Kata disiplin berasal dari bahasa inggris “Dicipline“ yang berarti tata tertib (S. Wojowasito dan W. J. S Poerwadarminta, 1980:43), sedangkan menurut Elizabeth B. Hurlock (dalam D. Gunarsa dan Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, 1986:81) bahwa disiplin adalah proses dari latihan atau perkembangan. Sedangkan disiplin persi majalah Psikologi Populer Anda (1985:9) adalah kepatuhan atau ketaatan atas kesadaran diri yang mendalam menepati atau memperhatikan waktu, tempat dan suasana.
Dari beberapa pendapat diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa disiplin adalah kesediaan untuk melakukan kewajiban atau mentaati peraturan serta tata tertib bukan karena paksaan dari luar, tapi karena kesadaran diri yang mendalam yang didasarkan atas keyakinan dengan menepati atau meperhatikan waku, tempat dan suasana.
Disiplin kerja guru merupakan salah satu factor yang harus diperhatikan dalam proses pendidikan karena disiplin kerja guru adalah sebagai usaha mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan yang telah disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan, agar pemberian hukuman pada seseorang/kelompok dapat dihindari (Hadarinawawi, 1981:104). Disiplin kerja seorang guru yang mengandung pemahaman terhadap norma, nilai dan peraturan dalam melaksanakan hak dan kewajiban sebagai seorang pendidik.
Kesediaan yang tinggi pada guru sangat diharapkan oleh setiap lembaga penndidikan, karena kedisiplinan akan menimbulkan kepositifan yang banyak. Hal ini bisa dijadikan suatu landasan karena adanya kedisiplinan guru akan mengajak kepada siswa dalam penanaman proses belajar yang berhasil, selain itu juga akan dirasakan hasilnya dalam peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran.
Disiplin dalam arti ini berarti taat. Dan ketaatan adalah akar dari hubungan pengaruh guru atau kewajiban. Jadi guru yang mengalami kesulitan dalam masalah disiplin adalah guru yang kehilangan akan saling kepercayaan (Piet.A. Suhertian dan Frans Mataheru, 1981 : 306).
Kedisiplinan utama yang menjadi teladan dalam lembaga pendidikan adalah kedisiplinan kepala sekolah yang akan dijadikan contoh oleh bawahannya (guru-guru), sedang kedisiplinan guru adalah tauladan bagi siswa yang akan ditiru oleh siswa-siswanya. Dengan demikian kedisiplinan guru-guru sangat berarti terhadap peningkatan kualitas suatu sekolah.
Kedisiplinan guru adalah modal utama dalam mencapai keberhasilan mempengaruhi terhadap kedisiplinan siswa. Adapun ciri-ciri mengenai guru yang kurang baik dikemukakan oleh Wasty Soemanto (1980 : 220), yaitu : kurang memiliki rasa humor, mudah menjadi tidak sadar, menggunakan komentar-komentar yang melukai dan mengurangi rasa ego, kurang terintegrasi, cenderung bertindak otoriter dan biasanya kurang peka terhadap kebutuhan siswa-siswa mereka.
Posting Komentar untuk "Disiplin Kerja Guru"