2.1 Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara
sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya
(Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013:1).
Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu bahan ajar haruslah dirancang dan ditulis
dengan kaidah intruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran.
Bahan atau materi pembelajaran
pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik dan rinciannya
(Ruhimat, 2011:152).
Melihat penjelasan
di atas, dapat kita ketahui bahwa peran seorang guru dalam
merancang
ataupun menyusun bahan ajar sangatlah menentukan keberhasilan proses
belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memungkinkan
- Download Bahan Ajar Kurikulum 2013 untuk SMP Terlengkap
- Pengertian dan Tokoh Filsafat Hindu
- Rangkuman Filsafat Hindu
- Lulusan Filsafat Jadi Rebutan? Ini Lho Hebatnya Anak Filsafat
siswa dapat belajar secara mandiri dan dirancang
sesuai kurikulum yang berlaku. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam mengajarkan materi kepada
siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya.
2.1.1 Karakteristik Bahan Ajar
Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun perguruan
tinggi, contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan ajar, dan buku teks pelajaran. Jenis-jenis
buku tersebut tentunya digunakan untuk
mempermudah peserta didik untuk
memahami materi ajar
yang ada di dalamnya.
Sesuai dengan penulisan modul yang dikeluarkan oleh Direktorat Guruan Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional Tahun 2003, bahan ajar memiliki beberapa karakteristik,
yaitu self instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan user friendly (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013 : 2).
Pertama, self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan. Untuk memenuhi
karakter self instructional, maka di dalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir maupun tujuan antara. Selain itu, dengan bahan ajar akan memudahkan siswa belajar secara tuntas dengan memberikan materi
pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.
Kedua, self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh. Jadi
sebuah bahan ajar haruslah memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu buku secara utuh untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar tersebut.
Ketiga, stand
alone (berdiri sendiri)
yaitu bahan ajar yang dikembangkan
tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Artinya sebuah bahan ajar dapat digunakan
sendiri tanpa bergantung
dengan bahan ajar lain.
Keempat,
adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Bahan ajar harus memuat materi-materi
yang sekiranya dapat menambah pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman atau lebih khususnya perkembangan ilmu dan teknologi.
Kelima, user friendly yaitu setiap intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam
merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan.
Jadi bahan ajar selayaknya hadir untuk memudahkan pembaca untuk mendapat informasi dengan sejelas-jelasnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pembuatan bahan ajar yang mampu membuat siswa untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam proses pembelajaran sebagai berikut.
1.
Memberikan
contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran.
2. Memberikan kemungkinan
bagi siswa untuk memberikan umpan balik atau mengukur penguasaannya
terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya.
3. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks
tugas dan lingkungan siswa.
4. Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan dengan
bahan ajar ketika belajar secara mandiri.
2.1.2 Jenis- jenis Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak. Bahan ajar
cetak yang sering dijumpai
antara lain berupa handout, buku, modul, brosur, dan lembar kerja siswa. Di bawah ini akan diuraikan penjelasan terkait jenis-jenis bahan ajar.
a)
Handout
Handout adalah “segala sesuatu” yang diberikan
kepada peserta didik ketika
mengikuti kegiatan pembelajaran. Kemudian, ada juga yang yang mengartikan handout sebagai bahan tertulis
yang disiapkan untuk memperkaya pengetahuan
peserta didik (Prastowo dalam Lestari, 2011: 79). Guru dapat membuat handout dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan kompetensi
dasar yang akan dicapai oleh siswa. Saat ini handout dapat diperoleh melalui download internet atau menyadur dari berbagai buku dan sumber lainnya.
b) Buku
Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan
hasil analisis terhadap kurikulum
dalam bentuk tertulis. Buku disusun dengan menggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi buku,
dan daftar pustaka.
Buku akan sangat membantu guru dan siswa dalam
mendalami ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing
Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis (Prastowo
dalam Lestari,
2011: 79) yaitu sebagai berikut.
1. Buku sumber, yaitu buku yang
dapat dijadikan
rujukan, referensi, dan sumber untuk
kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.
2. Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi
untuk bahan bacaan saja, misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.
3. Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar
dalam melaksanakan proses pengajaran.
