pelajar Pancasila merupakan tujuan akhir dari hasil pendidikan, sehingga satuan pendidikan juga
seyogyanya tidak terburu-buru dalam mengukur ketercapaian profil, melainkan
membangun kompetensi dan karakter tersebut secara
konsisten dan melihat perkembangannya melalui penilaian projek.
A p a ka h p rojek
p
en g u a ta n p rof i l p el a ja r Pa n c a si l a d i a m pu ol eh
g
u ru y a n g sa m a d en ga n g u ru m a ta
p el a ja ra n ?
Projek penguatan profil pelajar Pancasila diajarkan secara kolaboratif (team teaching) oleh guru mata pelajaran dan
guru kelas. Karena
projek ini memiliki target utama pengembangan profil
Pelajar
Pancasila, maka semua guru,
baik guru mata pelajaran maupun guru kelas perlu terlibat dalam perencanaan, pengajaran,
dan asesmen. Di satuan PAUD, guru yang mengampu projek penguatan profil pelajar Pancasila sama dengan guru kelas.
S eju m l a h 2 0 -3 0 p ersen
ja m
p
el a ja ra n d a ri seti a p m a p el d i a l oka si ka n u n tu k p rojek p en g u a ta n p rofi l p el a ja r
Pa n c a si l a. A p a kah
p
rojek t erseb u t a ka n
d i i m p l em en ta si ka n p er m a p el a ta u teri n te g ra si a n ta rm a p el ?
Target utama projek ini adalah penguatan profil pelajar Pancasila sebagai tujuan jangka panjang
pembelajaran. Oleh karena itu, tujuan projek ini tidak berkaitan langsung dengan konten/capaian pembelajaran dari
mapel yang
sedang dipelajari. Dalam implementasinya, guru kelas
dan guru mapel berkolaborasi dan fokus
pada pencapaian dimensi profil
pelajar Pancasila dalam perencanaan dan
fasilitasi kegiatan projek ini. Penentuan 20-30 persen alokasi
waktu untuk projek tidak berlaku untuk
satuan
PAUD.
Dalam rangkaian kegiatannya, peserta
didik akan menggali pemahaman dan mencari solusi mengenai isu-isu yang dikemas dalam tujuh tema berdasarkan
tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals atau SGDs). di
SD, SMP, SMA, SMK, dan sederajat serta empat tema di satuan PAUD. Berbagai
macam keterampilan dan
pengetahuan akan dikembangkan untuk pendalaman isu, penyelesaian masalah, dan
tidak dipisah-pisah dalam mata pelajaran.
B a g a i m an a b en tu k p el a p oran
h
a si l p rojek ?
Hasil projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaporkan dalam rapor akhir tahun (semester 2) peserta didik. Format rapor tersebut berbeda dengan format hasil
belajar intrakurikuler. Rapor hasil projek menggambarkan perkembangan sub elemen profil pelajar Pancasila yang dipilih dalam tema projek di tahun ajaran. Pada satuan PAUD, pelaporan hasil projek
tidak terpisah dengan rapor intrakurikuler. Perkembangan
projek dan dimensi
profil
ditunjukkan dalam portofolio anak.
A p a ka h b en tu k l a p ora n h a si l b el a ja r p rojek
p
rof i l p el a ja r Pa n c a si l a p er m a ta p el a ja ra n?
Projek penguatan profil pelajar
Pancasila tidak terkait dengan mata pelajaran, sehingga bentuk laporannya tidak disusun per mata pelajaran.
B a g a i m an a ji ka
p
eserta d i d i k m em i l i h tem a p rojek
p en g u a tan p rof i l p el a ja r Pa n c a si l a y an g bel u m m ereka p el a ja ri d a l a m m a ta p el a ja ra n (i n tra ku ri kul er)?
Tema-tema dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila mengajarkan ilmu pengetahuan
dan keterampilan
yang kontekstual dan
umum. Peserta
didik berkesempatan untuk mengeksplorasi
pengetahuan
dan keterampilan
tersebut meskipun mereka belum mempelajarinya dalam intrakurikuler. Bahkan, projek yang mereka lakukan dapat menjadi pengetahuan awal
yang
mendorong mereka lebih siap untuk mempelajarinya lebih jauh dalam intrakurikuler.
A p a ka h p rojek p en g u a ta n p rof i l p el a ja r Pa n c a si l a
h a n y a m en g gu n a kan
p
em b el a ja ran b erb a si s p roje k ?
Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak berarti pendekatan berbasis
projek saja. Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan lain seperti inkuiri, berbasis masalah, dan pendekatan lain yang
sesuai digunakan untuk mengembangkan karakter dan
kompetensi yang dituju di profil pelajar Pancasila.
