#Trend Google; Filsafat - Secara harfiah, istilah "filsafat" berarti, "cinta kebijaksanaan." Dalam arti luas, filsafat adalah kegiatan yang dilakukan orang ketika mereka berusaha memahami kebenaran mendasar tentang diri mereka sendiri, dunia tempat mereka tinggal, dan hubungan mereka dengan dunia dan satu sama lain. Filosofi disiplin akademis juga sama. Mereka yang belajar filsafat terus menerus bertanya, menjawab, dan berdebat untuk jawaban mereka terhadap pertanyaan paling mendasar dalam hidup. Untuk membuat pengejaran seperti itu, filsafat akademis yang lebih sistematis secara tradisional dibagi menjadi bidang studi utama.
Metafisika
Pada intinya studi tentang metafisika adalah studi tentang sifat realitas, apa yang ada di dunia, seperti apa, dan bagaimana ia diperintahkan. Dalam filsuf metafisika bergelut dengan pertanyaan seperti:
- Apakah ada Tuhan?
- Apa itu kebenaran?
- Apa itu seseorang? Apa yang membuat seseorang sama sepanjang waktu?
- Apakah dunia benar-benar terdiri dari materi?
- Apakah orang punya pikiran? Jika demikian, bagaimana pikiran berhubungan dengan tubuh?
- Apakah orang memiliki kehendak bebas?
- Apa itu untuk satu peristiwa menyebabkan yang lain?
Epistemologi
Epistemologi adalah ilmu yang mempelajari. Terutama berkaitan dengan apa yang bisa kita ketahui tentang dunia dan bagaimana kita bisa mengetahuinya. Pertanyaan-pertanyaan khas yang menjadi perhatian dalam epistemologi adalah:
- Apa itu pengetahuan?
- Apakah kita tahu apa-apa?
- Bagaimana kita tahu apa yang kita ketahui?
- Bisakah kita dibenarkan untuk mengaku mengetahui hal-hal tertentu?
Etika
Studi etika sering kali menyangkut apa yang harus kita lakukan dan apa yang sebaiknya dilakukan. Dalam berjuang dengan masalah ini, pertanyaan yang lebih besar tentang apa yang baik dan benar muncul. Jadi, ahli etika mencoba menjawab pertanyaan seperti:
- Apa yang baik? Apa yang membuat tindakan atau orang baik?
- Apa yang benar? Apa yang membuat tindakan itu benar?
- Apakah tujuan moralitas atau subjektif?
- Bagaimana saya harus memperlakukan orang lain?
Logika
Aspek penting lainnya dari studi filsafat adalah argumen atau alasan yang diberikan untuk jawaban orang atas pertanyaan-pertanyaan ini. Untuk tujuan ini, para filsuf menggunakan logika untuk mempelajari sifat dan struktur argumen. Ahli logika mengajukan pertanyaan seperti:
- Apa yang merupakan penalaran "baik" atau "buruk"?
- Bagaimana kita menentukan apakah suatu bagian penalaran yang diberikan itu baik atau buruk?
Sejarah Filsafat
Studi filsafat melibatkan tidak hanya membentuk jawaban sendiri atas pertanyaan-pertanyaan semacam itu, tetapi juga berusaha memahami cara orang menjawab pertanyaan semacam itu di masa lalu. Jadi, bagian penting dari filsafat adalah sejarahnya, sejarah jawaban dan argumen tentang pertanyaan-pertanyaan ini. Dalam mempelajari sejarah filsafat seseorang mengeksplorasi ide-ide tokoh-tokoh sejarah seperti:
Plato | Locke | Marx |
Aristoteles | Hume | Pabrik |
Aquinas | Kant | Wittgenstein |
Descartes | Nietzsche | Sartre |
Apa yang sering memotivasi studi filsafat bukan hanya jawaban atau argumen itu sendiri tetapi apakah argumennya bagus dan jawabannya benar. Selain itu, banyak pertanyaan dan masalah di berbagai bidang filsafat tumpang tindih dan dalam beberapa kasus bahkan menyatu. Dengan demikian, pertanyaan filosofis muncul di hampir setiap disiplin. Inilah sebabnya mengapa filsafat juga mencakup bidang-bidang seperti:
Filsafat Hukum | Filsafat Feminisme |
Filsafat Agama | Filsafat Ilmu |
Filsafat Pikiran | Filsafat Sastra |
Filsafat Politik | Filsafat Seni |
Filsafat Sejarah | Filsafat Bahasa |
Cabang-Cabang Filsafat (Reff: Plato Said)
Filsafat memiliki cabang-cabang yang berkembang sesuai dengan persoalan filsafat yang mana filsafat timbul karena adanya persoalan-peersoalan yang di hadapi oleh manusia. Setelah adanya persoalan-persoalan tersebut maka muncullah cabang-cabang filsafat. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Cabang Filsafat Epistemologi
(dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang safat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.
Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis.
Cabang Filsafat Estetika
adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Estetika berasal dari bahasa Yunani αἰσθητικός (aisthetikos, yang berarti “keindahan, sensitivitas, kesadaran, berkaitan dengan persepsi sensorik”), yang mana merupakan turunan dari αἰσθάνομαι (aisthanomai, yang berarti “saya melihat, meraba, merasakan”).Pertama kali digunakan oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan
Cabang Filsafat Etika
(Yunani Kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafatyang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan(studi penggunaan nilai-nilai etika)
Cabang Filsafat Agama
adalah filsafat yang membuat agama menjadi objek pemikirannya. Dalam hal ini, filsafat agama dibedakan dari beberapa ilmu yang juga mempelajari agama, seperti antropologi budaya, sosiologi agama dan psikologi agama. Kekhasan ilmu ilmu itu adalah bahwa mereka bersifat deskriptif
Cabang Filsafat Metafisika
adalah salah satu cabang Filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai penyebab segala sesuatu sehingga hal tetrtentu menjadi ada.
Sebenarnya disiplin filsafat metafisika telah di mulai semenjak zaman Yunani kuo. Mulai dari filosof-filosof alam sampai Aristoteles (284-322 SM). Aristoteles sendiri tidak pernah memakai istilah metafisika. Aristoteles menyebut sesuatu yang mengkaji hal-hal yang sifatnya diluar fisika sebagai filsafat pertama (prote philosophia) untuk membedakannya dengan filsafat kedua yaitu disiplin yang mengkaji hal-hal yang bersifat fisika.
Metafisika berasal dari bahasa yunani ta meta ta physica yang artinya “yang datang setelah fisika”
Metafisika sering disebut sebagai disiplin filsafat yang terumit dan memerlukan daya abstraksi sangat tinggi (ibarat seorang mahasiswa untuk mempelajarinya menghabiskan beribu-ribu ton beras), ber-metafisika membutuhkan enersi intelektual yang sangat besar sehingga membuat tidak semua orang berminat menekuninya.
Cabang Filsafat Pendidikan
merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan adalah dengan menganalisa secara kritis struktur dan manfaat pendidikan. Filsafat pendidikan berupaya untuk memikirkan permasalahan pendidikan. Salah satu yang dikritisi secara konkret adalah relasi antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Salah satu yang sering dibicakan dewasa ini adalah pendidikan yang menyentuk aspek pengalaman. Filsafat pendidikan berusaha menjawab pertanyaan mengenai kebijakan pendidikan, sumber daya manusia, teori kurikulum dan pembelajaran serta aspek-aspek pendidikan yang lain.
Cabang Filsafat Ilmu
dibedakan menjadi 2, yaitu:
Ilmu alam adalah filsafat yang berusaha untuk menjelaskan kejadian alam, sifat sifatnya dan hukum hukumnya secara teoritis dan menyeluruh. Pada masa lalu filsafat alam tidak dapat dipisahkan dengan ilmu ilmu eksakta. Filsafat alam adalah ilmu ilmu eksakta itu sendiri bagi orang Yunani atau dia adalah ilmu alam yang menjadi lawan dari etika, metafisika, dan estetika. Pada masa itu filsafat alam mencakup isi buku buku yang dikarang oleh aristoteles yang membahas tentang kehidupan dengan berbagai bentuknya, ada juga yang membahas tentang kejadian benda dan kehancurannya, ada juga yang memuat studi ilmiah tentang binatang. Selain itu filsafat alam juga mencakup holyzoisme, yaitu teori yang memandang bahwa alam semesta adalah sesuatu yang hidup dan berakal.
