BAB II
C. Peran
Ulama dalam Membangun Peradapan Islam Masa Mendatang
Ulama secara harfiah adalah orang
yang berilmu, dalam membangun perdapan Islam masa mendatang, ulama memiliki
peran penting dan strategis. Diantaranya ulama sebagai Mursyid, Karena
mereka merupakan rangkaian transmisi penyambung kepada sang pemilik syariat,
Allah Ta’ala. Sebab, melalui mereka syariat Allah sampai kepada kita.
Ulama sebagai pilar kehidupan, ummat butuh
kepada ulama bukan hanya dalam urusan hubungan dengan Allah, tetapi dalam
urusan dengan sesama manusia pun perlu panduan wahyu melalui penjelasan para
ulama dan da’i. Bimbingan ulama juga dibutuhkan urusan jual beli, pernikahan,
etika bergaul dan berinteraksi dengan karib kerabat, tetangga, orang tua,
mendidik anak, dan urusan muamalat lainnya. Ketidak hadiran peran ulama dalam
masyarakat tidak hanya berdampak urusan Agama mereka, tapi berdampak pula pada
urusan keehidupan dunia mereka.
Ulama sebagai penjaga kesucian dan kemurnian
aqidah Islam, Para ulama juga merupakan benteng yang berfungsi melindungi
kemurnian dan kesucian Agama Islam. Dalam hal ini peran konkrit yang dapat
dimainkan para ulama dan da’i adalah menolak dan membantah berbagai syubhat
yang dilemparkan kalangan yang hendak merusak Islam melalui penyebaran paham
menyimpang.
Ulama sebagai penjaga sosial dari berbagai
penyakit sosial, Banyaknya ulama yang menyebarkan ilmu, nasehat, dan tadzkirah
di tengah-tengah masyarakat dapat mengurangi penyebaran berbagai penyakit
sosial dan kerusakan akhlaq di tengah-tengah masyarakat tersebut. Karena ilmu
menghilangkan kejahilan, sementara kejahilan merupakan sumber berbagai
penyimpangan. Dengan kehadiran mereka Dien benar-benar hadir sebagai
pembimbing.[1]
Ulama sebagai pemersatu umat, Dalam konteks ini
pula, ulama dan lembaga keulamaan sangat dibutuhkan perannya dalam membina dan
menuntun pengikut aliran sesat kembali ke jalan benar, memediasi islah
(perdamaian) diantara pihak-pihak yang berkonflik dan berselisih di kalangan
ummat. Jika reputasi dan otoritas ulama terpatri di hati setiap elemen ummat
dan mereka nampak kompak, bersatu, dan saling sinergi satu sama lain maka
dengan sendirinya ummat akan bersatu dibawah arahan mereka, sehingga
perselisihan dan perpecahan dapat dihindari atau diminimalisir.
Melihat beberapa peran ulam yang kami paparkan
di atas, peradapan Islam masa mendatang sangat tergantung dari upaya yang
dilakukan para ulama dalam menjawab tantangan perkembangan zaman.
Peran ulama yang sedemikian besar itu diemban
oleh para ulama tidak lain karena ulama adalah pewaris dari ajaran nabi (al
ulama’ warisatun anbiya). Sementara tugas ulama selain liyatafaqqahu fiddin,
mengggali, merumuskan dan mengembangkan pemikiran keagamaan, juga memiliki
tugas yang tidak kalah pentingnya dan bahkan sangat strategis yang berkaitan
dengan masalah sosial dan kebangsaaan yaitu tugas liyundziru qaumahum (membangun
masyarakat) yakni membentuk kepribadian.
Baca Bagian B - BAB II: Makalah Peradapan Islam Masa Mendatang (Realita Kehidupan Islam Indonesia
Dalam kaitan dengan masalah masyarakat, ulama
masa kini memiliki beberapa tugas, pertama adalah pembangunan mental-spiritual,
pembentukan kepribadian atau karakter masyarakat (character building).
Ini sangat penting agar lahir masyarakat yang memiliki sikap, memiliki
ketegasan, memiliki prinsip serta memiliki tanggung jawab baik terhadap Tuhan
dan terhadap sesama manusia dan terhadap bangsa dan Negara.
Karena itu para ulama memiliki tugas kedua
yaitu nation building (pembangunan bangsa). Dengan adanya pembantukan
karakter itulah pembangunan bangsa bisa dilaksanakan dan ini merupakan modal
dasar bagi state building (membangun Negara). Dengan nation building ini
maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani, karena memiliki
kepribadian nasional yang kokoh, sehingga bisa berdiri tegak sejajar dengan
bangsa-bangsa beradab yang lain.
Tugas ketiga adalah criticism buiding
(membangun sikap kritis), ini sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar.
Sebagaimana sering ditegaskan bahwa sikap ulama terhadap negara taat mutlak
bahwa negara harus dijaga dan dibela, tetapi terhadap pemerintah yang ada ulama
menerapkan prinsip amar ma’ruf nahi munkar. Sementara dalam melakukan
amar ma’ruf sendiri perlu menggunakan etika, ”Amar ma’ruf bil ma’ruf.” (Barangsiapa
mengajak kebaikan maka dengan cara yang baik pula).
Sikap kritis ulama dalam mendukung atau mengkritik pemerintah ini
didasari oleh pertimbangan etis, bukan oleh pertimbangan politis, karena itu
akan dilakukan terus walaupun ulama sudah banyak di partai politik dan ormas,
namun ulama memang memiliki tugas moral atau etis. Pun demikian dalam mencegah
kemunkaran (nahy munkar) dengan cara yang baik juga (nahy munkar bil
ma’ruf).
[1] Syamsuddin.
2019. Lima Fungsi dan Peran Strategis Ulama. https://wahdah.or.id/lima-fungsi-dan-peran-strategis-ulama/.
24 November 2019
Posting Komentar untuk " Makalah Peradapan Islam Masa Mendatang (C. Peran Ulama dalam Membangun Peradapan Islam Masa Mendatang)"