A p a ka h sa tua n p en d id i ka n y a n g m en g gu na ka n
K u ri ku l u m
2
01 3 b i sa m el a ku ka n p rojek
p
en g u a ta n p rof i l p el a ja r Pa n c a si l a?
Satuan pendidikan
yang menggunakan Kurikulum 2013 bisa melakukan projek penguatan profil pelajar Pancasila bila
satuan pendidikan dapat menyesuaikan pengelolaan waktu
dan kolaborasi antar guru.
A p a y an g d i m a ksu d d en g an Ca p a ia n Pem b el a ja ra n
(CP)?
Capaian Pembelajaran
(CP) merupakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dirangkaikan sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan
sehingga membangun kompetensi yang utuh dari suatu mata pelajaran. Capaian Pembelajaran di
PAUD didesain untuk membangun
kesenangan
belajar dan
kesiapan bersekolah anak.
A p a ka h Ca pa i a n Pem b el a ja ran
(CP)
m en g g a n ti ka n
S ta n d a r K om p eten si L u l u san (S K L )?
Capaian Pembelajaran (CP) bukan pengganti SKL/STPPA. Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di bawah Standar Nasional Pendidikan (SNP), setara dengan KI-KD dalam Kurikulum 2013.
J i ka
Ca p a i a n Pem b el a ja ra n (CP) seta ra d e n g a n K I -K D , a p a ka h SK L teta p m en ja d i a c u an d a l a m men g u ku r kom p eten si l u l u sa n d a ri sa tu a n p en d id i ka n ?
Ya, SKL tetap menjadi acuan untuk mengukur kompetensi lulusan.
Men g a p a Ca p a ia n Pem b el a ja ra n (CP)
m en g i n teg ra si ka n kem b a l i ke tera m p i l a n , p en g eta h u an , da n si ka p ?
Kompetensi adalah rangkaian dari pengetahuan, keterampilan, disposisi (sikap)
tentang ilmu pengetahuan, dan
sikap terhadap
proses belajar (dorongan untuk belajar dan
motivasi untuk
menggali konsep lebih dalam). Dengan demikian, keterampilan, pengetahuan, dan sikap tidak sepatutnya dipisahkan.
Men g a p a Ca p a ia n Pem b el a ja ra n (CP) d i su su n p er f a se?
Penyusunan Capaian Pembelajaran
(CP) per
fase merupakan upaya penyederhanaan sehingga peserta didik dapat memiliki waktu yang memadai dalam menguasai kompetensi. Penyusunan CP per fase ini juga
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (Teaching at the Right Level), kebutuhan, kecepatan, dan gaya
belajar mereka. Hal ini karena CP disusun
dengan memperhatikan fase-fase perkembangan anak. Selain
itu, penyusunan CP per fase berguna
bagi guru dan satuan pendidikan. Guru
dan satuan pendidikan dapat
memperoleh keleluasaan dalam menyesuaikan
pembelajaran sehingga selaras
dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.
Ref eren si a p a y a n g b i sa d i g u na ka n un tu k m en d u ku n g i m p l em en ta si Ca p a i a n Pem b el a ja ra n?
Kepala satuan pendidikan dan pendidik dapat menggunakan buku
teks, buku panduan, dan
modul ajar yang telah diterbitkan oleh Kemendikbudristek. Pada satuan PAUD,
buku panduan guru
terdiri dari buku panduan pengembangan pembelajaran, elaborasi masing-masing
elemen CP, pengembangan
pembelajaran berbasis buku cerita (untuk penguatan literasi dini), dan
projek pengembangan profil pelajar Pancasila.
A p a ka h ca p a ia n a kh i r u n tu k seti a p f a se b isa b erb ed a - b ed a ?
Pada setiap akhir fase, terdapat kompetensi yang sama yang harus dicapai
oleh peserta didik,
namun alur untuk mencapai akhir fase tersebut yang berbeda-beda disesuaikan
dengan kebutuhan belajar, karakteristik, dan perkembangan peserta didik
yang beragam.
J i ka
h
a n y a 1 ca p a ia n a kh i r p er -f a se m a ka , b a g a i m an a p eserta d i d i k m en g eja r ke ter ti n g g a l a n ?
Peserta didik mengejar ketertinggalan dengan cara guru menentukan strategi pembelajaran yang tepat berdasarkan hasil asesmen. Asesmen merupakan bagian
terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan
menyediakan informasi yang
holistik sebagai umpan balik untuk guru, peserta
didik, dan orang tua agar
dapat memandu mereka
dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
A p a ka h p eserta d i d i k a ka n sel a l u b era d a di f a se y a n g sa m a u n tu k seti a p m a ta p el a ja ra n ?