4. Buku bahan ajar atau buku teks, yaitu buku yang disusun
untuk proses pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkan.
c) Modul
Modul
merupakan bahan ajar yang
ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar
secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh karena itu, modul harus berisi
tentang petunjuk belajar,
kompetensi yang akan
dicapai, isi materi
pelajaran, informasi pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan
terhadap evaluasi. Dengan pemberian
modul, siswa dapat belajar mandiri tanpa harus dibantu oleh guru.
d) Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian
rupa sehingga siswa diharapkan
dapat materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapat materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan
materi. Selain itu siswa juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan dan pada saat yang bersamaan siswa diberikan materi serta tugas
yang berkaitan dengan materi tersebut.
e) Buku Ajar
Buku ajar adalah sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah-sekolah dan di
perguruan tinggi untuk menunjang
suatu program pengajaran dan pengertian
moderen dan yang umum dipahami.
f) Buku Teks
Buku teks juga dapat didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang
disusun oleh
para pakar dalam bidang itu buat maksud dan tujuan-tujuan
instruksional yang dilengkapi dengan sarana-sarana
pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah
dan perguruan
tinggi
sehingga dapat
menunjang
suatu program pengajaran
Bahan ajar noncetak meliputi bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disc audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disc dan film. Bahan ajar multimedia
interaktif (interactive teaching material) seperti CIA (Computer Assisted Intruction), compact disc (CD) multimedia pembelajaran
interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials) (Lestari, 2013: 6).
2.1.3 Fungsi Bahan Ajar
Secara
garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan
semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan subtansi kompetensi
yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Fungsi bahan ajar bagi siswa untuk menjadi pedoman dalam proses pembelajaran
dan
merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari.
Bahan ajar
juga
berfungsi sebagai
alat
evaluasi pencapaiana hasil pembelajaran.
Bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya mencakup petunjuk belajar, kompetensi
yang akan dicapai, isi pelajaran, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja,
evaluasi dan respon terhadap hasil evaluasi (Prastowo dalam Lestari, 2011: 2004).
Karakteristik
siswa yang berbeda berbagai latar belakangnya
akan sangat terbantu dengan adanya kehadiran bahan ajar, karena dapat dipelajari sesuai dengan kemampuan yang dimilki sekaligus sebagai alat evaluasi penguasaan hasil belajar
karena setiap hasil belajar dalam bahan ajar akan selalu dilengkapi dengan sebuah evaluasi guna mengukur penguasaan kompetensi.
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal, pembelajaran individual,
dan pembelajaran
kelompok
(Prastowo dalam
Lestari,
2011: 25- 26).
1.
Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:
a. Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran (dalam hal ini, siswa bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan
siswa dalam belajar).
b. Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
2.
Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain :
a. Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.
b. Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta
didik dalam memperoleh informasi.
c. Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.
3.
Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:
a. Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar
kelompok, dengan
cara
memberikan informasi tentang latar belakan materi, onformasi tentang peran
orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran kelompok, serta petunjuk
tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri.
b.
Sebagai
bahan pendukung
bahan belajar
utama,
dan apabila dirancang
sedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
2.2 Buku Ajar Sebagai Bagian dari Bahan Ajar
Pengertian buku ajar menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut.
Hall-Quest
dalam buku Tarigan mengatakan buku ajar adalah rekaman pemikiran
rasial yang disusun
buat maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional.
Bacon
mengemukakan
bahwa buku ajar adalah buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau ahli dalam bidang itu dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi.
Buckingham mengutarakan bahwa buku ajar adalah sarana belajar yang bisa
digunakan di sekolah-sekolah dan
di
perguruan tinggi
untuk
menunjang suatu
program pengajaran dan pengertian moderen dan yang umum dipahami.
Menurut Greene dan Petty, beberapa kegunaan buku ajar adalah sebagai berikut.
1. Mencerminkan
suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai
pengajaran serta mendemontrasikan
aplikasi dalam bahan pengajaran yang
disajikan.
2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject matter yang kaya, mudah
dibaca dan bervariasi, yang sesuai
dengan
minat
dan kebutuhan
para siswa, sebagai dasar bagi program-program
kegiatan yang disarankan di
mana
keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh pada kondisi yang menyerupai
kehidupan yang sebenarnya.
3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
keterampilan-keterampilan ekspresional.
4.
Menyajikan (bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya) metode-
metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa.
5.