Ilmu sosial merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana upaya untukmencari sebuah kebenaran dengan menggunakan akal budi mengenai hakekat ilmu sosial, sebab sebab munculnya, asal usul ilmu dengan cara cara yang sistematis, koheren dengan metode tertentu. Yang mana dalam sebuah ilmu itu terdapat permasalahan – permasalaan yang harus dicari kebenarannya. Salah satu pembahasan dalam ilmu sosiologi ada yang disebut dengan perilaku sosial dimana dapat dikupas dengan cara pandang filsafat ilmu sosial. Dalam sebuah masyarakatperilaku sosial sudah mendarah daging dan bahkan perilaku tersebut ialah warisan turun temurun dari nenek moyang, namun kebenaran dari perilaku tersebut masih ada yang diragukan sehingga perlu dicari kebenarannya yang sesuai dengan akal budi
Cabang Filsafat Hukum
adalah cabang filsafat yang membicarakan apa hakekat hukum itu, apa tujuannya, mengapa dia ada dan mengapa orang harus tunduk kepada hukum. Disamping menjawab pertanyaan masalah-masalah umum abstrak tersebut, filsafat hukum juga membahas soal-soal kongkret mengenai hubungan antara hukum dan moral (etika) dan masalah keabsahan berbagai macam lembaga hukum. Kajian tentang filsafat hukum merupakan studi yang sifatnya mendasar dan komprehensif dalam ilmu hukum.
Hal ini karena filsafat hukum merupakan landasan bagi hukum positif yang berlaku di suatu negara, demikian halnya dalam pengaturan HAM. Landasan filsafat negara sangat menentukan bagaimana pola pengaturan HAM di negara yang bersangkutan, apakah negara itu berpaham liberalis, sosialis maupun Pancasialis. Pancasila sebagai philosophische gronslag bangsa Indonesia merupakan dasar dari filsafat hukum Pancasila yang selanjutnya menjadi dasar dari hukum dan praktek hukum di Indonesia. perenungan dan perumusan nilai-nilai filsafat hukum juga mencakup penyerasian nilai-nilai, misalnya penyerasian antara ketertiban dengan ketentraman, antara kebendaan dengan keakhlakan, dan antara kelanggengan dengan konservatisme dengan pembaharuan (purnadi purbacaraka&soerjono soekanto 1979:11).
Cabang Filsafat Matematika
adalah cabang dari filsafat yang mengkaji anggapan-anggapan filsafat, dasar-dasar, dan dampak-dampak matematika. Tujuan dari filsafat matematika adalah untuk memberikan rekaman sifat dan metodologi matematika dan untuk memahami kedudukan matematika di dalam kehidupan manusia. Sifat logis dan terstruktur dari matematika itu sendiri membuat pengkajian ini meluas dan unik di antara mitra-mitra bahasan filsafat lainnya.
Tema-tema yang sering diperbincangkan di antaranya:
Apakah sumber pokok bahasan matematika?
Apakah status ontologisdari entitas-entitas matematika?
Apakah yang dimaksud dengan objek matematika?
Apakah sifat/karakter dari proposisi matematika?
Apakah kaitan antara logikadan matematika?
Cabang Filsafat Sejarah
merujuk pada aspek teoritis sejarah dalam dua pengertian. Sudah menjadi kebiasaan untuk membedakan filsafat kritis sejarah dengan filsafat spekulatif sejarah. Filsafat kritis sejarah adalah aspek “teori” dari disiplin ilmu sejarah akademis, dan berkaitan dengan permasalahan seperti asal-usul bukti sejarah, sejauh mana objektivitasdapat dilakukan, dan sebagainya. Filsafat spekulatif sejarah adalah bidang filsafat tentang signifikansi hasil, jika ada, dari sejarah manusia. Lebih lanjut, teori ini berspekulasi mengenai kemungkinan akhir teologis terhadap perkembangannya-yaitu, mempertanyakan apakah ada prinsip-prinsip desain, tujuan, atau petunjuk; atau finalitas dalam proses sejarah manusia. Bagian dari Marxisme, misalnya, merupakan filsafat spekulatif sejarah. Contoh lainnya adalah “historiosofi”, istilah yang dikenalkan pada 1838 oleh August Cieszkowski untuk menjelaskan pemahamannya atas sejarah. Meski terdapat beberapa tumpang tindih, keduanya biasanya dapat dibedakan; sejarawan profesional modern cenderung skeptis mengenai filsafat spekulatif sejarah.