Peserta didik tidak selalu berada di fase yang sama untuk setiap mata pelajaran. Penetapan fase didasarkan pada hasil asesmen, seorang peserta didik mungkin saja berada di
fase yang berbeda untuk beberapa mata pelajaran. Penyesuaian dimungkinkan pada fase yang
berbeda dari Capaian Pembelajaran (CP) setiap mapel.
A p a y an g d i m a ksu d d en g an p era n g ka t a j ar?
Perangkat ajar merupakan buku teks dan modul ajar
yang membantu guru dalam
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Melalui perangkat ajar, guru diharapkan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang semakin bermakna, selaras dengan prinsip yang mengedepankan pembelajaran sesuai tahapan dan kebutuhan peserta didik.
B a g a i m an a c a ra m en ga kses p era n g ka t a ja r?
Perangkat ajar dapat diakses
melalui media cetak dan secara daring.
Media cetak: buku teks akan disediakan Kemendikbudristek secara daring
dan cetak dengan prosedur distribusi sesuai peraturan berlaku.
Daring: modul ajar dapat diakses
dan digunakan pada platform
Merdeka Mengajar dengan mengikuti langkah-langkah petunjuk.
A p a y an g d i m a ksu d d en g an m od u l a ja r?
Modul ajar merupakan dokumen yang berisi
tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi untuk
satuan
pendidikan. Satuan
pendidikan dan pendidik dapat mengembangkan modul ajar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi, dan/atau menggunakan modul yang
disediakan Pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah,
satuan
pendidik,
dan peserta didik. Oleh karena
itu pendidik yang
menggunakan modul ajar yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi
menyusun perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar secara keseluruhan.
B a g a i m an a c a ra m en g gu na ka n m od u l a ja r d i d a l a m kel a s?
Untuk perencanaan pembelajaran, guru
memiliki
keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia
sesuai
dengan
konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.
A p a ka h si l a bu s d a n RPP teta p d i b u a t?
Silabus dan
RPP tetap dibuat. Silabus
dan RPP dikembangkan sesuai dengan standar proses atau Surat Edaran Nomor 14 tahun
2019 tentang Penyederhaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
A p a ka i ta n RPP d en g a n m od u l a ja r?
Modul ajar pada
dasarnya
adalah perencanaan pembelajaran secara lengkap disusun berdasarkan topik dalam lingkup kelas. Sementara ATP merupakan perencanaan pembelajaran untuk
jangka waktu lebih panjang dalam
lingkup satuan pendidikan.
Silabus dapat dikembangkan dengan menggunakan atau mengadaptasi ATP yang disediakan oleh pemerintah maupun alur tujuan pembelajaran yang
dikembangkan secara mandiri.
Modul ajar dapat dianggap sebagai RPP, sehingga guru yang menggunakan modul ajar yang disediakan oleh pemerintah ataupun mengembangkan secara mandiri, tidak perlu lagi membuat
RPP secara terpisah. Guru dapat
mengembangkan modul ajar melalui adaptasi modul ajar dari pemerintah agar sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dan konteks satuan pendidikan.
A p a ka h bu ku
teks y a n g a d a seka ra n g m a si h b i sa d i p a ka i ?
Buku teks yang ada saat ini masih dapat digunakan selama isinya
selaras dengan Capaian Pembelajaran. Buku teks adalah salah satu
perangkat
ajar yang
digunakan untuk
membantu guru
dan peserta didik dalam mencapai Capaian Pembelajaran (CP).
A p a ka h K ri teri a K etu n ta sa n Mi n i m a l m a si h a ka n b erl a ku p a d a Ku ri ku l u m
Merd
eka i n i ?
Ketuntasan hasil
belajar tidak lagi
diukur dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berupa nilai
kuantitatif. Asesmen formatif pada pembelajaran dilakukan untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran.
J i ka
ti d a k a d a K K M, ba g a i m an a g u ru a ka n m en en tu ka n a p a ka h ca p a ia n b el a ja r p eserta d i d i k su d a h m em a d a i
a ta u b el u m?
Capaian belajar sudah memadai
atau belum diketahui dengan mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Guru diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan karakteristik kompetensi pada tujuan pembelajaran dan aktivitas pembelajarannya.
B a g a i m an a a cu an l i n g ku p m a teri y a n g m en ja d i ru ju ka n u n tu k ev a l u a si h a si l b el a ja r a kh i r d a ri sa tua n
p en d i d i ka n da l a m b en tu k u ji a n sekol a h ?