Menyajikan fiksasi awal
yang perlu sekaligus juga
sebagai penunjang bagi latihan dan tugas praktis.
6.
Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.
2.2.1 Karakteristik Buku Ajar
Dalam buku Telaah Kurikulum
Bahasa Indonesia, menjelaskan kriteria buku ajar yang dianggap baik yang tediri atas delapan kriteria sebagai berikut.
1.
Organisasi dan Sistematika
Pengertian organisasi mengandung arti susunan (atau cara bersusun) sesuatu yang
terdiri atas komponen
atau topik dengan tujuan tertentu, sedangkan
sistematika mengandung arti kaidah atau aturan dalam buku ajar yang harus
diikuti. Sebuah buku ajar berisi berbagai informasi yang disusun sedemikian
rupa sehingga buku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi tujuan pembuatan buku ajar tersebut.
Organisasi
buku ajar sebaiknya memenuhi semua komponen
pembelajaran yang
dibuat secara terpadu
antara
pendekatan komunikatif dan
kontekstual (CTL).
Keterampilan
berbahasa dan bersastra, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan
menulis harus diurut
sesuai dengan tingkat kesulitan dan keterkaitan antara topik
yang satu dengan yang lainnya.
2.
Kesesuaian Isi dengan Kurikulum
Suharsimi Arikunto yang dikutip
Pupuh Fathurrohman mengatakan bahwa materi atau bahan pelajaran merupakan
unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai
oleh anak didik. Karena itu pula, guru khususnya, atau pengembangan kurikulum umumnya, harus memikirkan sejauh mana bahan-bahan atau topik yang tertera dalam
silabus berkaitan dengan kebutuhan peserta didik di masa depan.
3.
Kesesuaian Pengembangan Materi dengan Tema/Topik
Materi-materi pembelajaran dalam buku ajar dikembangkan oleh penulisnya dengan
memperhatikan
topik-topik pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum. Tujuan
pengembangan materi adalah agar materi-materi pembelajaran mudah dicerna oleh
pemakai
buku,
yaitu
siswa. Agar
pengembangan materi terarah dan memenuhi sasaran penulisan buku, maka pengembangan
materi harus didasarkan pada tema/topik. Dengan dasar pijak alur penyusunan tersebut, penilaian terhadap buku
ajar juga harus diarahkan pada kriteria sesuai tidaknya pengembangan materi dengan
tema/topik.
4.
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif siswa juga perlu dipertimbangan dalam penulisan dan
pemilihan buku ajar. Jadi, untuk dapat memanfaatkan materi-materi pembelajaran
yang menunjang kemampuan siswa, sebaiknya memilih materi yang memiliki tingkat kesulitan sedikit di atas rata-rata pada saat proses pembelajaran. Namun demikian,
variasi materi tetap diutamakan untuk menghindari kesulitan menangkap maksud yang ingin disampaikan atau sebaliknya menimbulkan kebosanan pada siswa.
5.
Pemakaian/Penggunaan Bahasa
Dalam kaitan dengan pemakaian
bahasa, buku ajar harus memenuhi kriteria
pemakaian Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mengikuti perkembangan
zaman. Perkembangan zaman dimaksud adalah perkembangan penggunaan Bahasa
Indonesia dalam buku ajar baik sebagai kutipan maupun bahasa tulis (pemakaian
Bahasa Indonesia saat ini). Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang
sesuai dengan kaidah-kaidah
Bahasa Indonesia dan situasi dan kondisi (konteks)
komunikasi.
6.
Keserasian Ilustrasi dengan Wacana/Teks Bacaan
Buku ajar harus selalu disertai dengan ilustrai atau gambar agar buku ajar menarik
bagi siswa. Di samping untuk tujuan menarik perhatian, ilustrasi atau gambar di dalam buku ajar juga mempunyai kegunaan lain, yaitu untuk mempermudah pemahaman dan untuk merangsang
pembelajaran secara
komunikatif. Supaya
kehadiran gambar di dalam buku ajar dapat berfungsi secara optimal, pemilihan
dan peletakan gambar harus disesuaikan dengan teks bacaan atau wacana.