Cabang Filsafat Politik
adalah cabang ilmu dari filsafat yang mempelajari tema-tema seperti politik, kebebasan, keadilan, hak milik, hak, hukum, pemerintahan, dan penegakan hukum oleh otoritas. Beberapa pertanyaan utama dalam ilmu filsafat politik antara lain adalah; apa yang melegitimasi otoritas suatu pemerintahan, hak-hak dan kebebasan apa saja yang dimiliki warga negara dan harus dilindungi oleh pemerintah, dan apa saja tugas warga negara dalam pemerintahan. Beberapa filsuf dalam bidang filsafat politik yang penting pada era modern adalah Thomas Hobbes, Machiavelli, John Locke, Jean-Jacques Rousseau, John Rawls, Jurgen Habermas.
Cabang Filsafat Epistemologi
(dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang safat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.
Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis.
Cabang Filsafat Estetika
adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Estetika berasal dari bahasa Yunani αἰσθητικός (aisthetikos, yang berarti “keindahan, sensitivitas, kesadaran, berkaitan dengan persepsi sensorik”), yang mana merupakan turunan dari αἰσθάνομαι (aisthanomai, yang berarti “saya melihat, meraba, merasakan”).Pertama kali digunakan oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan
Cabang Filsafat Etika
(Yunani Kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafatyang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan(studi penggunaan nilai-nilai etika)
Cabang Filsafat Agama
adalah filsafat yang membuat agama menjadi objek pemikirannya. Dalam hal ini, filsafat agama dibedakan dari beberapa ilmu yang juga mempelajari agama, seperti antropologi budaya, sosiologi agama dan psikologi agama. Kekhasan ilmu ilmu itu adalah bahwa mereka bersifat deskriptif
Cabang Filsafat Metafisika
adalah salah satu cabang Filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai penyebab segala sesuatu sehingga hal tetrtentu menjadi ada.
Sebenarnya disiplin filsafat metafisika telah di mulai semenjak zaman Yunani kuo. Mulai dari filosof-filosof alam sampai Aristoteles (284-322 SM). Aristoteles sendiri tidak pernah memakai istilah metafisika. Aristoteles menyebut sesuatu yang mengkaji hal-hal yang sifatnya diluar fisika sebagai filsafat pertama (prote philosophia) untuk membedakannya dengan filsafat kedua yaitu disiplin yang mengkaji hal-hal yang bersifat fisika.
Metafisika berasal dari bahasa yunani ta meta ta physica yang artinya “yang datang setelah fisika”
Metafisika sering disebut sebagai disiplin filsafat yang terumit dan memerlukan daya abstraksi sangat tinggi (ibarat seorang mahasiswa untuk mempelajarinya menghabiskan beribu-ribu ton beras), ber-metafisika membutuhkan enersi intelektual yang sangat besar sehingga membuat tidak semua orang berminat menekuninya.
Cabang Filsafat Pendidikan
merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan adalah dengan menganalisa secara kritis struktur dan manfaat pendidikan. Filsafat pendidikan berupaya untuk memikirkan permasalahan pendidikan. Salah satu yang dikritisi secara konkret adalah relasi antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Salah satu yang sering dibicakan dewasa ini adalah pendidikan yang menyentuk aspek pengalaman. Filsafat pendidikan berusaha menjawab pertanyaan mengenai kebijakan pendidikan, sumber daya manusia, teori kurikulum dan pembelajaran serta aspek-aspek pendidikan yang lain.