Acuan lingkup materi yang menjadi rujukan untuk evaluasi akhir adalah kompetensi esensial pada
tujuan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
B a g a i m an a b en tu k ra p or i n tra ku ri ku l er?
Rapor intrakurikuler disusun dalam bentuk
kualitatif
dan kuantitatif dengan nilai akhir mempertimbangkan hasil asesmen sumatif dan formatif.
A p a ka h l ap ora n h a si l b el a ja r i n tra ku ri ku l er b erb a si s Ca p a i a n Pem b el a ja ra n (CP) seti a p p eri od i k sem es ter a ta u f a se?
Laporan hasil belajar intrakurikuler akan diberikan kepada peserta didik pada setiap akhir semester.
A p a ka h ad a ken a i ka n kel a s ji ka p a d a K u riku l u m Merd eka m en g g u n a ka n f a se? Ba g a i m an a kri te ri a ken a i ka n kel a s?
Ya, ada kenaikan kelas. Peserta didik dapat melanjutkan ke kelas di atasnya sesuai dengan potret ketercapaian tujuan pembelajaran.
A p a ka h sa tua n p en d id i ka n y a n g tel a h m enera p ka n S KS
d a p a t m en g g un a ka n Ku ri ku l u m Merd eka ?
Satuan pendidikan dapat menerapkan Kurikulum Merdeka dan tetap menggunakan SKS, dengan tetap merujuk pada Capaian Pembelajaran (CP) yang
ada.
A p a ka h y an g d i m a ksu d d en ga n p em b el a jara n sesu a i ta h a p c ap a i an p eserta d i d i k?
Pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik merupakan salah satu semangat dalam merdeka belajar,
di mana pengajaran pada peserta didik disesuaikan dengan
tingkat capaian dan
kemampuan awal
mereka. Pertama, guru melakukan asesmen terhadap level pembelajaran peserta didik. Peserta didik kemudian dikelompokkan
berdasarkan tingkat capaian dan kemampuan yang serupa. Guru
selanjutnya memberikan intervensi pengajaran dan
beragam aktivitas pembelajaran sesuai dengan level pembelajaran tersebut, bukan hanya
melihat dari
usia
dan kelasnya. Guru mengajarkan kemampuan dasar yang perlu dimiliki peserta didik dan
menelusuri kemajuannya. Sebagai ilustrasi, jika anak berada di kelas IV SD namun kemampuan dasar yang
dimiliki
belum sampai ke level yang
diharapkan pada level kelas tersebut, maka guru perlu memberikan intervensi yang sesuai dengan kemampuan peserta didik
saat itu, menuntaskan kebutuhan belajarnya, dan
tidak memaksakan pengajaran yang ada
di level
kelas IV.
B a g a i m an a c a ra gu ru m en g a ja rka n p eserta d i d i k u n tu k m en g em b a n g ka n kom p eten si d a n b u kan
ha n y a
m en g a ja r kon ten ?
Guru menganalisis kompetensi yang ada di Capaian Pembelajaran (CP) per
fase
lalu menurunkannya pada
kompetensi yang dicapai
peserta didik di kelas yang diajarnya. Kompetensi ini disusun secara berjenjang dari
awal tahun hingga akhir tahun. Guru kemudian menurunkan kompetensi ini dalam indikator capaian kompetensi untuk diukur dalam asesmen (bisa dalam bentuk lembar amatan atau bentuk asesmen yang
lain).
Guru juga berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua selama proses pembelajaran terkait dengan hasil asesmen (diagnostik, formatif, dan sumatif) secara intensif, transparan, dan personal. Selanjutnya, bila belum
mampu untuk melakukannya sendiri, guru dapat bekerja sama dengan guru lain
untuk melakukan analisis dan
menurunkannya menjadi alur tujuan pembelajaran.
A p a ka h i tu p l a tf orm Merd eka M en g a ja r?
Salah satu platform teknologi yang
disediakan untuk mendukung para guru agar dapat mengajar menggunakan
Kurikulum Merdeka dengan lebih baik, meningkatkan
kompetensinya, dan berkembang secara karier.
Saluran Informasi dan Pengaduan seputar Pendidikan dan Kebudayaan
Telepon:
021 5703303 / 57903020 ext. 2115
SMS: 0811976929
Faksimili:
021 5733125
Email: pengaduan@kemdikbud.go.id
Laman: ult.kemdikbud.go.id
Posting Komentar untuk "Kurikulum Merdeka"