Teks bacaan atau wacana harus berkaitan atau sejalan dengan ilustrasi atau gambar yang dicantumkan berkenaan dengan teks bacaan tersebut. Kaitan itu tidak cukup hanya dengan informasi-informasi
yang ada di dalam buku suatu teks bacaan
melainkan juga dengan gagasan-gagasan utama di dalam teks bacaan itu. Dengan demikian,
pemilihan dan pencantuman ilustrasi
juga akan dengan
sendirinya berkaitan dengan tujuan pembelajaran dan tema/topik yang telah ditetapkan.
7.
Segi Moral/Akhlak
Moral atau akhlak juga merupakan kriteria penilaian buku ajar. Buku ajar harus
mempertimbangkan segi
moral/akhlak. Hal ini penting
karena
bangsa
Indonesia
adalah bangsa yang sangat memelihara
kerukunan umat beragama, yang sangat
memperhatikan aspek-aspek moral dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.
Faktor-faktor aspek akhlak yang harus dipertimbangkan dalam penulisan buku ajar meliputi
pertama, sifat-sifat baik
seperti
kejujuran, sifat
amanah
(terpercaya),
keberanian, selalu menyampaikan hal-hal yang baik, kesopanan, ketaatan beribadah, persaudaraan,
kesetiakawanan, mencintai/mengasihi sesama makhluk,
berbakti
kepada orang tua, taat kepada pemimpin, dan sebagainya. Kedua, hendaknya dalam
buku ajar tidak mencantumkan sesuatu yang dapat membangkitkan
sifat-sifat buruk
seperti kecurangan, pengecut, ketidaksopanan, keingkaran, kemungkaran, kejahilan,
kekerasan, keberingasan, permusuhan,
kekejian, kemalasan, sering berbohong, dan sebagainya.
8.
Idiom Tabu Kedaerahan
Idiom adalah bahasa dan dialek yang khas menandai suatu bangsa/daerah,
suku, kelompok, dan lain-lain,
sedangkan tabu adalah sesuatu yang terlarang atau dianggap suci, tidak boleh diraba dan sebagai (pantangan atau larangan). Idiom tabu adalah
suatu bahasa atau dialek yang khas dimiliki oleh suatu daerah dan dianggap suci/baik serta tidak boleh dipermainkan.
Suatu idiom
dinyatakan tabu oleh suatu kebudayaan biasanya karena kebudayaan atau
masyarakat yang memiliki kebudayaan itu
mempunyai pengalaman yang tidak baik, sakral atau dapat menyinggung
perasaan orang lain. Akibat sesaat yang ditimbulkan
oleh penyebutan idiom-idiom tabu kedaerahan adalah rasa risih,
jijik, atau kesan tidak
sopan. Akibat yang lebih jauh dari penyebutan idiom-idiom tabu kedaerahan yang
berkali-kali
adalah rusaknya sistem nilai yang dianut oleh masyarakat
atau
kebudayaan.
Selain itu, unsur-unsur yang harus dihindari adalah instabilitas nasional termasuk
unsur-unsur
SARA. Perbedaan-perbedaan yang
ada di dalam masing-
masing suku, agama, ras, dan antargolongan seharusnya
tidak dipertajam. Lebih baik apabila menghindari atau menjauhinya.
2.3 Buku Teks Sebagai Salah Satu Bahan Ajar
Seperti
yang telah dijelaskan
di atas, bahwa salah
satu jenis
bahan ajar dapat
berbentuk buku teks. Buku teks atau buku pelajaran adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi
berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran dan perkembangan siswa
untuk diasimilasikan. Buku ini dapat dipakai sebagai sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. (Agustina, 2011: 10)
Buku teks
juga
dapat didefinisikan
sebagai buku
pelajaran
dalam
bidang
studi
tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu
buat maksud dan tujuan-tujuan instruksional yang dilengkapi dengan sarana-sarana
pengajaran
yang serasi
dan mudah dipahami
oleh para pemakainya di sekolah-
sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran
(Tarigan, 1986: 13).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa buku
teks adalah
buku pelajaran pada bidang studi
tertentu yang telah disusun sedemikian
rupa untuk menunjang proses belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum
yang berlaku.
2.3.1 Kriteria Buku Teks yang Baik
Berdasarkan pendapat Greene dan Petty terdapat 10 kriteria yang harus dipenuhi
untuk buku teks yang berkualitas, yaitu:
1) buku
teks harus menarik minat anak-anak.
Posting Komentar untuk "Bahan Ajar Bag: 1"