Cabang Filsafat Ilmu
dibedakan menjadi 2, yaitu:
Ilmu alam adalah filsafat yang berusaha untuk menjelaskan kejadian alam, sifat sifatnya dan hukum hukumnya secara teoritis dan menyeluruh. Pada masa lalu filsafat alam tidak dapat dipisahkan dengan ilmu ilmu eksakta. Filsafat alam adalah ilmu ilmu eksakta itu sendiri bagi orang Yunani atau dia adalah ilmu alam yang menjadi lawan dari etika, metafisika, dan estetika. Pada masa itu filsafat alam mencakup isi buku buku yang dikarang oleh aristoteles yang membahas tentang kehidupan dengan berbagai bentuknya, ada juga yang membahas tentang kejadian benda dan kehancurannya, ada juga yang memuat studi ilmiah tentang binatang. Selain itu filsafat alam juga mencakup holyzoisme, yaitu teori yang memandang bahwa alam semesta adalah sesuatu yang hidup dan berakal.
Ilmu sosial merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana upaya untukmencari sebuah kebenaran dengan menggunakan akal budi mengenai hakekat ilmu sosial, sebab sebab munculnya, asal usul ilmu dengan cara cara yang sistematis, koheren dengan metode tertentu. Yang mana dalam sebuah ilmu itu terdapat permasalahan – permasalaan yang harus dicari kebenarannya. Salah satu pembahasan dalam ilmu sosiologi ada yang disebut dengan perilaku sosial dimana dapat dikupas dengan cara pandang filsafat ilmu sosial. Dalam sebuah masyarakatperilaku sosial sudah mendarah daging dan bahkan perilaku tersebut ialah warisan turun temurun dari nenek moyang, namun kebenaran dari perilaku tersebut masih ada yang diragukan sehingga perlu dicari kebenarannya yang sesuai dengan akal budi
Cabang Filsafat Hukum
adalah cabang filsafat yang membicarakan apa hakekat hukum itu, apa tujuannya, mengapa dia ada dan mengapa orang harus tunduk kepada hukum. Disamping menjawab pertanyaan masalah-masalah umum abstrak tersebut, filsafat hukum juga membahas soal-soal kongkret mengenai hubungan antara hukum dan moral (etika) dan masalah keabsahan berbagai macam lembaga hukum. Kajian tentang filsafat hukum merupakan studi yang sifatnya mendasar dan komprehensif dalam ilmu hukum.
Hal ini karena filsafat hukum merupakan landasan bagi hukum positif yang berlaku di suatu negara, demikian halnya dalam pengaturan HAM. Landasan filsafat negara sangat menentukan bagaimana pola pengaturan HAM di negara yang bersangkutan, apakah negara itu berpaham liberalis, sosialis maupun Pancasialis. Pancasila sebagai philosophische gronslag bangsa Indonesia merupakan dasar dari filsafat hukum Pancasila yang selanjutnya menjadi dasar dari hukum dan praktek hukum di Indonesia. perenungan dan perumusan nilai-nilai filsafat hukum juga mencakup penyerasian nilai-nilai, misalnya penyerasian antara ketertiban dengan ketentraman, antara kebendaan dengan keakhlakan, dan antara kelanggengan dengan konservatisme dengan pembaharuan (purnadi purbacaraka&soerjono soekanto 1979:11).
Cabang Filsafat Matematika
adalah cabang dari filsafat yang mengkaji anggapan-anggapan filsafat, dasar-dasar, dan dampak-dampak matematika. Tujuan dari filsafat matematika adalah untuk memberikan rekaman sifat dan metodologi matematika dan untuk memahami kedudukan matematika di dalam kehidupan manusia. Sifat logis dan terstruktur dari matematika itu sendiri membuat pengkajian ini meluas dan unik di antara mitra-mitra bahasan filsafat lainnya.
Tema-tema yang sering diperbincangkan di antaranya:
Apakah sumber pokok bahasan matematika?
Apakah status ontologisdari entitas-entitas matematika?
Apakah yang dimaksud dengan objek matematika?
Apakah sifat/karakter dari proposisi matematika?
Apakah kaitan antara logikadan matematika?
Cabang Filsafat Sejarah
merujuk pada aspek teoritis sejarah dalam dua pengertian. Sudah menjadi kebiasaan untuk membedakan filsafat kritis sejarah dengan filsafat spekulatif sejarah. Filsafat kritis sejarah adalah aspek “teori” dari disiplin ilmu sejarah akademis, dan berkaitan dengan permasalahan seperti asal-usul bukti sejarah, sejauh mana objektivitasdapat dilakukan, dan sebagainya. Filsafat spekulatif sejarah adalah bidang filsafat tentang signifikansi hasil, jika ada, dari sejarah manusia. Lebih lanjut, teori ini berspekulasi mengenai kemungkinan akhir teologis terhadap perkembangannya-yaitu, mempertanyakan apakah ada prinsip-prinsip desain, tujuan, atau petunjuk; atau finalitas dalam proses sejarah manusia. Bagian dari Marxisme, misalnya, merupakan filsafat spekulatif sejarah. Contoh lainnya adalah “historiosofi”, istilah yang dikenalkan pada 1838 oleh August Cieszkowski untuk menjelaskan pemahamannya atas sejarah. Meski terdapat beberapa tumpang tindih, keduanya biasanya dapat dibedakan; sejarawan profesional modern cenderung skeptis mengenai filsafat spekulatif sejarah.
Cabang Filsafat Politik
adalah cabang ilmu dari filsafat yang mempelajari tema-tema seperti politik, kebebasan, keadilan, hak milik, hak, hukum, pemerintahan, dan penegakan hukum oleh otoritas. Beberapa pertanyaan utama dalam ilmu filsafat politik antara lain adalah; apa yang melegitimasi otoritas suatu pemerintahan, hak-hak dan kebebasan apa saja yang dimiliki warga negara dan harus dilindungi oleh pemerintah, dan apa saja tugas warga negara dalam pemerintahan. Beberapa filsuf dalam bidang filsafat politik yang penting pada era modern adalah Thomas Hobbes, Machiavelli, John Locke, Jean-Jacques Rousseau, John Rawls, Jurgen Habermas.
Cabang Filsafat Pancasila
Pancasila , juga dieja Pantjasila , English Five Principles , theFilosofi negara Indonesia , dirumuskan oleh pemimpin nasionalis IndonesiaSukarno . Ini pertama kali diartikulasikan pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sebuah pidato yang disampaikan oleh Soekarno kepada panitia persiapan untuk Indonesia yang merdeka, yang disponsori oleh Jepang selama mereka Perang Dunia II pendudukan. Soekarno berpendapat bahwa masa depan negara Indonesia harus didasarkan pada Lima Prinsip: nasionalisme Indonesia; internasionalisme, atau humanisme; persetujuan, atau demokrasi; kemakmuran sosial; dan percaya pada satu Tuhan. Pernyataan itu tidak diterima dengan baik oleh pihak berwenang Jepang, tetapi persiapan kemerdekaan untuk Indonesia dilanjutkan. Sebelum kemerdekaan Indonesia diumumkan, bagaimanapun, Jepang telah menyerah dan Inggris telah mengambil alih negara.
Lima Prinsip telah menjadi cetak biru bangsa Indonesia. Dalam konstitusi Republik Indonesia yang disahkan pada tahun 1945, Lima Asas tercantum dalam urutan yang sedikit berbeda dan dalam kata-kata yang berbeda: keyakinan pada satu Tuhan, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, demokrasi di bawah bimbingan bijaksana dari konsultasi perwakilan, dan keadilan sosial untuk semua orang Indonesia.
Lima Prinsip telah menjadi cetak biru bangsa Indonesia. Dalam konstitusi Republik Indonesia yang disahkan pada tahun 1945, Lima Asas tercantum dalam urutan yang sedikit berbeda dan dalam kata-kata yang berbeda: keyakinan pada satu Tuhan, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, demokrasi di bawah bimbingan bijaksana dari konsultasi perwakilan, dan keadilan sosial untuk semua orang Indonesia.
Posting Komentar untuk "Pengertian Filsafat dan Cabang Filsafat"